Sabtu, 07 Juli 2012

Mengikuti Tes TPA

Halaman Gedung Bappenas
Entah kenapa ko dari dulu terobsesi mendapat beasiswa. Mendapat beasiswa itu kesannya siswa berprestasi, smart. Tapi dulu pada jaman Pak Habibie pernah mendapat beasiswa JPN (Jaringan Pengaman Sosial). Kalau yang ini untuk menyelematkan kelangsungan studi mahasiswa karena krisis ekonomi saat itu, bukan karena prestasi akademik hehehehe.

Perjalanan memburu beasiswa membuatku sampai di Gedung Bappenas, Jalan Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat. Gedung dengan arsitektur klasisisme yang khas. Bagi penganut teori konspirasi, gedung ini diyakini sebagai bagian dari masonis Indonesia.

Pernah ingin menjajal seleksi Beasiswa dari Bappenas. Tapi yang datang lebih dulu adalah tawaran beasiswa dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Beasiswa untuk program Studi CIO, Chief Information Officer....wah dari namanya keren neh. Walaupun kesan rumpun informatikanya membuat agak ngeri-ngeri gimana gitu.

Seperti biasa seleksi beasiswa dari kementerian dan lembaga-lembaga lainnya selalu mensyaratkan Nilai TOEFL dan TPA (Test Potensi Akademik). TOEFL sertifikatnya dikeluarkan oleh lembaga pendidikan Bahasa Inggris yang kompeten, sedangkan untuk TPA pemegang lisensinya adalah Bappenas. Skor minimal TPA sebagai syarat seleksi beasiswa adalah 450.

Datanglah ke Gedung Bappenas untuk mengikuti test TPA. Hari ini yang mengikuti test ini lumayan banyak. Tes ini sangat legendaris. Konon test ini untuk menasbihkan pintar tidaknya seseorang, cerdas tidaknya seorang. Berpotensi atau tidaknya seseorang dalam dunia akademik. Tapi indikator ini adalah ukuran manusia dan ciptaan manusia, yang mungkin saja tidak berarti apa-apa dimata Tuhan, apalagi ketika tidak dipakai untuk memberikan manfaat bagi sesama.

Akhirnya berhasil juga melewati tes ini. Skornya lumayan. Cukuplah untuk mengikuti program doktoral. Tapi jujur saja sebenarnya lebih sulit tes UMPTN, karena TPA ini ga ada kimia, fisika dan matematika yang njlimet itu.

Tidak ada komentar:

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...