Jumat, 26 Juni 2015

Kemarin adalah Sejarah, Hari Ini Anugrah dan Esok adalah Misteri

Kata-kata bijak itu memang betul adanya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari!misteri yang sulit terpecahkan dengan pendekatan apapun!kadang sesuai dengan rencana dan kadang tidak. Seperti hari ini!Emak, Asisten Rumah Tangga kami sejak semalam tidak bisa tidur!sakit yang luar biasa di sekitar pinggang. Wah kenapa!padahal siang dan sorenya tidak terlihat sakit!walau sekilas nampak lesu. 

Berbagai asumsi dirangkai. Kolik, maag, sakit perut....atau jangan-jangan terkena gangguan ginjal. Karena tidak kunjung reda pagi-pagi benar kami bawa ke Rumah Sakit. Cek lab hasilnya tidak ada yang mengkhawatirkan. Tinggal Test USG untuk memastikan. Dan betul ternyata positif ada batu di ginjalnya. ukurannya masih kecil. karena keadaannya berangsur baik maka bisa berobat jalan. medika mentosa. terapi dengan obat. mudah-mudah batu ginjalnya dapat luruh.

Learning point :
Esok adalah betul misteri. Persiapkanlah untuk segala kemungkinan. Kita bangun optimisme di atas fondasi keimanan dan bangunan ketawakalan. ojo adigang adigung adiguna. ada kekuasaan dan kekuatan yang tidak akan sanggup kita lawan!Sang Khalik!Sang Pemilik Kehidupan. 

Rabu, 24 Juni 2015

Mudik Mas Bro!

Mudik! (ilustrasi)

Beruntung pernah merasakan atmosfer mudik! Di penghujung dekade 90an dan awal  2000an.  Ada rasa yang tak bisa digambarkan dan aura yg tak terlukiskan menyelimuti segenap peserta mudik. Sketsa kampung halaman tergambar jelas pada tumpukan tas dan kardus. Bayangan keluarga dan handai taulan menelan semua kesulitan dan tantangan mudik. Berebut tiket moda transportasi, cuaca panas, bawaan yang berat menjadi semacam pelengkap derita yang dimaknai bahagia!

Macet menjadi semacam ritual yang harus dialami peserta mudik! Perjalanan mudik yang lancar-lancar saja ya sepertinya akan mengurangi sakralitas mudik! Macet sejam dua jam yang mungkin dapatlah kita masukan sebagai rukun mudik!

Filosofisnya mudik itu mengingat awal. Mengingat kembali tempat dan siapa yang melahirkan kita. Eksistensi kita ditempat sekarang mustahil tanpa kontribusi tempat dulu kita tumbuh dan berkembang. Kehadiran kita kini tidak lepas dari orang tua yang melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita! Keluarga besar kita yang ikut membentuk sehingga kita dapat sampai pada pencapaian posisi dan kondisi sekarang. Kita tumbuh dan berkembang bukan di ruang vakum! Sebuah arogansi yang nyata manakala kita berkata bahwa kita kini hanya karena kita semata!

Sejatinya mudik itu spirit. Semestinya mudik itu immateri! Maka menjadi kontradiktif manakala mudik menjadi sesuatu yang membenda, memateri. Seperti Idul Fitri yang seolah meninggalkan fitrahnya yang spiritual menjadi sesuatu yang artifisial....baju baru, THR, kue, kembang api dan lain-lain. Mudik itu hakikatnya untuk menampakkan hati, membuktikan bahwa hati ini belum berpaling dari asal kita! Mudik itu bukan ingin katempo (terlihat) dan karasa (terasa)...mudik itu untuk melihat dan merasakan...mudik itu bukan untuk memperlihatkan keakuan kita tapi untuk membuktikan kemerekaan kita!

Dalam konteks yang lebih dalam filosofis,  mudik adalah sebuah kosakata yang menggebrak eksistensi diri. Kembali bertanya tentang kita. Siapa kita, siapa pencipta kita, untuk apa kita dan akan kemana kita! Agar kita senantiasa kita mengingat dan mempersiapkan mudik akbar! Nanti di Padang Mahsyar! di sana tidak perlu membawa tumpukan kardus atas amplop THR. Tidak perlu bingung mau naik apa. Di hari itu amal kitalah yang akan menolong kita.
Faghfirli...yaa robb!
kami masih terus bergulat dengan bayangan.
habis-habisan memperebutkan kefanaan, beban dan tanggung jawab.
terlena dengan lahwun walaibun!

