Sabtu, 04 Juli 2020

Kukusan.....Sebuah Bagian Perjalanan (2)

Bersama Babeh (Owner Wisma Felicia)

Kita biasa memanggilnya Babeh,
Entah siapa nama aslinya. 
Ia adalah salah satu orang yang berjasa dalam  hidup saya, hidup kami. 
selama menuntut ilmu di perantauan.
Babeh orang Betawi asli.
Gaya bahasa dan perilakunya ga beda jauh sama Babe Sabeni di Si Doel Anak Sekolahan. 

Bagi saya Wisma Felicia (selanjutnya disebut Felicia) bukan sekedar kos-kosan!
Ia seolah jadi rumah kedua.
Jujur saja, betah ngekost disana!
Selain uang kostnya terjangkau,
Infrastrukturnya lumayan.

Felicia juga memberi pelajaran tentang keragaman!
Felicia ibarat sebuah melting pot.
Ada Pak Ciek dari Meulaboh, Aceh!
Bang Sabarkita Purba dari Sumatera Utara!
Bang Erizal dari Sumbar!
Puang Khaerudin Kiramang dari Sulsel!
Mas Syihab dan Mas Fahmi dari Jawa Timur!
Emil dan Wiskan dari Riau!
Om Kerry, Om Adit, Mas Anen.
Wisnu, Adi, Makhiryana (My Room mate), Vijay, Miko.
Bob Chow (Maulana Hasanudin), Wahyu Bodong, Bagus, Yari.
Yanuar Wangwung, Revi (ga ngekost di Felicia sih tapi sering datang, berbagi cerita).
Mas Edi, Mas Don, Budi dan klan Tegalnya!
dan teman-teman lainnya.
Semua mengajarkan saling menghargai,
Tepo seliro.... harmoni!
Belajar hidup, toleransi dan menjaga perasaan.
Ada gesekan wajar, karena merupakan dinamika!

Rentang waktu 1997-2003 terasa singkat.
Penghuni datang silih berganti.
Berbagai moment yang penuh bersama!
Ngopi bareng
(dulu kopi belom ngetrend kaya sekarang, masih sekelas kopinya warkop atau kopi sachet yang diulek pake bungkusnya, pulpen atau penggaris).
Lapar bareng!
Makan bareng!
Maen CM2 bareng-bareng!
Merokok bareng!
Diskusi yang hanya bisa diakhiri dengan azan shubuh,
Musik yang berisik!
dan Babeh tidak pernah komplen. 

Tidak ada komentar:

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...