Rantang yang antik. tampilannya secara fisik kurang menarik. Sehingga ketika acara makan bersama pasca Shalat Ied (Di daerahku Karacak, Cigembor, Ciamis ada tradisi khas Selepas Shalat Idul Fitri dan Bermusafahah dilanjutkan dengan acara makan bersama di lingkungan Mesjid) Sang Rantang cenderung dihindari!underestimate!berharap rantang itu bukan bagian kita.
Pada setiap hari Raya Idul Fitri tiap rumah membawa rantang berisi nasi dan lauk-pauknya dan dikumpulkan di rumah samping mesjid. Setelah selesai shalat dan bermusafahah rantang-rantang itu dibagikan ke tiap kumpulan jamaah secara acak. Tiap orang berharap rantang dihadapannya berisi menu istimewa.
Entah kapan budaya ini dimulai. Kearifan lokal ini terus berlanjut dan menjadi sarana meningkatkan budaya di lingkungan yang hanya terdiri dari dua Rukun Tetangga ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar