Rabu, 08 Agustus 2018

Penjahit Keliling


Saya tidak sempat menanyakan namanya apalagi asalnya. Kita hanya berusaha bertukar senyum ketika kebetulan bertemu. Gang Kecil di depan rumah saya menjadi rute wajibnya ketika bekerja berkeliling menjual keterampilannya menjahit.

Memakai sepeda yang dimodifikasi dengan mesih jahit dan selembar kecil tripleks berwarna hijau berisi sedikit tulisan iklan, jadilah ia seorang penjahit keliling. Inovasi ini sudah lama ada seperti juga tukang sayuran keliling yang kini banyak menggunakan sepeda motor. Keluar masuk jalan kecil di kampung-kampung pinggiran. Prinsip mendatangi konsumen merupakan strategi mereka untuk survive.

Penjahit merupakan profesi salah satu profesi yang sepi peminat. Jarang orang yang bercita-cita jadi penjahit. Mungkin profesi ini kurang prestise. Padahal Nabi Idris AS saja bekerja sebagai penjahit. Jumlah penjahit sekarang ini semakin sedikit sehingga hampir tiap penjahit overload. Jarang kita mendapatkan jasa penjahit yang tepat waktu. Tapi ya bagaimana lagi, kita memang sangat memerlukan jasa mereka. 

Kalau perlu perbaikan kecil, vermak dan lain-lain ya mending ke tukang jahit keliling. Efektif dan efisien. Hanya kehadirannya tidak dapat diprediksi. Berkat jasa tukang jahit keliling banyak baju yang tidak jadi beralih menjadi lap. Celana yang kekecilan dapat dipakai lagi. Berhemat sekaligus menghargai sebuah sandang. Bukan tidak mampu membeli. Tapi upaya sederhana untuk berkontribusi terhadap keberlangsungan bumi. 

Tidak ada komentar:

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...