Sepertinya halnya terhadap agama, keyakinan terhadap partai politik tertentu juga dapat melahirkan fanatisme. Sependek pemahaman keyakinan saya, hanya terhadap agamalah kita boleh fanatis, sepanjang tidak destruktif dan kontraproduktif terhadap keyakinan kita dan keyakinan orang lain. Fanatisme agama itu sejatinya tidak meniadakan peacefull coexistence. Hidup berdampingan secara damai. Bukankah itu pula yang dicontohkan Rasululloh ketika memerintah di Madinah.
Tentu tidak tepat kalau kita berfanatisme ria terhadap sebuah partai politik! termasuk yang berdasarkan agama sekalipun. Pengalaman empirik memperlihatkan bahwa nilai-nilai agama yang dijadikan dasar ideologi sebuah partai politik dalam perjalanannya tetap saja akan mengalami distorsi atau setidaknya pembenaran-pembenaran sepihak. Diakui atau tidak eksistensi sebuah entitas politik itu terkait dengan kepentingan kekuasaan. Partai bukan organisasi masyarakat pun bukan lembaga swadaya masyarakat. Sepertinya tidak ada partai (kecuali hizbut tahrir mungkin) yang tidak berminat ikut pemilu. Pasti ingin ikut konstestasi Pemilu, ini berarti ikut bermain dalam sistem kekuasaan, menunggu giliran berkuasa atau setidaknya ikut menikmati kepeng dari APBN/APBD dan remah-remah kuasa.
Ketika menjadi partai politik maka akan ada kerja-kerja politik. Kerja politik tidak berlangsung di ruang vakum yang steril dari intrik, provokasi, infiltrasi dan agitasi. Ketika ada yang beritjihad bahwa kerja politik dalam sebuah pertarungan politik seperti qital sehingga berbohong, menyebarkan berita palsu, negative campaign, menyebarkan keburukan lawan politik adalah hal yang dimaafkan! Bagi saya itu adalah kenyataan yang dipaksakan. Fasilitas yang didapat sebagai kompensasi dari kerja kepemerintahan bukan merupakan ghonimah, ia adalah sesuatu yang menuntut pertanggungjawaban.
Rabu, 04 April 2018
Tahun Politik
Hampir terlambat apel pagi (padahal biasanya juga selalu hampir terlambat)
Pembina apel dalam sambutannya menyinggung tentang "Tahun Politik"
Jawa Barat dan Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang ada dalam bayang-bayang tahun politik!
Ada pemilihan Gubernur dan Pemilihan Bupati!
Dikatakan juga bahwa kita sebagai ASN walaupun memiliki hak pilih tetapi tidak boleh terlibat dalam dukung-mendukung para kandidat!
Harus netral!
Sejatinya ASN itu ya harus netral
Tugas inti ASN terkait politik ya ketika pasca kontestasi!
Mulai dari jabatan terendah sampai jabatan tertinggi harus membantu Gubernur atau Bupati/Walikota terpilih melaksanakan janji-janji politiknya, program-program kampanyenya!
Akan menjadi sesuatu yang aneh ketika seorang birokrat mengkritisi petahana! lho selama ini dia kerja opo!
Pembina apel dalam sambutannya menyinggung tentang "Tahun Politik"
Jawa Barat dan Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang ada dalam bayang-bayang tahun politik!
Ada pemilihan Gubernur dan Pemilihan Bupati!
Dikatakan juga bahwa kita sebagai ASN walaupun memiliki hak pilih tetapi tidak boleh terlibat dalam dukung-mendukung para kandidat!
Harus netral!
Sejatinya ASN itu ya harus netral
Tugas inti ASN terkait politik ya ketika pasca kontestasi!
Mulai dari jabatan terendah sampai jabatan tertinggi harus membantu Gubernur atau Bupati/Walikota terpilih melaksanakan janji-janji politiknya, program-program kampanyenya!
Akan menjadi sesuatu yang aneh ketika seorang birokrat mengkritisi petahana! lho selama ini dia kerja opo!
Langganan:
Postingan (Atom)
Menyisakan Ketidakpercayaan
Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...
-
Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok. Masa kerja lebih dari tiga puluh t...
-
Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada...