Langsung ke konten utama

CAT (Computer Assisted Test)


Konon jaman dulu selembar ijazah sekolah menengah apalagi perguruan tinggi adalah jaminan masa status sosial yang lebih baik. Saat itu tidak semua orang berkesempatan untuk menempuh pendidikan yang baik. Hanya mereka yang berdarah biru dan golongan saudagarlah yang punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih. 

Jaman telah berubah. Jumlah penduduk semakin meningkat sementara sumber daya pemuas kebutuhan manusia semakin terbatas. Kondisi ini otomatis melahirkan persaingan hidup, struggle for life. Sesuai dengan kaidah Darwinian maka yang kuatlah yang akan bertahan, survival of the fittes.  

Dulu selembar ijazah juga berarti jaminan pekerjaan yang layak. Kini ketika jumlah lulusan Perguruan Tinggi lebih banyak dibanding lapangan kerja yang ada maka hal itu tidak ada lagi. Selembar Ijazah adalah modal awal untuk memasuki pintu persaingan lain yang lebih mengerikan. Bersaing dengan orang lain yang bisa jadi punya kapasitas sama atau bahkan lebih. Ketika The Fittes-nya banyak maka saringan-saringan baru telah disiapkan. Cerdas saja tidak cukup, sehat saja tidak cukup....makin banyak metode untuk benar-benar melahirkan calon pegawai yang paripurna. Sosok pegawai yang digadang-gadang mampu menjadi tenaga baru untuk mewujudkan organisasi yang lebih efektif dan efisien.

Hari ini kita menyaksikan jutaan angkatan kerja di Indonesia mengadu kemampuan untuk berkompetisi mengisi lowongan di beberapa pos pemerintahan, menjadi ambtenaar. Profesi yang kembali menjadi idola di era sekarang ini. Dulu profesi ini adalah profesi yang ekslusif. Sekarang informasi dan kesempatan untuk menjadi pangreh praja terbuka lebar, tidak dimonopoli oleh pihak-pihak dan golongan tertentu. 

Seiring perkembangan  jaman, testing menjadi seorang CPNS sekarang memakai sistem CAT (Computer Assisted Test). Sistem seleksi dengan memakai bantuan komputer untuk mendapatkan kandidat dengan nilai standar yang dikehendaki. Sistem ini lebih transparans. Kita dapat melihat langsung skor peserta secara real time. Mudah-mudahan ikhtiar ini dapat menjadi modal untuk mewujudkan reformasi birokrasi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENSIUN, PURNABAKTI, PURNATUGAS DAN PURNAWIRAWAN

Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok.  Masa kerja lebih dari tiga puluh tahun jelas merupakan sebuah prestasi, melewati dan mengalami berbagai macam dinamika birokrasi atau minimal berhasil melawan segala kejenuhan. Banyak istilah yang mengacu  pada berakhirnya masa kerja, ada purnabakti, purnatugas dan purnawirawan artinya pasti sama, pension!kecuali purnawarman, itu merupakan nama raja dulu dan dipakai sebagai salah satu nama jalan di Bandung. Pensiun bukan momok yang menakutkan itu adalah alur perjalanan karier! Aku sampai ga ya ke usia pensiun! mudah-mudahan Alloh SWT Sang Pemilik Kehidupan memberikanku kenikmatan hidup dan kebarokahan hidup!sama seperti usia Rasululloh SAW pun bagiku sudah sangat beruntung. Aamiin ya robbal a'lamiin! Selamat buat Ibu Nani Hernani, Kasubag TU Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang hari ini memasuki usia pensiun. Beliau pensiun denga

Area Patimuan, Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan

Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada di Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis persis di samping jalan nasional jalur selatan perbatasan Kecamatan Cijeungjing dan Cisaga.  Aliran Sungai Cimuntur Aliran Sungai Citanduy Patimuan merupakan pertemuan dua sungai besar; Sungai Cimuntur dari arah utara dan Sungai Citanduy dari arah barat. Patimuan juga tidak lepas dari sejarah Ciung Wanara yang kesejarahannya terangkum di situs Cagar Budaya Karang Kamulyan. Sungai Cimuntur terlihat lebih keruh bila dibandingkan dengan air Sungai Citanduy. Ini terkait dengan tingkat erosi yang lebih tinggi di Daerah Aliran Sungai Cimuntur. Pertemuan Sungai Cimuntur dan Citanduy Ikan-ikan khas Citanduy dan Cimuntur seperti Bebeong dan Balar masih bisa didapatkan oleh para pemancing. Memancing Situs Cagar Budaya ini perlu lebih dioptimalkan lagi pengelolaannya. Selain tempatnya yang str

Lodong Kosong Ngelentrung!

Kami menyebutnya Lodong. Terbuat dari bambu, biasanya bambu jenis Gombong atau Bitung. Lodong ini adalah untuk menampung air nira Kawung (Aren ) yang nantinya diolah menjadi gula. Sehabis dipakai biasanya disterilkan dengan diasapin di hawu (perapian tradisional). Kalau di Bahasa Indonesia ada peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya nah di Bahasa Sunda paribasa "Lodong Kosong Ngelentrung" artinya mirip "orang yang banyak bicara biasanya ga ada isinya". Sigay Selain lodong, piranti terkait prosesi membuat gula adalah sigay. Sebatang kayu yang digunakan sebagai tangga untuk menaiki pohon aren.