Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Ciamis-Jakarta in Picture!

Stasiun Ciamis, Petualangan Bermula! (Ekspedisi Lampung II)

Stasiun Ciamis +199 adalah Stasiun Kecil. Arti +199 belum lama kupahami. +199 artinya Stasiun Ciamis berada 199 meter di atas permukaan laut. Dulu waktu masih sering menggunakan KRL bingung dengan angka itu. Misal Stasiun UI +13, apakah panjang stasiunnya lebih 13 meter dari panjang normal atau apalah....heheheh. Tidak semua Kereta Api berhenti di Stasiun Ciamis. Untuk KA Ekonomi  hanya Serayu (Purwokerto-Jakarta), Kahuripan (Bandung-Kediri) dan Pasundan  (Bandung-Surabaya) sementera untuk KA Bisnis hanya  KA Mutiara Selatan (Bandung-Surabaya). Squadra SS di depan Stasiun Ciamis (Ekspedisi Cilacap) Kamis, 13 Agustus 2015 muhibah menuju Lampung dimulai. Alhamdulillah atasan memberikanku ijin dua hari. Sebenarnya ingin menikmati perjalanan dengan Bus Budiman tapi akhirnya kuputuskan untuk naik KA Serayu Pagi (Purwokerto - Senen). Mas Annas rekan saya dari Cilacap akan naik KA Bogowonto, kami sepakat untuk bertemu di Stasiun Jatinegara selanjutnya naik Commuter Line ke kediam

Sadang Serang Nomor 26, Sebuah Starting Point (Ekspedisi Lampung 1)

Squadra SS (Kang Dedi yg Motret) Akhirnya apa yang direncanakan dulu bersama kawan-kawan tiba juga waktunya. Dulu kami (Mahasiswa S2-CIO  : Kurniawan Budi S, Dedi Z.A, Septafiansyah DP, Annas WP, Apriandi dan saya) berencana kalau Septa menikah kita akan ke Lampung, menghadiri pernikahannya sekaligus reuni kecil-kecilan di Lampung. Mengenang masa-masa indah dalam "tekanan" selama menempuh program S2 Informatika opsi Chief Information Officer di ITB.  Kebersamaan itulah yang membuat kami kuat menghadapi tekanan. Di tengah tekanan dan kecemasan kami masih bisa menikmati hangatnya dinamika persahabatan....saling berbagi cerita...saling bully...saling bantu! Dua tahun di salah satu kos-kosan di seberang Terminal Sadang Serang terasa tidak begitu lama. Kami bersama di tengah keragaman karakter dan kebiasaan. Sesuatu yang akan selalu kami kenang! Secara pribadi aku bertekad bahwa wisuda sebagai penasbihan kami selesai menempuh pendidikan tidak akan menyelesaikan persah

Telepon Umum

Kelas satu SMA adalah pertama kali menggunakan telepon umum (whahahaha betapa ndesonya aku).  Maka tak heran ketika praktek menelepon pas pelajaran Bahasa Indonesia aku terlihat gugup dan aneh!tahun 1993 plus kendesoan-ku akses komunikasi memang belum seperti sekarang. Telepon Rumah (fixed line) saat itu adalah barang mewah nan prestisius!sesuatu yang baru aku miliki 20 tahun kemudian, itupun ketika telepon rumah sudah tidak pada kasta  seperti dua dekade sebelumnya! sekarang telepon rumah sedang dalam perjalanan menuju keantikan! 

Sebuah Perjanjian yang Agung (Mitsaqon Ghalizho)...

Pas lihat tanggal ngeblog terakhir yakni 7 Agustus 2015 aku terhenyak! Ya hari ini delapan tahun yang lalu kami menikah! kami hampir melupakan salah satu saat istimewa dalam hidup!ketika sebuah perjanjian yang agung diucapkan! sebuah akad pertikahan dengan my lovely. ..Ima Siti Rohimah! Wanita istimewa yang ridha untuk menjalani hidup bersama dalam sebuah ikatan sakral! Hidup bersama dengan segala keakuanku, lebih dan kurangku...Mudah-mudahan foto itu selalu menjadi pengingat kita akan awal kebersamaan.... 07/08/2007 - 07/08/2015....Sewindu yang menakjubkan! bersama meraih mimpi, memberi arti dan mensyukuri hidup dan kehidupan. Kita bertekad untuk selalu bersama dalam berbagai situasi! Kita akan selalu bersama untuk sebuah cita-cita yang luhur! Bersama-sama menggapai jannah-Nya...waktu telah memberi kita pengertian bahwa sejatinya hidup ini fana. Mudah-mudahan waktu jua yang akan membawa kita pada maqom...bahwa tawa dan tangis tiada beda! Kesejatian yang hakiki adalah nanti, mari

Trend Ornamen Agustusan!

