Rabu, 09 Februari 2022

Boleh Pintar, tapi Integritas dan Kejujuran Lebih Penting

Boleh Pintar, tapi Integritas dan Kejujuran Lebih Penting

DUA belas tahun silam, seorang wanita dari Asia (tak usah sebut nama negaranya) datang ke Prancis untuk  kuliah di salah satu universitas terkenal di Paris.

Dia memang cerdas, bahasa Prancis dan Inggris-nya juga sangat baik sehingga lulus seleksi.

Sejak mulai kuliah di hari pertama, dia perhatikan bahwa sistem transportasi di Paris menggunakan sistem otomatis.

Artinya, Anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin.

Setiap perhentian kendaraan umum, memakai cara self-service dan jarang sekali diperiksa petugas.

Bahkan pemeriksaan insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada, bukan karena manajemennya buruk tapi unsur * TRUST * dan tertib sosial di sistem transportasi Kota Paris memang sudah baik.

Akhirnya lama kelamaan dia temukan kelemahan sistem ini, dan dengan kelihaiannya itu dia bisa naik transportasi umum tanpa harus beli tiket dan dia sudah memperhitungkan kemungkinan tertangkap petugas karena tidak beli tiket, sangat kecil.

Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket.

Ia justru menganggapnya sebagai salah satu cara penghematan sebagai mahasiswa miskin yang dengan cara apapun kalau bisa irit, ya diirit.

Dia bahkan merasa bangga karena dianggapnya itu sebagai kehebatan yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.

Empat tahun berlalu, perempuan muda itu pun tamat dengan cum laude dari fakultas favorit dan universitas ternama di Paris dengan angka indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sangat bagus. 

Hal itu membuat dirinya penuh percaya diri.

Setelah wisuda, gadis itu pun mulai mengajukan aplikasi surat lamaran kerja ke beberapa perusahan ternama di Paris.

Pada mulanya, semua perusahan yang dikirimi surat lamaran via email merespon dengan sangat baik karena IPK-nya yang tinggi dan lulusan universitas top di Paris.

Tapi beberapa hari kemudian, semuanya menolaknya dengan berbagai alasan.

Hal ini terus terjadi berulang kali sampai akhirnya membuatnya merasa jengkel dan marah.

Dia bahkan sampai menuding perusahaan-perusahaan itu rasis karena tidak mau menerima warga negara asing meski lulus cum laude dari universitas ternama di Paris.

Akhirnya, pada suatu hari karena penasaran bercampur dongkol ia memutuskan untuk mengadukannya ke Departemen Tenaga Kerja Prancis di Paris.

Dia ingin melapor sekaligus ingin tahu kenapa perusahaan-perusahaan tersebut menolaknya. 

Tapi, ketika bertemu dengan salah satu manager di kantor Depnaker Paris tersebut, ia mendapat penjelasan yang ia dapat di luar perkiraannya.

Berikut adalah dialog mereka.

Manager: 

Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan Anda.

Pada saat anda mengajukan aplikasi pekerjaan di perusahan, kami sangat terkesan dengan nilai akademis dan pencapaian Anda.

Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, Anda sebenarnya adalah golongan pekerja yang kami cari-cari."

Nona: 

Kalau begitu, kenapa perusahan-perusahaan tersebut tidak menerima saya bekerja?

Manager: 

Jadi begini, setelah kami periksa di _database,_ kami menemukan data bahwa Nona pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.

Nona 

(kaget): Ya, saya mengakuinya. Tapi, apakah karena perkara kecil tersebut semua perusahaan boleh menolak saya?

Manager: 

Perkara kecil? 

Kami tidak menganggap itu perkara kecil, Nona. 

Kami lihat di database, Anda pertama kali melanggar hukum terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini.

Saat itu petugas percaya dengan penjelasan yang Anda bahwa Anda masih belum mengerti sistem transportasi umum di sini. Itu sebabnya kesalahan tersebut diampuni. Namun Anda tertangkap dua kali lagi setelah itu.

Nona: 

Ohh, waktu itu karena tidak ada uang kecil saja.

Manager: 

Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan Anda.

Jangan anggap kami bodoh. Kami yakin Anda telah melakukannya ratusan kali sebelum tertangkap.

Nona: 

Well, baiklah. Tapi, itu kan bukan kesalahan mematikan ..'? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya perbaiki dan berubah kan masih bisa?

Manager: 

Maaf, kami tidak menganggap demikian, Nona.

Perbuatan Anda membuktikan dua hal:

Pertama, Anda tidak mau mengikuti peraturan yang ada. Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkannya untuk diri sendiri.

Kedua, Anda tidak bisa dipercaya ! 

Nona, banyak pekerjaan di berbagai perusahaan di negara Prancis ini bergantung pada kepercayaan atau _trust

Jika Anda diberikan tanggung jawab atas tugas di sebuah wilayah, maka Anda akan diberikan kuasa yang besar.

Karena efisiensi biaya, kami tidak akan memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu.

Hampir semua perusahan besar di Prancis ini mirip dengan sistem transportasi di negeri ini.

Oleh sebab itu, kami tidak bisa menerima Anda, Nona.

Dan saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak akan ada perusahan yang mau menggunakan jasa Anda.

Pada saat itu, wanita ini seperti tertampar dan terbangun dari mimpinya dan merasa sangat menyesal. 

Tapi, penyesalan selalu datang terlambat ketika nasi sudah jadi bubur atau peristiwa buruk telah terjadi.

Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya bergetar dan sangat menyesal.

