Kamis, 26 Oktober 2017

Di Bukit Kaki Manglayang



Ku daki sebuah bukit
tak terlalu tinggi, tapi tetap saja sisakan lelah

Ku langkahkan kaki
Tak terlalu cepat, tapi tetap saja menguras nafas

Ku tuliskan sebuah kata
Tak puitis, tapi tetap saja punya sejuta makna

Ku ukir sebuah cita
Tak tinggi, tapi tetap saja memeras usaha

Ku tatap sebuah cinta
Tak mewah, tapi tetap saja sangat berharga

Ku rangkai sebentuk rindu
Tak dalam, tapi tetap saja selalu memilin hati

Dari puncak bukit ini
Kupandang cakrawala
di kiri terbit di kanan tenggelam

Dari puncak bukit ini aku termenung
Mengenang semua pahit dan getir
Ah....memang hidup kadang di atas kadang di bawah


Di bawah bayang-bayang Gunung Manglayang
Kupandang hamparan kehidupan
...dan tetiba aku merasa kecil....!

Kiarapayung, 10-20 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...