Langsung ke konten utama

Membuat Keputusan, Sebuah Seni Kepemimpinan

Salah satu seni bernilai tinggi dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan. 
Kalau tidak mampu membuat keputusan jangan menjadi pemimpin, jadi pengikut yang taat saja.
Tapi seni yang paling tinggi adalah bagaimana menatakelola sumberdaya untuk memastikan  keputusan itu dapat dijalankan dengan baik. 
It's fundamental of management!
Untuk itulah kemampuan itulah sehingga pemimpin diberikan berbagai fasilitas dan privacy nomor satu.
Tidak cukup hanya mengintruksikan,
atau hanya sekedar memerintahkan.
Kontrol dan evaluasi harus juga dijalankan.

Bahwa keputusan itu tidak akan bisa membuat semua orang bahagia itu adalah sebuah hukum alam. Orang akan menilai sebuah keputusan dari sudut pandang kepentingannya. 
Jangankan keputusan manusia, banyak yang menyalahkan hukum dan takdir Tuhan ketika tidak sesuai dengan keinginan dan kepentingannya.

Ketika sebuah keputusan telah dibuat dengan mengerahkan  segala kapasitas yang ada, mempertimbangkan berbagai faktor, memperhatikan berbagai kepentingan, dan didasari niat untuk kebaikan .... tinggal berserah diri kepada Alloh!
Bagi kaum beriman, disinilah esensi bahwa pemimpin itu ketakwaannya harus lebih.
Ada kekuasaan Tuhan dalam setiap kejadian.
Sehingga dalam teologi yang saya pahami.
Kekuasaan itu jangan dicari.
Kalau kekuasaan datang diamanahkan kepada kita.
Jalankan semampu kita, ikhtiar dan tawakal.
InsyaAlloh, Tuhan akan membantuk kita.
Mungkin ini musykil dan malah mustahil dalam dunia birokrasi.

Jangan pedulikan mereka yang berseberangan! 
Memilih menjadi pemimpin adalah memilih untuk menderita. 
Mewakafkan kapasitas dirinya untuk kebaikan orang-orang yang dipimpinya. 
Merelakan waktu pribadinya untuk mendengar dan menyelesaikan segala keluh kesah!

Menjadi pemimpin adalah takdir. 
Sudah tertulis di Lauhil Mahfudz! 
Alam demokrasi membuat kepemimpinan menjadi sebuah kontestasi. 
Demokrasi pula yang memberikan peluang bagi berbagai latar belakang potensi dan identitas untuk maju menjadi pemimpin. 
Memimpin tidak lagi menjadi hak istimewa warna, agama, profesi dan ideologi politik tertentu. 
Selama ia memenangi proses pemilihan, ia berhak menjadi pemimpin.
Dinamika proses pemilihan itulah yang kadang-kadang mengkhianati asas-asas demokrasi itu sendiri.

Libidoku untuk menjadi pemimpin hampir-hampir hilang. 
Kesadaran bahwa banyak hal yang harus diperbaiki pada diri ini. 
Do'a terbaiku semoga kita mendapat pemimpin terbaik di semua tingkatan yang mampu memfasilitasi kita untuk dapat beribadah dengan baik, berusaha dan bekerja dengan tenang dan mendidik anak sarana dan prasarana yang berkualitas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENSIUN, PURNABAKTI, PURNATUGAS DAN PURNAWIRAWAN

Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok.  Masa kerja lebih dari tiga puluh tahun jelas merupakan sebuah prestasi, melewati dan mengalami berbagai macam dinamika birokrasi atau minimal berhasil melawan segala kejenuhan. Banyak istilah yang mengacu  pada berakhirnya masa kerja, ada purnabakti, purnatugas dan purnawirawan artinya pasti sama, pension!kecuali purnawarman, itu merupakan nama raja dulu dan dipakai sebagai salah satu nama jalan di Bandung. Pensiun bukan momok yang menakutkan itu adalah alur perjalanan karier! Aku sampai ga ya ke usia pensiun! mudah-mudahan Alloh SWT Sang Pemilik Kehidupan memberikanku kenikmatan hidup dan kebarokahan hidup!sama seperti usia Rasululloh SAW pun bagiku sudah sangat beruntung. Aamiin ya robbal a'lamiin! Selamat buat Ibu Nani Hernani, Kasubag TU Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang hari ini memasuki usia pensiun. Beliau pensiun denga

Area Patimuan, Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan

Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada di Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis persis di samping jalan nasional jalur selatan perbatasan Kecamatan Cijeungjing dan Cisaga.  Aliran Sungai Cimuntur Aliran Sungai Citanduy Patimuan merupakan pertemuan dua sungai besar; Sungai Cimuntur dari arah utara dan Sungai Citanduy dari arah barat. Patimuan juga tidak lepas dari sejarah Ciung Wanara yang kesejarahannya terangkum di situs Cagar Budaya Karang Kamulyan. Sungai Cimuntur terlihat lebih keruh bila dibandingkan dengan air Sungai Citanduy. Ini terkait dengan tingkat erosi yang lebih tinggi di Daerah Aliran Sungai Cimuntur. Pertemuan Sungai Cimuntur dan Citanduy Ikan-ikan khas Citanduy dan Cimuntur seperti Bebeong dan Balar masih bisa didapatkan oleh para pemancing. Memancing Situs Cagar Budaya ini perlu lebih dioptimalkan lagi pengelolaannya. Selain tempatnya yang str

Lodong Kosong Ngelentrung!

Kami menyebutnya Lodong. Terbuat dari bambu, biasanya bambu jenis Gombong atau Bitung. Lodong ini adalah untuk menampung air nira Kawung (Aren ) yang nantinya diolah menjadi gula. Sehabis dipakai biasanya disterilkan dengan diasapin di hawu (perapian tradisional). Kalau di Bahasa Indonesia ada peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya nah di Bahasa Sunda paribasa "Lodong Kosong Ngelentrung" artinya mirip "orang yang banyak bicara biasanya ga ada isinya". Sigay Selain lodong, piranti terkait prosesi membuat gula adalah sigay. Sebatang kayu yang digunakan sebagai tangga untuk menaiki pohon aren.