Selasa, 25 Juli 2017

Ciamis, City of Harmony


Kalau ada yang bertanya, ingin seperti apa Kota Ciamis ke depan?. Jawabnya ya Kota Ciamis yang seperti sekarang ini. Bukan pro status quo apalagi statis tak mau berubah. Yang jelas pertanyaan awalnya  perubahan seperti apa dan untuk siapa?

Ketika kita hanya bermacet ria  manakala ada pemberangkatan ibadah haji dan musim mudik, apakah kita mendamba  bermacet-macet tiap pagi dan sore. Macet bukan indikator pertumbuhan ekonomi apalagi bukti masyarakat yang sejahtera ia adalah buah kegagalan tata kelola sebuah kota. Ramai tidaknya sebuah kota tidak serta merta mencerminkan sejahteranya dan bahagianya penduduk sebuah kota. Pertanyaan akhirnya "Siapa yang menangguk keuntungan besar dari keramaian itu?". Buat apa jadi ramai kalau kita menjadi asing di daerah sendiri baik itu dari segi ekonomi, sosial dan budaya.

Ciamis kini masih memberikan kenyamanan dan keamanan manakala kita mencari angin di ruang publik. Permasalahan sosial sebagai dampak ketimpangan dan kerasnya persaingan hidup belum teralu terasa di sini. 
Biarlah kota ini tetap menjadi Kota Kecil namun punya nama besar dan punya fasilitas yang memadai!
Biarlah tetap dijuluki Kota Pensiun agar penduduknya selalu ingat bahwa hidup ada siklus menurun tidak menjadi pribadi yang lupa diri, yang adigang adigung adiguna!
Biarlah tetap menjadi kota yang selaras, harmonis!
ada keseimbangan dunia dan ukhrowi! City of Harmony.
Tidak menjadi kota yang sibuk dengan dirinya sendiri!
Kalau kota-kota lain kini berlomba menjadi kota yang nyaman!
Haruskah kenyamanan, keselarasan dan keharmonisan yang ada kita tukar dengan sesuatu yang pada akhirnya kembali kepada bagaimana menciptakan keselerasan dan keharmonisan!



Tidak ada komentar:

Menyisakan Ketidakpercayaan

Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...