Ia akhirnya terdiam seribu bahasa tidak bisa berkata apapun.

~~~~~~

Sahabatku,

Ada pesan moral yang sangat berharga yang bisa kita petik dari kisah nyata mahasiswi pintar tersebut.

Moral dan etika (attitude) itu amat sangat penting, bahkan ditempatkan di atas kepintaran, kecerdasan atau kegeniusan.

Dalam kehidupan sosial, moral dan etika (attitude) seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran intelektual.

Tetapi IQ atau kepintaran, bagaimanapun tingginya, tidak akan bisa menolong etika moral dan integritas yang buruk.

Samuel Johnson (1709-1784), sastrawan Inggris mengatakan:

Knowledge without integrity is dangerous and dreadful.

(Pengetahuan tanpa integritas pasti berbahaya dan mengerikan).

Clive S Lewis (1898-1963), profesor di Universitas Oxford dan penulis novel terkenal Inggris 

mengatakan:

_Integritas adalah melakukan hal yang benar, ketika tidak ada yang melihat_

*INTEGRITAS DAN KEJUJURAN ADALAH KEKAYAAN YANG PALING JARANG DIMILIKI MANUSIA*

Sumber: https://www.iniok.com/.../boleh-pintar-tapi-integritas...

Selasa, 01 Februari 2022

Aku Masih Utuh dan Kata-Kata Belum Binasa

Aku masih utuh dan kata-kata belum binasa
Aku bukan artis pembuat berita
Tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa

Puisiku bukan puisi
Tapi kata-kata gelap
Yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan
Ia tak mati-mati
Meski bola mataku diganti
Ia tak mati-mati
Meski bercerai dengan rumah
Ditusuk-tusuk sepi
Ia tak mati-mati

Telah kubayar yang dia minta
Umur-tenaga-luka
Kata-kata itu selalumenagih
Padaku ia selalu berkata
Kau masih hidup
Aku memang masih utuh
Dan kata-kata belum binasa

Widji Thukul, 18 Juni 1997.


Selasa, 25 Januari 2022

Antara Aku, Kun Aguero dan Christian Eriksen

Bukan mau menyejajarkan diri dengan Sergio "Kun" Aguero dan Christian Eriksen,
hanya ingin menarik benang merah.
kita adalah orang yang harus mengubur sebagian mimpi.
handicap gangguan jantung yang kita alami  
membuat kita harus memeta ulang roadmap hidup kita.

Bagi Sergio "Kun" Aguero dan Christian Eriksen tentu pukulan telak.
Mereka sedang berada di puncak karir.
Bergelimang uang dan ketenaran.
Piala dan gelar-gelar bergengsi.
Merupakan target selalu mengisi hari.

Saya cuma an ordinary man.
I'm nothing
yang sampai di titik ini pun sudah bergelimang keajaiban.

Merasakan juga fase denial.
Kok harus saya!
Mengapa saya ditakdirkan dengan keistimewaan ini.
Tapi seiring waktu,
semua menjelma menjadi hikmah.
Apakah akselerasi penemuan filosofi hidup?
atau percepatan proses redefinisi hidup dan kehidupan.

Menjadi penyintas dan survive ditengah beberapa keterbatasan.
selalu berjuang dan menafikan bisikan,
"bahwa hidup adalah sekedar menunda kekalahan"!

tiap desahan nafas selalu disyukuri betul!
melihat dan merasakan hangatnya mentari pagi dinikmati betul!
Memberi makna tiap langkah dan ayunan tangan!
Memberi arti tiap kata dan untaian kalimat.

Alhamdulillah pernah fit!
pernah melanglang buana!
memperkaya horizon
memperlebar sudut pandang.

Sebagai makhluk,
kita tidak punya alasan untuk tidak bersyukur.

Sabtu, 01 Januari 2022

2022

 

Alhamdulillah
Alloh SWT masih memberikan usia.
Bisa memasuki tahun 2020. 
Ala kulli haal!

2021 telah berlalu.
dengan segala warna dan dinamikanya .
Selalu optimis.
Selalu ikhtiar!
Jalani nikmat dan syukuri.

Minggu, 26 Desember 2021

Quote of The Day

 "A forever employee will never fail, but giants who ignore them will eventually loss."

Sabtu, 18 Desember 2021

Brandolini's Law

 “The amount of energy needed to refute bullshit is an order of magnitude bigger than to produce it.”(Alberto Brandolini, 2013)

Energi yg dibutuhkan untuk melawan omong kosong jauh lebih besar daripada energi untuk membuat omong kosong.

Kamis, 16 Desember 2021

Sudah Lebih dari Cukup, Pak!


Berdialog dengan seorang pejabat pimpinan tinggi yang sedang menempuh program doktoral!
 "Ayo lanjut S3!".
Sudah cukup S2 saja pak.
Jenjang magister sudah sangat mewah bagi saya.
I'm nothing.
saya bukan siapa-siapa.
sampai titik inipun sebenarnya sudah melebihi titik ekspektasi.

Bukan tak ingin.
Malah saya bermimpi ingin sekolah di luar negeri.
Namun banyak faktor penghambatnya.
Kondisi kesehatan!
Keuangan!
Dan kinerja otak rasa-rasanya sudah mulai menurun. 

Lagian apa lagi yang saya cari.
Saya sudah merasa mendapat apa yang dulu jadi mimpi.
Sebenarnya ketika kita meningkatkan strata pendidikan
makan makin berat juga tanggung jawabnya.
priviledge yang kita dapat dari gelar akademik kita
harus sebanding dengan kontribusi keilmuan yang kita dapat.
Tingkat pendidikan itu bukan untuk gengsi!
apalagi sekedar tuntutan profesi!

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".