Saya Seorang Syarif Thoyibi

 

Foto itu diambil circa tahun 1993.

Kelas 3 SMPN Cihaurbeuti. 

Di salah satu sudut Mesjid Jami Al Ikhlas. 

Masa ketika merasa jadi pusat semesta.

Cukup kaya, cukup ganteng dan pintar.

Jadi juara kelas dan juara umum bukan perkara yang sangat sulit.

Sombong, tapi memang seperti itulah.

Masa remaja yang indah walau tanpa dibumbui kisah roman.

Masa itu, 

Cita-citaku tinggi...

Tinggi sekali!

Ingin jadi gemintang,

Gemintang yang besar dan bercahaya.

Tetap menjadi pusat alam semesta.

Apakah Aku Baik-Baik Saja?

Ya

Aku baik-baik saja.

Kurang lebihnya

sehat dan sakitnya

itu biasa.

Idul Fitri 1444 H

Berlalu sudah,
Ramadan dan Idul Fitri 1444 H.

Momen yang berkesan walaupun penuh dinamika.

Awal Ramadhan tidak berpuasa 4 hari.

Tubuh ini masih agak lemah setelah sakit.

Idul Fitri kali ini tanpa posting foto momentum di media sosial.

Belajar.

Hidup kami, cukuplah kami yang tahu dan rasakan.

Bukan tidak ingin berbagi.

Hati ini masih terlalu mudah untuk naik dan turun.

Mungkin benar,

Makin dewasa, Euforia Idul Fitri semakin biasa saja.

Bukan tidak gembira dan bahagia.

Namun sekarang lebih kepada memberikan makna.

Bulan Tanpa Tulisan

Maret berlalu tanpa satu buah tulisanpun di blog.

Nol.

Padahal banyak momen.

Turing tipis-tipis dengan istri.

Sakit hingga harus dirawat.

Setelah operasi appendixitis 5 tahun yang lalu,

Harus kembali lagi dirawat.

sebenarnya tidak terlalu parah.

Infeksi virus kata dokter.

tapi takut apa-apa.

Apalagi dengan kondisi KJB dan PH.

Pas memasuki bulan Ramadan 1444 H. 

Kondisi belum pulih betul.

Hidup memang perjuangan.

Tetap semangats!

Jangan menyerah kak!

Meet Up With Kang Duddy

Hari ini ketemu Kang Duddy RS.
Kakak kelas sekaligus guru.

Meminati hal yang sama.....menulis.

Mengidamkan cita-cita yang sama....menebar kebaikan.

Beliau telah sampai di kasta tertinggi dalam hal tulis menulis.

Pernah menjadi Pemred di salah satu media massa terkemuka di Priangan Timur.

Sekarang menjadi dirinya sendiri...dengan idealisme dan integritasnya.

Hidup memang pilihan.

Berbahagialah mereka yang masih punya pilihan.

Dan berani memilih sesuai dengan nuraninya.

Kita ngobrol banyak.

Alumni SMANDATAS adalah lingua franca.

Banyak hal yang sambung menyambung.

The First Day

Hari pertama di rumah baru.

Sebenarnya bukan rumah baru. 

Rumah lama yang direnovasi. 

Rumah ini adalah rumah perjuangan.

Ada senang sekaligus haru.

Membangun rumah merupakan salah satu milestone istimewa dalam perjalanan hidup seseorang.

 

Jadi mengerti mengapa orang tuaku dan kebanyakan orang tua pada umumnya.

Hanya membangun rumah sekali dalam hidupnya.

Mungkin bagi yang berlebih, membangun rumah bukan perkara besar 

Tapi bagi kami 

Rumah adalah titik kulminasi perjuangan

Setelah kebutuhan sandang dan pangan terpenuhi

Papan ya harus dicoba untuk dipenuhi.

Bagi seorang laki-laki 

membangunkan rumah bagi keluarga ya kewajiban.

Memberi tempat yang layak bagi istri dan menunjang tumbuh kembang anak. 

Memang tidak mudah 

dan tidak semua berkesempatan.

Makanya sangat bersyukur sekali.

Sharing is Caring

Tangkapan Layar dari IG @inspira.sien

Jadi narasumber di KISAH INSPIRATIF : Sharing session with Inspirasien. 

Kamis, 10 Februari 2023.

Kira-kira 3 tahun lalu pernah bikin IG Live.

Mudah-mudahan bisa memberikan manfaat.

Kadang ga ingin orang tahu kondisiku seperti apa.

Sepintas dari kacamata awam, tidak ada yang kurang.

Banyak yang tidak percaya kalau aku punya penyakit kronis.

Aku cerita banyak.

Perjalanan hidup dengan jantung istimewaku.

Empat puluh lima tahun lebih  hidup dengan KJB,

Tidak harus disesali, 

Tidak boleh berandai-andai

Apalagi menolak takdir.

Empat puluh lima tahun lebih  hidup yang istimewa

Banyak kemewahan dan kemudahan hidup yang Tuhan kasih.

Tetap semangats memberi makna setiap tarikan napas

langkah kaki ayunan tangan!

Tetap menjadi hamba, menjadi hamba Tuhan yang baik.

walau dengan cara yang sederhana.