Senin, 11 Maret 2019

Supersemar

Bung Karno dan Pak Harto (sumber:merahputih.com)
Hari ini tanggal sebelas Maret 2019. Tanggal ini 53 tahun yang lalu ada peristiwa penting. Lahirnya Surat Perintah 11 Maret.

Surat perintah ini penuh kontroversi. Ada yang pro dan ada yang kontra. Wajar! (kalau kata Pak Ndul)... Setiap peristiwa akan bernilai berbeda. Tergantung sudut pandang. Tergantung juga pada kepentingan sipemberi sudut. Apakah ia dirugikan atau diuntungkan dengan adanya Supersemar ini.

Sayang kita tidak dapat bertanya kepada sumber primer. Ketika masih hidup para pelaku sejarah cenderung bungkam. Mereka seolah membiarkan berbagai versi tumbuh dan berkembang. Timbullah polemik di masyarakat, entah itu otentifikasinya, suasana kebatinannya atau dampaknya dan lain-lainnya

Dalam hal supersemar ini kita bingung. Kita tidak dapat bertanya kepada ahlinya ahli, core of the core....(Pak Ndul lagi dah!). Kita hanya dapat membaca pendapat ini itu. Analisisi pakar ini itu. Pendapat sejarawan kiri atau kanan. Mereka bergelut dengan versi dan kepentingannya.

Mau tidak mau, diakui atau tidak, asli atau tidak, benar atau salah. Supersemar adalah bagian dari sejarah bangsa ini. Ada yang dirugikan ada yang diuntungkan. Supersemar adalah sebuah dinamika proses politik. Ada yang naik secara politik dan turun secara politik.

Supersemar berhasil mengatasi permasalahan bangsa saat itu. Pemegang Supersemar berhasil mengartikulasi aspirasi masyarakat. Ada yang tersudut, ya bagaimana lagi! Pertarungan politik terkadang hanya menyisakan menang dan kalah. Ditambahkan lagi kenyataan bahwa sebuah keputusan dan tindakan tidak akan memuaskan semua orang. Apalagi yang namanya keputusan politik,

Keputusan politik ini berdampak besar dan menyisakan duka yang teramat dalam bagi banyak anak bangsa. Nestapa lahir batin. Hancurnya status sosial dan ekonomi. Duka ini yang berujung dendam yang muncul di beberapa dekade kemudian. Dalam bentuk dan cara yang lain.

Jumat, 01 Maret 2019

Serba Positif


Pikiran yang positif
Lingkungan yang positif
Kehidupan yang positif

Quote itu didapat disebuah ruang tunggu klinik spesialis. Di Kota Tasikmalaya. Intinya dalam berbagai hal kita harus  positif. Mendapat asupan yang positif dan memberikan output yang positif.

Walaupun susah dan hampir mustahil, tapi kita harus berusaha. Kita tidak hidup di ruang vakum. Kita berinteraksi dengan berbagai macam ragam sifat dan perilaku manusia. Berbaur antara yang positif dan negatif.

Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola pikiran. Menjadikannya semacam saringan/filter. Dengannya diharapkan tidak mengganggu proses dalam tubuh kita. Keluaran yang diharapkannya pun positif. Setidaknya ucapan, pikiran dan tindakan kita tidak merepotkan orang lain.

Mengharapkan kita mendapat input dan reaksi yang sesuai dengan keinginan kita tentu mustahil. Berusaha untuk mengolah setiap input dan reaksi yang kita dapat dengan berusaha memaknai dan mempelajari adalah sebuah perjuangan.

Pikiran adalah sumber energi dan motivasi pun juga dapat menjadi sumber pernyakit. Berbahagialah mereka yang dapat mengelola pikiran secara bijaksana. Memikirkan apa yang memang perlu dipikirkan. Pikiran yang tidak terlalu hidup di masa lalu dan terlalu cepat untuk hidup di masa depan.

Pikiran yang mampu menjalani hidup dengan riang gembira.
Jiwa yang mampu memberi reaksi yang wajar atas setiap jenis takdir, senang atau susah
Jiwa pemaaf yang mampu memaafkan setiap orang, setiap perlakuan dan setiap kejadian!
Jiwa yang senantiasa mampu berdamai dengan kenyataan....

Menyisakan Ketidakpercayaan

Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...