Langsung ke konten utama

Something About Me!



Sejatinya untuk memutuskan dimana dan bagaimana plasenta anakku dikubur adalah sesuatu yang sederhana.  Namun dua minggu yang lalu ketika anak keduaku lahir keputusan itu seolah menjadi sesuatu yang sulit.  Hal yang agak aneh jika melihat posisiku sebagai kepala keluarga yang mempunyai otoritas penuh untuk itu. Aku masih harus meminta masukan mertua dan mendengar apa kata tetangga.  Ritual dan mitos yang ada seputar tatacara memperlakukan plasenta ikut mempengaruhi bagaimana aku harus membuat sebuah keputusan.
Pada kasus tertentu aku cenderung peragu dan mudah terpengaruh!. Sifat ini berpengaruh pada mekanisme pembuatan sebuah keputusan. Terlalu banyak faktor yang dipertimbangkan dan terkadang alasan untuk menghindari konflik lebih dominan dibanding keputusan yang logis.  Malah terkadang aku mengorbankan kepentinganku sendiri demi terciptanya sebuah harmoni. Karena itu membuat keputusan secara kolektif lebih kusukai.
Sifat ini terkadang menyiksa.  Aku harus berlama-lama berada di toko ketika dihadapkan untuk membuat keputusan pembelian dengan banyak pilihan jenis dan motif.  Sejarah kepemimpinan yang kupunyai sebenarnya yang cukup lumayan.  Di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas aku pernah menjabat sebagai ketua OSIS.  Tapi memang gaya kepemimpinanku sejak dulu lebih mengedepankan kolektifitas dengan tidak terlalu mengedepankan ego sebagai seorang pucuk pimpinan.  Hal ini terkadang ditafsirkan orang bahwa aku seorang pemimpin yang lemah dan mudah dipengaruhi.
Aku adalah bungsu dari dua bersaudara. Ini mungkin salah satu hal yang membuatku peragu dan mudah terpengaruh.  Aku lebih banyak disodori sesuatu yang sudah jadi, jarang dilibatkan dari proses awal.  Selain itu peringatan dan hukuman yang diberikan orang tua manakala aku melakukan sesuatu yang kurang berkenan membuat terkadang membuatku takut untuk melakukan sesuatu.
Sifat itu harus aku  ubah sedikit demi sedikit.  Membuat keputusan sesuatu yang inherent dari seorang pemimpin. Kemampuan untuk membuat sebuah keputusan secara cepat dan tepat adalah kemampuan yang harus selalu diasah dan diuji. Aku harus belajar berkonflik, membuka front! Tentunya bukan sembarang konflik. Tapi konflik yang dihasilkan dari keputusan yang aku buat. Bukankah sebagai pemimpin kita tidak akan bisa memuaskan semua orang.  Pasti akan ada orang yang pro dan kontra.
Aku juga harus berani untuk melakukan kesalahan.  Ahli kebijaksanaan mengatakan bahwa orang yang baik itu bukan orang yang tidak pernah membuat kesalahan. Tapi orang yang berbuat kesalahan kemudian memperbaikinya.  Tetapi kalau penghapus lebih cepat habis dari pensil artinya kita terlalu banyak membuat kesalahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENSIUN, PURNABAKTI, PURNATUGAS DAN PURNAWIRAWAN

Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok.  Masa kerja lebih dari tiga puluh tahun jelas merupakan sebuah prestasi, melewati dan mengalami berbagai macam dinamika birokrasi atau minimal berhasil melawan segala kejenuhan. Banyak istilah yang mengacu  pada berakhirnya masa kerja, ada purnabakti, purnatugas dan purnawirawan artinya pasti sama, pension!kecuali purnawarman, itu merupakan nama raja dulu dan dipakai sebagai salah satu nama jalan di Bandung. Pensiun bukan momok yang menakutkan itu adalah alur perjalanan karier! Aku sampai ga ya ke usia pensiun! mudah-mudahan Alloh SWT Sang Pemilik Kehidupan memberikanku kenikmatan hidup dan kebarokahan hidup!sama seperti usia Rasululloh SAW pun bagiku sudah sangat beruntung. Aamiin ya robbal a'lamiin! Selamat buat Ibu Nani Hernani, Kasubag TU Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang hari ini memasuki usia pensiun. Beliau pensiun denga

Area Patimuan, Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan

Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada di Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis persis di samping jalan nasional jalur selatan perbatasan Kecamatan Cijeungjing dan Cisaga.  Aliran Sungai Cimuntur Aliran Sungai Citanduy Patimuan merupakan pertemuan dua sungai besar; Sungai Cimuntur dari arah utara dan Sungai Citanduy dari arah barat. Patimuan juga tidak lepas dari sejarah Ciung Wanara yang kesejarahannya terangkum di situs Cagar Budaya Karang Kamulyan. Sungai Cimuntur terlihat lebih keruh bila dibandingkan dengan air Sungai Citanduy. Ini terkait dengan tingkat erosi yang lebih tinggi di Daerah Aliran Sungai Cimuntur. Pertemuan Sungai Cimuntur dan Citanduy Ikan-ikan khas Citanduy dan Cimuntur seperti Bebeong dan Balar masih bisa didapatkan oleh para pemancing. Memancing Situs Cagar Budaya ini perlu lebih dioptimalkan lagi pengelolaannya. Selain tempatnya yang str

Lodong Kosong Ngelentrung!

Kami menyebutnya Lodong. Terbuat dari bambu, biasanya bambu jenis Gombong atau Bitung. Lodong ini adalah untuk menampung air nira Kawung (Aren ) yang nantinya diolah menjadi gula. Sehabis dipakai biasanya disterilkan dengan diasapin di hawu (perapian tradisional). Kalau di Bahasa Indonesia ada peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya nah di Bahasa Sunda paribasa "Lodong Kosong Ngelentrung" artinya mirip "orang yang banyak bicara biasanya ga ada isinya". Sigay Selain lodong, piranti terkait prosesi membuat gula adalah sigay. Sebatang kayu yang digunakan sebagai tangga untuk menaiki pohon aren.