Jumat, 09 Agustus 2019

Hikayat Si Penggantang Asap

Menyalakan api

 

Bagi seorang perokok,
menyalakan api di tengah hembusan angin adalah seni dan kerja keras.
Apalagi ketika pentul korek api hanya tinggal satu, dan tidak ada sumber api lain.
Tegang!
Nyaris seperti lolos tidaknya ujian penting.
Rokok tanpa api seperti soto tanpa kuah.

Aku pernah jadi perokok.
Yang betul perokok!
Berat si belum,
Hanya sudah addicted,
Sesuatu yang tidak kupercayai sebelumnya.

Cerita tentang  roko'annya aku itu panjang!
Mulai akhir 1996 sampai dengan pertengahan 2017. 
Dua puluh tahun lebih.
Luar biasa.....it's my wonderful life.

Lho ko wonderful?
Ya karena pernah membersamai dan dibersamai rokok.
Saya sudah sampai tahap menikmati rokok!
Sudah tahu jantung bermasalah....masih terus ngebul.
Ngopi, rokoan sambil merenung di pinggir kolam
itu bak keajaiban dunia ke 16.

Rokok pertama itu Djarum Super.
Terus lama Sampoerna Mild.
Lama-lama karena keuangan tidak stabil,
ya kaya asbak.
Segala masuk yang penting berasap.
Sukun, Djarum Cokelat,
Gudang Garam Merah, 
Gudang Garam Filter
Jie Sam Soe (kretek dan filter)
Paling lama ngisep Signature Mild
dari 2007 sampai 2016 (karena ga keluar lagi).

Pernah jadi perokok.
Kalau menyesal ya menyesal
tapi ya gimana, sudah terjadi.
Alhamdulillah ditakdirkan Alloh SWT dapat berhenti.
Biarlah menjadi sejarah.
Mengambil hikmah.
Berhentinya perlu niat dan perjuangan yang berat.





Kamis, 08 Agustus 2019

Antara BK dan PH


Kedua buku tersebut ada di perpustakaan sekolah-ku.
Jujur saja saat itu lebih renyah membaca biografinya Bung Karno (BK) karya Cindy Adams.
Maklum saat masa pencarian jati diri biasanya kita cenderung memilih jati yang berbeda, jati yang tidak kebanyakan.
Masa-masa berbaju putih abu adalah saat-saat kejayaan orde baru, dan aku agak anti mainstream...memilih untuk ga terlalu ngorba!

Ketika jaman Orba, Ngorla itu seksi.
hampir sama dengan Ngiri itu seksi.
Nanti akan ada masanya (Eh sekarang sudah mulai ding... Ngorba itu seksi)
Sesuatu akan lebih kita kenang ketika telah berlalu.
.....Kalau sudah tiada, baru terasa (kalau ini Ngrhoma).

Aku harus berterima kasih pada Orde Baru.
Mungkin karena aku orang biasa, ga nyleneh, ideologi juga nengah.
Jadi ga pernah ngerasa direpresip-in Orba.
Hidup di masa orde baru terasa fine-fine aza,
Rajin belajar, gemar menabung, rela menolong dan tabah merupakan semboyan perjuangan.

Nyari yang aneh ya baca buku-buku atau artikel tentang yang berbeda dengan berita RRI, TVRI atau koran Suara Karya.
Seragam suara rakyat karena harga beras, ikan asin, dan cabe keriting dilaporkan tidak bergejolak.
Ternyata suara-suara yang aneh dulu adalah kini  mereka yang kini suaranya seragam.
Hidup terkadang hanya perkara subjek atau objek.
Diburu atau memburu....

Bagaimanapun Orba itu ngangenin,
Serba murah, relatif aman,  tatanan kehidupan relatif terkelola walau dunia rasanya hanya milik ABRI, Birokrasi  dan Golkar.
.....dan melihat fenomena sekarang
sepertinya banyak hal dan orang yang akan Ngorba pada akhirnya....

Resign dari PNS

Kemarin chat dengan salah seorang teman. Sudah lama tidak bertemu dan bertegur sapa. Bagaimanapun silaturahmi itu harus tetap dijalin walau hanya sebatas menanyakan kabar di media sosial.

Ia positif mau resign dari PNS, per 1 Agustus.
sejak dulu memang tema itu sering kita diskusikan.

Saya selalu kagum pada orang-orang yang memilih resign dari PNS dengan dilatarbelakangi prinsip diri dan keyakinan.
Bagaimanapun,  keluar dari PNS adalah sesuatu yang out of the box.
Betapa tidak, ketika berjuta orang mengantre ikut seleksi PNS. Profesi itu iya tinggalkan dengan sadar dengan penuh percaya diri.

Eh tapi ternyata beliau ga jadi resign. 

Menyisakan Ketidakpercayaan

Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...