Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

CAT (Computer Assisted Test)

Konon jaman dulu selembar ijazah sekolah menengah apalagi perguruan tinggi adalah jaminan masa status sosial yang lebih baik. Saat itu tidak semua orang berkesempatan untuk menempuh pendidikan yang baik. Hanya mereka yang berdarah biru dan golongan saudagarlah yang punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih.  Jaman telah berubah. Jumlah penduduk semakin meningkat sementara sumber daya pemuas kebutuhan manusia semakin terbatas. Kondisi ini otomatis melahirkan persaingan hidup, struggle for life . Sesuai dengan kaidah Darwinian maka yang kuatlah yang akan bertahan, survival of the fittes .   Dulu selembar ijazah juga berarti jaminan pekerjaan yang layak. Kini ketika jumlah lulusan Perguruan Tinggi lebih banyak dibanding lapangan kerja yang ada maka hal itu tidak ada lagi. Selembar Ijazah adalah modal awal untuk memasuki pintu persaingan lain yang lebih mengerikan. Bersaing dengan orang lain yang bisa jadi punya kapasitas sama atau bahkan lebih. Ketika The Fittes-

Dua Minggu Di Kiara Payung

Akhirnya berkesempatan juga menghirup atmosfer lingkungan Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara (PKP2A I LAN) di Kiara Payung Jatinangor. Tempat itu sayup-sayup ku dengar dari teman-teman yang mengikuti Diklatpim III beberapa waktu yang lalu. Kini dapat juga menuntut ilmu di sini sebagai upaya memantaskan diri, bekal unntuk mendidik dan melatih agar mempunyai kompetensi dalam mengampu pembelajaran. Diklat Kewidyaiswaraan Substantif Diklatpim III dan IV merupakan prasyarat agar kita dapat mengajar di Diklatpim III dan IV.  Aku memang memilih menjadi seorang Widyaiswara. Dua belas tahun lebih berkecimpung di lingkup struktural cukup rasanya merasakan segala pengalaman yang aku maknai sebagai pembelajaran di universitas kehidupan. Aku memutuskan untuk memasuki dunia baru. Dorongan passion untuk menjadi seorang pengajar dan pembelajar tak kupungkiri menjadi dorongan besar. Di tengah segala hiruk pikuk ini aku memilih jalan sepi! Bukan me