Jumat, 11 Juli 2025

Kenikmatan Dunia itu Fana

Salah satu pembelajaran yang di dapat dari usia yang hampir mendekati setengah abad adalah tentang kefanaan kenikmatan dunia. 
Menikmati sebatang rokok, nikmatnya hanya sebatas ketika kita sebat saja.
Sedangkan dampat tar, nikotin, CO2 yang menempel di tubuh, tidak langsung hilang.
Malah akan menjadi lebih lama ketika telah berdampak pada kerusakan organ. 
Begitu juga dengan maknyusnya makanan enak!
Bangganya jadi juara!
Nikmatnya ejakulasi!
Tidak lama. 
Akhirnya hanya jadi cerita dan kenangan. 

Bagaimana tentang kesedihan!
Atau sakit!
Kalau yang feeling base itu bisa dimaintenance.
Tapi kalau sakit itu relatif lama. 



Minggu, 08 Juni 2025

Dunia yang Mengecil

Ketika kita ujian masuk sebuah perguruan tinggi,
Kamu diam-diam bersaing dengan banyak orang.
Dari berbagai daerah, beragam sekolah asal!
Untuk dapat diterima dijurusan yang diinginkan.

Ketika diterima,
Kamu diam-diam bersaing dengan banyak mahasiswa.
Satu kelas!
Untuk dapat menjadi yang terbaik.

Ketika kamu lulus perguruan tinggi.
Kamu diam-diam bersaing dengan lulusan-lulusan perguruan tinggi lain.
Persaingannya sebentar dan tidak terasa,
Karena sebelumnya tidak saling mengenal.

Ketika misal kamu diterima dan masuk dunia kerja,
Kamu akan ada didunia baru.
Di dunia sebenarnya.
Dengan berbagai karakternya dan latar belakangnya.
Dalam kontek ini, EQ dan social cultural skill kamu lebih diperlukan. 

Akan banyak persaingan
baik terasa atau tidak terasa.
Sebab ada manusia yang ditakdirkan tidak mau.
Tidak mau kalah,
Ingin selalu terdepan baik dalam karir maupun pendapatan.

Berbahagialah ketika kita ditakdirkan ada dilingkungan yang guyub.
Yang saling mengayomi dan tidak menganggap kita sebagai saingan. 


Sabtu, 03 Mei 2025

Mei Melow

Bulan Mei ini tidak banyak menulis. 
Lebih banyak menjalani apa yang sudah tertulis.
Hidup yang semakin penuh dinamika.
Yaa Rabb, Yang Maha Baik
Thanks for all.
Sampai di titik ini merupakan sebuah keajaiban.
Semua kujalani dengan sepenuh syukur.

Sabtu, 12 April 2025

Mesjid Jami At Takwa


Menyaksikan empat tampilan dari Mesjid Jami At Takwa Sukamaju.
Mulai dari yang arsitektur khas mesjid jaman dulu. Atap limasan, lantainya ubin warna hitam.
Karpetnya biru, hanya beberapa lembar sisanya sama tikar.
Pencahayaan di dalamnya kurang, ada kolam persegi panjang di depannya. 
Masa ini jarang-jarang masuk mesjid karena belum disunat.
Yang tersisa pernah pernah kejar-kejaran di dalam mesjid (khas anak kecil) dan dihalamannya 
ada bak air persegi panjang.
Di depan mesjid ada beberapa kantor unit pemerintahan, satu yang ku ingat adalah BIMAS yang menyalurkan pupuk untuk petani.

Sekitar tahun 1987an direnovasi.
masih pakai genteng, berlantai dua.
Tiang penyangga di dalam berbentuk bulat, dilapisi keramik.
Lantainya teraso...mewah untuk saat itu. 
Tempat wudhunya dibeton, bak airnya di depan mesjid berbentuk bulat.
Ada orang yang mencibir, ko bak air bulat.
Sejak dulu orang nyinyir itu ada. 

Setelahnya mengalami beberapa kali renovasi untuk mengubah kubah mesjid dan penambahan lantai 2.
Sekarang tampilannya seperti ini. 
Mesjid yang punya tempat khusus dihatiku.
Entah, sepertinya ada ikatan batin.
Sudah menjadi bagian hidup.
Jadi saksi diri ini tumbuh dan berkembang.
Belajar agama dan belajar tampil di depan umum.
Mudah-mudahan makmur selalu.

Senin, 07 April 2025

Suatu Saat Di Seberang Rektorat UI

Gedung Rektorat UI

Salah satu hal menakjubkan yang pernah dialami adalah duduk merenung menikmati view di atas dengan status sebagai mahasiswa UI.
Mudahan bukan kebanggaan yang berlebihan,
dan ini pun bukan dalam rangka membanggakan diri.
Hanya refleksi seorang anak gunung pernah punya mimpi tinggi.

Kehendak-Nya pula yang mendorong perjalanannya melewati episode ini.
Saat-saat yang penuh idealisme dan semangat.
Masa yang diliputi suka cita kaum muda.
Walau kadang ada juga cerita bernada derita.