Sekarang di kawasan Cihaurbeuti Ciamis trend ornamen agustusan adalah plastik yang diisi air warna-warni. Lalu diikatkan di ranting bambu! (seperti foto di atas). Dulu pernah trend ornamen bekas air minum kemasan! Lain daerah lain cara bereskpresi.... Tidak usah dipikir berat, dicari jawaban filosofis"mengapa".... Bagi kebanyakan masyarakat kita hidup sudah terlalu lelah!apalagi untuk berfikir di tataran filosofis. Untuk masyarakat kebanyakan, kerja ya kerja...tanpa slogan dan pekikan, tanpa update status, iklan dan pengumunan! Ga kerja ya ga makan! Hitungan hidup mereka day to day ! Boro-boro menumpuk harta dan kuasa! Sebagian dari kita tak sempat lagi untuk mencari tahu makna yang mendalam dari sebuah kata "merdeka" ....ada kondisi dimana kita lebih baik tidak tahu lebih dalam! Sebab bagi yang tidak bisa membunuh acuh! Tahu dan mengerti terkadang menyiksa diri! Ah nikmati saja Agustusan sebagai sebuah warna-warni! Ritual tahunan

Kisah Seorang Perapal Do'a

Persisnya dia tidak tahu kapan pertama dipercaya merapal do'a. Seingatnya moment Pemilihan Ketua BEM Jurusan ia mulai naik panggung untuk berdo'a!dan do'a Rabithah-lah yang ia panjatkan. itu doa yang agak panjang kedua yang dia hapal, setelah do'a selamat. Tampil berdo'a pada sebuah acara pendidikan dan pelatihan sepertinya awal mula ia dikenal sebagai perapal do'a. Mulanya ia hanya sekedar ingin memberi peran. tapi entahlah...jadi keterusan! akhirnya diterima sebagai sebuah kenyataan dan ladang untuk sedikit beramal. walau terkadang jadi ajang pertarungan keikhlasan dan pengharapan. terkadang ia juga introspeksi dan bersedih sebab ia yakin banyak diantara hadirin yang lebih berhak untuk mengimami sebuah permohonan. dengan penuh kesadaran ia merasa masih berkubang khilaf berlumur keliru dan berlimpah salah tapi ia berharap diantara hadirin ada yang sedang istimewa di hadapan Alloh pengaminannya mampu menjadi wasilah pemakbulan!

Aku, NU dan Ayahku

#menyimak hiruk pikuk muktamar NU Sejak kecil aku suka politik tidak tahu mengapa! mungkin karena ayah dulu pernah berkecimpung dlm politik walaupun hanya sebatas level desa dan kecamatan. Sehingga tidak heran ada DNA yang sama. Ketika beliau masih ada, momen sehabis dzikir shalat maghrib di mushola begitu aku tunggu. saat itulah pendidikan politik dan transfer budaya politik berlangsung. melalui cerita pengalamannya dulu menegakkan politik yang berasaskan Islam. beliau adalah orang yang pertama mengibarkan bendera Masyumi di kampung kami. pasca dilarang oleh Presiden Soekarno beliau berkiprah di NU. Akfititas di Masyumi bisa dipahami karena beliau menghirup nafas pendidikan Muhammadiyah!Lulus dari SMP Muhammadiyah Tasikmalaya pada tahun 1955. Sesuatu yang monumental pada saat itu. Cerita selanjutnya adalah tentang elan perjuangan! kompetisi yang sengit dengan "rival politik", PNI dan PKI sebagai pentolan Ansor di kampung, beliau merasakan sendiri bagaimana sengi

Perdjoeangan Hidoep...(2)

Honda Grand Tahun 1996 Sekitar tahun 1994 atau 1993 melihat motor Honda Grand baru punya teman. Terpesona. Tapi tak kuasa untuk memaksa orang tua. Kupendam rapat di ruang hati yang berisi daftar cita-cita. Akhirnya kolaborasi tabungan pribadi dan tertendangnya sebuah properti di awal tahun 2004 sebuah Honda Grand bekas keluaran tahun 1996 resmi kumiliki. Kurun waktu 2003 sampai awal 2005 merupakan masa krusial dalam perjalanan hidup. Perjuangan menamatkan S1, ayah sakit dan kemudian meninggal, 7 bulan menjadi lead surveyor di PT Surveyor Indonesia (terima kasih banget buat Muhamad Dian Revindo), menjadi politikus lokal, dan tanpa aktifitas yang secara signifikan secara ekonomis. Betul-betul sebuah fase hidup yang penuh hikmah. Honda Grand itu sampai sekarang masih setia menemani aktifitasku. Ia adalah salah satu legenda hidup. Saksi disaat suka dan duka. 

Rantang Misteri

Rantang yang antik. tampilannya secara fisik kurang menarik. Sehingga ketika acara makan bersama pasca Shalat Ied (Di daerahku Karacak, Cigembor, Ciamis ada tradisi khas Selepas Shalat Idul Fitri dan Bermusafahah dilanjutkan dengan acara makan bersama di lingkungan Mesjid) Sang Rantang cenderung dihindari!underestimate!berharap rantang itu bukan bagian kita.  Pada setiap hari Raya Idul Fitri tiap rumah membawa rantang berisi nasi dan lauk-pauknya dan dikumpulkan di rumah samping mesjid. Setelah selesai shalat dan bermusafahah rantang-rantang itu dibagikan ke tiap kumpulan jamaah secara acak.  Tiap orang berharap rantang dihadapannya berisi menu istimewa. Entah kapan budaya ini dimulai. Kearifan lokal ini terus berlanjut dan menjadi sarana meningkatkan budaya di lingkungan yang hanya terdiri dari dua Rukun Tetangga ini.