Selasa, 26 Maret 2013

NIL MAIZAR, NAFAS SEMEN PADANG

Itulah judul tabloid GO (salah satu anak usaha Bakrie Group) pada dekade 1990an yang mengenalkanku pada sosok Nil Maizar.  Center Back sekaligus Kapten Tim Semen Padang, salah satu kontestan Liga Indonesia I 1994-1995 yang saat itu baru baru meleburkan kompetisi galatama dan divisi utama perserikatan.  Kualitas Uda Nil tercermin dari judul tabloid tersebut, seorang sosok yang matang baik dari segi teknis, pengalaman dan mentalitas kepemimpinan.
Sebuah siklus yang normal manakala seorang pemain sepakbola selepas gantung sepatu ia berkiprah di dunia ke pelatihan.  Banyak pelatih sepakbola top saat ini yang mempunyai sejarah cemerlang sebagai pemain sepakbola.  Begitu juga dengan Nil Maizar, Karir kepelatihannya di Semen Padang begitu berkarakter sebagaimana karakter dia sewaktu masih aktif bermain bola.
Tulisan ini tidak bertendensi untuk memihak kepada salah satu pihak yang berkepentingan di PSSI, saya hanya menulis nilai-nilai luhur olahraga yang diekspresikan baik berupa perbuatan maupun komentar-komentar seorang Nil Maizar.   Dia dipercaya menjadi seorang pelatih Tim Nasional pada saat silang sengkarut sengketa di PSSI begitu akut.  Bukan waktu yang salah, tapi tantangan yang beliau hadapi sangat besar.  Keterbatasan memilih pemain, dana yang kurang memadai, dukungan masyarakat bola yang terpecah dan lain-lain.  Tapi ini tidak membuat Nil Maizar gusar, apalagi surut kebelakang.  Dengan segala keterbatasan,  leadership skill yang mumpuni ia tunjukkan dengan kerja keras di lapangan.  Kemenangan atas Singapura di AFF Cup kemarin bagi saya merupakan prestasi beliau.   Kemenangan yang tidak bisa dilakukan oleh pendahulunya, setidaknya dalam 12 tahun terakhir.  Tidak pernah menyalahkan pemain ditengah caci maki mereka yang membenci. Komentar-komentar Nil Maizar bagi saya cukup menyejukkan dan membangun.  Kehilangan jabatan sebagai pelatih Tim Nasional juga tidak membuat kehilangan kesantunan dan respect, ia mendukung pelatih yang ditunjuk dan mengapresiasi apa yang telah ditunjukkan Timnas ketika melawan Saudi Arabia.
Terus berdedikasi dan rendah hati Uda Nil Maizar!saya banyak belajar dari anda!kita harus percaya bahwa kalau kita memang butiran emas, dimana pun kita berada akan tetap sebagai emas!

Tidak ada komentar:

Puasa

Sebentar lagi memasuki Bulan Ramadhan, 14 hari lagi InsyaAlloh.  Tidak terasa, Baru kemarin merayakan lebaran.... Kalimat yang hampir sama k...