Bentang Panungtungan

Mengenal nama Sri Bintang Pamungkas sejak lama.
ketika SMA persisnya. 
Ketika diri ini merasa Si Paling Aktifis...sekitar tahun 1996an.

Merasa si paling kritis.

Seiring dengan fase pencarian eksistensi diri.

Arus-arus kecil yang berlawanan dengan arus utama mulai menyeruak.

Tabloid-tabloid yang bernada kritis.

Tokoh-tokoh yang mulai bersuara sumbang.

Penggiat seni yang berkesenian dengan tema perlawanan.

menjadi oase dalam perjalanan idealitas intelektual.

OTB (Organisasi Tanpa Bentuk), Kapal Bekas, Megabintang, Busang.

SBP benar-benar real aktifis.

Tidak pernah takluk oleh uang dan kekuasaaan.

Bulan Tanpa Tulisan (2)

Juli berlalu tanpa kata

Tanpa kalimat

Entah kenapa.

Bukan kehilangan kata.

Bukan jemari yang tak mau untuk menari di atas keyboard.

Hanya jiwa yang diliputi kemalasan.

Bahkan hanya sekedar untuk menebar makna.

Juli berganti

Begitu juga suasana 

Hidup penuh dengan ketidakpastian

Sobat Jompo

 

Hahaha...
Mendapat istilah itu ketika scroll akun IG inspirasien yang memberikan info seputar hal penting yang harus dimiliki oleh penyandang penyakit kronis.

 
And me too...

Berteman tempat obat yang harus ku minum secara rutin
Bergelut dengan vitamin-vitamin dan minyak angin
Ini episde hidup yang harus aku jalani
tidak banyak pilihan
tapi aku tetap memilih menjadi hamba Alloh yang senantiasa bersyukur
menikmati detik demi detik 
jam hari demi hari
minggu keminggu
Bagiku tidak ada hari yang sama.
tapi Tuhanku tetap sama
Alloh Azza wazzala

Tetap Bergerak

Hari ini mestinya aku puasa Arofah.
Tapi kondisi fisikku masih belum fit betul, batuk. 

Hari-hari yang begitu menguras fisik dan psikis.

Banyak yang harus dikerjakan.

Tapi ya harus dikerjakan

Karena ketika kita masih diberi kehidupan.

Ya harus terus bergerak.

Walau dalam keterbatasan-keterbatasan. 

Saya Seorang Syarif Thoyibi

 

Foto itu diambil circa tahun 1993.

Kelas 3 SMPN Cihaurbeuti. 

Di salah satu sudut Mesjid Jami Al Ikhlas. 

Masa ketika merasa jadi pusat semesta.

Cukup kaya, cukup ganteng dan pintar.

Jadi juara kelas dan juara umum bukan perkara yang sangat sulit.

Sombong, tapi memang seperti itulah.

Masa remaja yang indah walau tanpa dibumbui kisah roman.

Masa itu, 

Cita-citaku tinggi...

Tinggi sekali!

Ingin jadi gemintang,

Gemintang yang besar dan bercahaya.

Tetap menjadi pusat alam semesta.

Apakah Aku Baik-Baik Saja?

Ya

Aku baik-baik saja.

Kurang lebihnya

sehat dan sakitnya

itu biasa.

Idul Fitri 1444 H

Berlalu sudah,
Ramadan dan Idul Fitri 1444 H.

Momen yang berkesan walaupun penuh dinamika.

Awal Ramadhan tidak berpuasa 4 hari.

Tubuh ini masih agak lemah setelah sakit.

Idul Fitri kali ini tanpa posting foto momentum di media sosial.

Belajar.

Hidup kami, cukuplah kami yang tahu dan rasakan.

Bukan tidak ingin berbagi.

Hati ini masih terlalu mudah untuk naik dan turun.

Mungkin benar,

Makin dewasa, Euforia Idul Fitri semakin biasa saja.

Bukan tidak gembira dan bahagia.

Namun sekarang lebih kepada memberikan makna.