Sabtu, 24 Mei 2014

Logika yang Teramputasi



Menjelang Pilpres eskalasi suhu politik semakin meninggi. Baik di level elit ataupun massa akar rumput. Baik di level praktisi maupun simpatisan. Saling menghujat, menjatuhkan, memaki dan lain-lain. Beberapa pengamat sudah kehilangan netralitasnya, entah kenapa!Mungkin karena sudah punya hutang budi atau hutang pekerjaan alias proyek.

Mengapa harus sebegitunya!benarkah karena idealisme atau pragmatisme, atau riwayat kebencian akut yang telah lama mendarah daging. Media sosial ramai dengan perang kata-kata. Mungkin mereka menganggap komentar dan pilihan dia akan membuat banyak orang berlaku dan berpikiran sama.  Kecuali orang yang memang punya kepentingan (minimal takut beda) rasa-rasanya mayoritas kita sudah cerdas memilih. Dalam memutuskan untuk memilih paling tidak ada tiga kata kunci : ideologi, pragmatisme (baca:kepentingan), dan kebencian.

Sekali lagi!selamat menyiksa diri karena sikap suka dan tidak suka.

Tidak ada komentar:

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...