Sampai jualah masa itu Ya, sebuah hari pentasbihan menjadi sesuatu di bawah kasta tertinggi walau tersisa tanya sejumput keraguan akan tanggung jawab dan penghilangan keakuan diploma level tiga sarjana level satu saksi perjalanan intelektual masa indah di perbatasan Jakarta Depok ku rengkuh semua diantara ada dan tiada kaki yang hampir lelah baju yang mulai robek perut yang selalu berontak peluh yang tak kuasa kubendung dan mata yang terjaga tapi aku pantang mengeluarkan air mata kecuali untuk Tuhan tercinta! Bermuara di sabuga sebelas april dua ribu empat belas (walau aku masih punya mimpi ini bukan pelabuhan intelektualku yang terakhir)