Rabu, 17 Juni 2015

Filsafat Kucing (Gegara Insomnia)

Terlelap
Malam ini seekor kucing (pemiliknya suka manggil dia Dewi....masih sebuah misteri mengapa sang empuny memanggil dengan nama itu)! sedang hamil tua. Ke sana kemari mengeong keras….entah apa maunya!(maklum aku ga pintar bahasa kucing). Sudah kucoba kuberi sisa makanan. Ternyata tak mengurangi eongan suaranya!.....ataukah dia sedang mencari tempat untuk bersalin!ah tapi kan proses bersalin kucing tidak ribet seperti manusia. Tidak harus didampingi tenaga medis apalagi kartu BPJS.

Sebenarnya aku suka kucing dan dulu pernah memelihara kucing. Ya kucing  itu itung-itung pelipur sukaku akan kucing. Habis istriku kurang senang aku melihara kucing. Apa takut kasih sayang dan perhatianku terbagi ya….(heheheheh….untung istriku udah tidur) mudah-mudah ga baca tulisan ini.
Kucing itu berjenis kelamin betina (ga perlu lihat di KTPnya kucing) mudah kok bedainnya. Cuma tinggal lihat jendolan di knalpot kucing. Kalo ada jendolannya ya jantan. Kucing itu… kadang nyebelin kadang ngangenin. Nyebelin kalo lagi pusing eh dianya ngelendotin….sambing eong-eong!ya terpaksalah aku melakukan KTKK (Kekerasan Dalam Kehidupan Kucing) mudah2an dimaafkan sama pemilik kucing dan pemilik sejati kucing. Tapi kalo aku moodnya lagi bagus ya suka ku elus-elus juga sih, sambil kuberi makan sisa-sisa makanan!mencoba memberi kebaikan pada kucing dengan harapan jadi kebaikan di akhirat kelak!tapi kalau hanya dengan makanan sisa agak kurang kena juga logikanya!tapi setidaknya, mudah-mudahan ikhlasku tidak sisa-sisa!
Ngangenin bagaimana ia mencoba sharing kasih sayang dengan yang pernah memberi dia kebaikan!ngelendotin tangan dan kaki sambil mengeong manja mungkin bahasa dia membalas kasih sayan (sambil buka Kamus Besar Bahasa Kucing)!

Kucing itu sekali kita kasih makan, biasanya akan datang lagi!walaupun kita bukan tuannya!berbagai macam karakter kucing, ya karena banyak sih kucing yang suka mampir ke halaman rumah jadi sedikitnya tahu. Mirip-mirip manusia lah!ada yang jaim, cerewet, agresif……dan ada satu karakter kucing yang khas!opportunis!pandai memanfaatkan peluang. Sedikit pintu terbuka meluncurlah ia ke rumah.  Tapi ada jargon khas…sekali kucing tetap maling!tapi emang bener lho!walaupun si melati dah akrab denganku tetap aza kalo kita meleng….makanan kita disikat!

Munggahan!

Kenangan Munggahan Bersama Skuad Kecamatan Cihaurbeuti

Entah mulai kapan
yang jelas sejak saya kecil istilah mungguhan telah ada!
cuma tradisi munggahan dulu agak beda dengan sekarang.
munggahan dulu setahu saya,  ya saling berkirim makan!ke tetangga dan handai taulan!
masih ingat nenteng rantang disuruh ibu nganterin makanan ke kakek nenek di kampung sebelah!pulangnya pasti dikasih uang!asyik buat nambah beli petasan!
Munggahan sekarang makan rame-rame siang hari di suatu tempat, bisa di rumah, rumah makan dan lain-lain!
pokoknya moment bisa makan-makan siang hari sebelum ibadah puasa!
apapun bagaimana pun!intinya silaturahmi....berbagi kebahagian!
Ceklek! Alhamdulillah lagi munggahan bersama.... di ....!
Selamat menunaikan ibadah puasa!
mudah2an kita bisa menggapai takwa!

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...