Langsung ke konten utama

Selamat Memimpin!

Walau belum final benar tapi siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam beberapa Pemilihan Kepala Daerah sudah dapat diraba melalui hasil hitung cepat dan perhitungan internal. sebenarnya saya kurang suka terminologi menang kalah! Sebab bangsa ini masih sensitif dengan istilah menang dan kalah. Mayoritas bangsa ini masih menganggap menang adalah anugerah dan kehormatan sedang kalah adalah sebuah aib! Menang terkadang membuat jumawa berkepanjangan dan kalah seperti  memicu malu tujuh turunan! 

Padahal tidak begitu! Berhasil atau belum berhasil hanyalah akhir dari sebuah proses ikhtiar! Toh nantinya perjalanan waktu akan menghasilkan lagi akhir sebuah proses. Apakah keberhasilan dulu dapat dikonversi menjadi keberkahan atau sebaliknya menang jadi awal sebuah derita. Begitupun dengan kekalahan! Jika dimaknai dan dilakoni dengan bijak akan menjadi sebuah keberkahan! Toh diakhirat kita tidak akan dihisab mengapa kamu tidak berhasil! Justru kita akan ditanya kamu menang dengan cara apa dan bagaimana mempergunakan kemenangan itu!

Kita mesti bersyukur masih banyak orang yang berhasrat untuk menjadi pemimpin! Mendaftar untuk mendapat mandat menjadi pemimpin masyarakat! Coba kalau pada ga mau menjadi pemimpin karena mereka menyadari betapa beratnya tanggung jawab di yaumul jaza! Coba kalau tiap orang kehilangan libido untuk berkuasa karena tak sanggup membayangkan antrian panjang orang-orang yang dipimpinnya balik menuntuk hak yang dulu tak ia dapat, menagih janji yang tak terealisasi, menuntut balas atas kezaliman dan ketidakadilan yang mereka peroleh ketika ia berkuasa! Coba kalau tiap orang tak punya cita-cita jadi kepala karena tahu ia akan tiba pada saat dimana tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh menjadi saksi atas segala tindak-tanduk kekepalaannya! Saat dimana tidak berlaku lagi silat lidah, lobi-lobi dan bukti-bukti yang sejatinya tidak dapat dibuktikan!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENSIUN, PURNABAKTI, PURNATUGAS DAN PURNAWIRAWAN

Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok.  Masa kerja lebih dari tiga puluh tahun jelas merupakan sebuah prestasi, melewati dan mengalami berbagai macam dinamika birokrasi atau minimal berhasil melawan segala kejenuhan. Banyak istilah yang mengacu  pada berakhirnya masa kerja, ada purnabakti, purnatugas dan purnawirawan artinya pasti sama, pension!kecuali purnawarman, itu merupakan nama raja dulu dan dipakai sebagai salah satu nama jalan di Bandung. Pensiun bukan momok yang menakutkan itu adalah alur perjalanan karier! Aku sampai ga ya ke usia pensiun! mudah-mudahan Alloh SWT Sang Pemilik Kehidupan memberikanku kenikmatan hidup dan kebarokahan hidup!sama seperti usia Rasululloh SAW pun bagiku sudah sangat beruntung. Aamiin ya robbal a'lamiin! Selamat buat Ibu Nani Hernani, Kasubag TU Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang hari ini memasuki usia pensiun. Beliau pensiun denga

Area Patimuan, Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan

Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada di Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis persis di samping jalan nasional jalur selatan perbatasan Kecamatan Cijeungjing dan Cisaga.  Aliran Sungai Cimuntur Aliran Sungai Citanduy Patimuan merupakan pertemuan dua sungai besar; Sungai Cimuntur dari arah utara dan Sungai Citanduy dari arah barat. Patimuan juga tidak lepas dari sejarah Ciung Wanara yang kesejarahannya terangkum di situs Cagar Budaya Karang Kamulyan. Sungai Cimuntur terlihat lebih keruh bila dibandingkan dengan air Sungai Citanduy. Ini terkait dengan tingkat erosi yang lebih tinggi di Daerah Aliran Sungai Cimuntur. Pertemuan Sungai Cimuntur dan Citanduy Ikan-ikan khas Citanduy dan Cimuntur seperti Bebeong dan Balar masih bisa didapatkan oleh para pemancing. Memancing Situs Cagar Budaya ini perlu lebih dioptimalkan lagi pengelolaannya. Selain tempatnya yang str

Lodong Kosong Ngelentrung!

Kami menyebutnya Lodong. Terbuat dari bambu, biasanya bambu jenis Gombong atau Bitung. Lodong ini adalah untuk menampung air nira Kawung (Aren ) yang nantinya diolah menjadi gula. Sehabis dipakai biasanya disterilkan dengan diasapin di hawu (perapian tradisional). Kalau di Bahasa Indonesia ada peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya nah di Bahasa Sunda paribasa "Lodong Kosong Ngelentrung" artinya mirip "orang yang banyak bicara biasanya ga ada isinya". Sigay Selain lodong, piranti terkait prosesi membuat gula adalah sigay. Sebatang kayu yang digunakan sebagai tangga untuk menaiki pohon aren.