Memandang gedung rektorat dari jauh adalah melihat diri yang mengajukan beasiswa JPS!
Satu-satunya beasiswa yang pernah dinikmati di universitas ini.
Terdampak krisis ekonomi 1998.
Bukan karena cerdas.


Rabu, 02 April 2025

Irup iku Guyub

Abangs and Friend, Djago Jowo Desember 2024

 
Salah satu kebutuhan manusia menurut teorinya Abraham Maslow adalah love and belonging. 
Cinta dan rasa memiliki mencerminkan kebutuhan manusia akan hubungan sosial, termasuk persahabatan, keluarga, dan hubungan romantis. Rasa memiliki dan penerimaan sangat penting bagi kesejahteraan psikologis dan bahkan dapat mengesampingkan kebutuhan akan rasa aman dalam beberapa kasus.

Menyalahi kodrat ketika kita merasa bisa hidup sendiri.






Senin, 17 Maret 2025

Mengisi Kultum

 


Sudah menjadi tradisi di Mesjid tempat kami bekerja, 
sehabis Shalat Dzuhur suka diadakan Kuliah Tujuh Menit. 
Dan sehabis Dzuhur kali ini merupakan giliran saya.

Bismillah saja, saya sharing pengalaman saya sebagai seorang survivor penyakit kronis.
Dalam kesempatan ini saya ingin sharing salah satu episode hidup yang dialami, sakit. Sakit kronis, bukan sakit biasa yang 1-3 hari minum obat selanjutnya sembuh.
Walaupun ada di nomor enam, bukan berarti iman kepada qodo dan qodar adalah rukun iman yang paling mudah. Takdir yang kita alami merupakan merupakan sarana untuk membuktikan apakah kita percaya kepada Alloh, percaya bahwa Alloh yang menentukan hidup kita beserta atribut-atributnya, jodo, pekerjaan, anak, rejeki, sakit, sehat dan kematian kita.  Merupakan ujian keimanan yang berat ketika qodarulloh  yang kita alami tidak sesuai dengan rencana dan harapan kita. 

Sudah 7 tahun Alloh mengurangi kesehatan saya. 
Sekarang hidup dalam  fase new normal (kaya jaman covid ya) berjalan seperti biasa namun ada keterbatasan dalam beberapa hal. 
Dengan takdir Entah harus kecewa atau senang, sebab pengalaman selama ini pula saya seolah disadarkan. 
Apa yang saya alami seperti sebuah  tamparan Tuhan. 
Bukan dengan tangan, bukan dengan suara lantang. 
Tapi dengan cara yang pelan, dalam, lama dan menyadarkan.
Kurang menyadarai sejak kapan hati ini mulai mengeras. Mungkin karena terlalu sibuk mengejar dunia, Mungkin juga karena semakin jarang berdoa, semakin lupa bahwa ada yang lebih besar dari segalanya.

Sebelumnya, selayaknya seorang manusia, saya ingin begini ingin begitu, ingin ini ingin itu. 
Seperti lagu Doraeman.
Namun kini keinginan saya Cuma sehat dan diberi kesempatan lebih lama untuk membersamai keluar. 
Perlahan hilang  tulu’ul amal (panjang angan-angan),
sekarang tidak berani untuk merencanakan hidup terlalu jauh. 
Road Map Tahunan, Lima tahun dst sudah tidak berani, just day by day. 
Besok masih hidup ga ya….di kantor lancar safe ga ya dll. 
Belajar menyadari esensi hidup ini seperti apa, dan belajar menerima takdir. Tadinya denial, mengapa saya….ketika hidup lagi enak-enaknya….tapi kah why not!
Seperti sudah dikatakan tadi, orang yang sakit itu tidak banyak keinginannya Cuma satu! Ingin sehat, Nikmat yang baru terasa ketika sakit. Ketika kita pernah mengalami situasi sulit maka kita akan semakin menghargai dan mensyukuri setiap detakan jantung, tarikan nafas yang lega, peredaran darah yang lancar dan lain-lain yang kadang luput dari Syukur ketika sehat. Saking terbiasa sehat, kadang kita Merasa sehat itu adalah hak yang sudah sewajarnya. Kita percaya, setiap sakit, setiap rasa yang tidak nyaman yang dirasakan oleh kita adalah sarana untuk mengugurkan dosa.
Sakit bukan aib apalagi kehinaan. Itu qodarullah. Seperti Nabi Ayyub AS, Banyak orang shalih dan bahkan Nabi kita Muhammad SAW juga pernah merasakan sakit.  
Tingkat kematangan paripurna spiritual seseorang adalah ketika dia sudah tidak goyah lagi oleh sakit dan sehat, hujan dan panas, nyaman dan tidak nyaman, naik dan turun, banyak dan sedikit. Semua diterima sebagai qodarullah yang harus diimani, dijalani, dinikmati dan disyukuri. 
Mudah2an kita diberikan kekuatan untuk tetap berhusnuzhan thd segala ketentuan Alloh,  ridho dan bersyukur terhadap segala ketetapan-Nya. 
#blogger #blogspot


Rejeki Itu Alloh yang Mengatur

Tok tok tok... "Wah tukang cuanki lewat nih pikirku!". Sudah lama ga jajan cuanki.  Kusiapkan mangkok. Namun pas ke depan ternyata...