Langsung ke konten utama

My PH My Adventure (2)


Menjadi seorang PH Fighter berarti belajar berdamai dengan keadaan. Filosofi berdamai dengan keadaan sering aku dengungkan ketika berdiskusi.....ternyata sangat sulit untuk dilaksanakan! Fase denial adalah episode yang sangat dinamis.....turun naik bagi rollercoaster (Begitu kata Valerie Attirza) orang baik yang dikenal lewat wasilah PH.

Dengan menjadi seorang PH Fighter saya merasa diingatkan oleh Alloh SWT. Selama ini hidup dipenuhi dengan berbagai rencana-rencana panjang yang profan. Mencapai ini itu. Target ini itu. Kondisi ini membuat saya tafakur. Sehingga di tengah beberapa keterbatasan ini  saya harus bersyukur. Setidaknya berusaha memaknai segala sesuatu yang dulu seolah tidak bernilai apa-apa. Sesuatu yang dulu begitu diandalkan dibanggakan ternyata tidak punya kuasa apa-apa.

Di tengah keterbatasan ini saya seolah tersadar masa lalu. Merasa 40 tahun kebelakang belum berbuat sesuatu yang berarti bagi akhirat saya. Padahal Alloh SWT telah memberikan perjalanan hidup dan kehidupan yang menakjubkan. Selama ini (termasuk sakit ini) Sang Khalik memberikan hidup yang baik bagi makhluk yang dho'if ini.

Dididik oleh orang tua dan lingkungan yang baik. Menempuh pendidikan dengan lancar-lancar saja di di berbagai tempat. Mendapat pekerjaan yang (mudah-mudahan) baik  dengan cara yang baik. Mendapat pendamping hidup yang baik. Diamanahi anak-anak yang baik (mudah-mudahan). Semuanya nyaris baik-baik saja. Jadi sebetulnya tidak ada lagi nikmat yang harus aku dustakan.

Sakit ini pun bukanlah sebuah penderitaan yang teramat pedih. Hanya dizzy yang itupun tidak sepanjang waktu,  fisik yang mudah lelah dan mental yang harus dijaga agar tidak terlalu stress. Permasalahan terbesar yaitu seputar belum ridhonya jiwa atas qodo dan qodar Alloh SWT. Pasrah, ikhlas dan sumerah adalah kunci kita untuk berbahagia dalam berbagai situasi dan kondisi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENSIUN, PURNABAKTI, PURNATUGAS DAN PURNAWIRAWAN

Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok.  Masa kerja lebih dari tiga puluh tahun jelas merupakan sebuah prestasi, melewati dan mengalami berbagai macam dinamika birokrasi atau minimal berhasil melawan segala kejenuhan. Banyak istilah yang mengacu  pada berakhirnya masa kerja, ada purnabakti, purnatugas dan purnawirawan artinya pasti sama, pension!kecuali purnawarman, itu merupakan nama raja dulu dan dipakai sebagai salah satu nama jalan di Bandung. Pensiun bukan momok yang menakutkan itu adalah alur perjalanan karier! Aku sampai ga ya ke usia pensiun! mudah-mudahan Alloh SWT Sang Pemilik Kehidupan memberikanku kenikmatan hidup dan kebarokahan hidup!sama seperti usia Rasululloh SAW pun bagiku sudah sangat beruntung. Aamiin ya robbal a'lamiin! Selamat buat Ibu Nani Hernani, Kasubag TU Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang hari ini memasuki usia pensiun. Beliau pensiun denga

Area Patimuan, Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan

Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada di Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis persis di samping jalan nasional jalur selatan perbatasan Kecamatan Cijeungjing dan Cisaga.  Aliran Sungai Cimuntur Aliran Sungai Citanduy Patimuan merupakan pertemuan dua sungai besar; Sungai Cimuntur dari arah utara dan Sungai Citanduy dari arah barat. Patimuan juga tidak lepas dari sejarah Ciung Wanara yang kesejarahannya terangkum di situs Cagar Budaya Karang Kamulyan. Sungai Cimuntur terlihat lebih keruh bila dibandingkan dengan air Sungai Citanduy. Ini terkait dengan tingkat erosi yang lebih tinggi di Daerah Aliran Sungai Cimuntur. Pertemuan Sungai Cimuntur dan Citanduy Ikan-ikan khas Citanduy dan Cimuntur seperti Bebeong dan Balar masih bisa didapatkan oleh para pemancing. Memancing Situs Cagar Budaya ini perlu lebih dioptimalkan lagi pengelolaannya. Selain tempatnya yang str

Lodong Kosong Ngelentrung!

Kami menyebutnya Lodong. Terbuat dari bambu, biasanya bambu jenis Gombong atau Bitung. Lodong ini adalah untuk menampung air nira Kawung (Aren ) yang nantinya diolah menjadi gula. Sehabis dipakai biasanya disterilkan dengan diasapin di hawu (perapian tradisional). Kalau di Bahasa Indonesia ada peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya nah di Bahasa Sunda paribasa "Lodong Kosong Ngelentrung" artinya mirip "orang yang banyak bicara biasanya ga ada isinya". Sigay Selain lodong, piranti terkait prosesi membuat gula adalah sigay. Sebatang kayu yang digunakan sebagai tangga untuk menaiki pohon aren.