Emha Ainun Nadjib. Sumber caknun.com |
Dulur-dulur semua, saya diamanati
untuk mengungkapkan hal-hal menyangkut kesehatan hidup kita. itu tidak berarti
saya yang paling sehat diantara kita semua. Alhamdulillah Alloh SWT selalu
sayang dan memelihara kesehatan saya sampai umur 64 sekarang, alhamdulillah. Tapi
tidak berarti sayalah yang paling pantas untuk ngomong tentang kesehatan. Karena
mungkin saja orang yang paling tahu tentang kesehatan adalah orang sakit. Jadi tolong
yang penting apa yang diungkapkan tidak
usah dpertimbangkan saya sehat atau sehat.
1. Hidup sehat atau kesehatan hidup
merupakan gabungan antara kesehatan jiwa kesehatan badan, dan kesehatan
hubungan manusia dengan Tuhan. Gabungan itu artinya dia bersifat dialektis terkait
satu sama lain serta bersifat komprehensif atau dia saling mendukung satu sama
lain diantara unsur-unsur badan atau jasad dengan jiwa /rohani dengan posisi
hubungan manusia atau mahluk apapun siapapun dengan Tuhan. Itu prinsip dasarnya.
Tuhan adalah yang membikin manusia yang membikin rohani dan jasadnya serta memberi ketetapan tentang
suatu sistem kehidupan yang hasilnya adalah hidup sehat. Oleh karena itu
ketergantungan mahluk untuk sehat atau tidak sehat itu nomor satu adalah pada yang
menciptakannya yaitu Alloh SWT,
2. Oleh karena prinsip dasar seperti
itu maka kesehatan jasad tidak bisa berdiri
atau bekerja sendiri, ia berposisi saling tergantung dengan kesehatan jiwa/ruhani
dan sehatnya hubungan dengan Alloh SWT dari hari ke hari. Kita tahu ilmu kesehatan modern sangat rajin meneliti
dengan seksama hal-hal yang menyangkut kesehatan
jasad ada juga sedikit ditemukan kaitannya dengan kesehatan psikologi/psikis tetapi
tidak sampai pada spektrum kesehatan rohani dimana Tuhan disadari adalah pangkal ujung sehat dan sakitnya
semua mahluk termasuk kita semua .
3. Khusus untuk mengenali posisi Tuhan,
Tuhan itu itu memiliki hak mutlak atas
sehat atau sakitnya apa saja yang ia ciptakan. Tuhan tidak berpihak pada sehatnya
manusia berdasarkan konsep manusia tentang sehat. Sehat dan sakit menurut Tuhan
berbeda, atau sangat berbeda atau bahkan bisa sangat terbalik dibanding sehat
dan sakit menurut ilmu kita, menurut keperluan dan kepentingan manusia. Kesehatan
dimata Tuhan, adalah keberadaan manusia dalam kepatuhan terhadap kehendak-Nya.
Maka pemahaman atas kesehatan manusia bisa terbalik dari konsep kesehatan
menurut Tuhan.
4. Ada kemungkinan-kemungkinan yg
mungkin tidak terbatas jumlahnya. Tuhan bisa memberi sakit kepada manusia tapi fungsinya adalah penyehatan jiwa. Tuhan
memberi sakit atau penyakit kepada manusia maksud atau posisinya bisa saja sebagai ujian, atau pendidikan,
atau peringatan atau mungkin hukuman. Sebaliknya Tuhan memberi sehat kepada
manusia juga bisa merupakan ujian atau
pendidikan atau peringatan atau hukuman.
Jadi sehat dan sakit menurut kita ternyata bisa sangat terbalik dengan sehat
dan sakit menurut Tuhan, tergantung kita bisa menemukan nda latar belakang kenapa
Tuhan bikin kita sakit dan kenapa Tuhan bikin kita sehat . Sakitnya manusia bisa membuatnya bersikap rendah hati dan sadar
ketergantungannya kepada Tuhan sementara sehatnya manusia bisa merupakan semacam azab yang
membuatnya sombong dan tergelincir hidupnya serta kelak tiba di Tuhan tidak dalam
posisi seperti Tuhan menghendaki-Nya ketika Tuhan
menciptakan kita semua.
5. Demikan juga konsep Tuhan tentang
hidup dan matinya manusia tidak sama dengan pamahaman kita dengan pemahaman
manusia. Banyak dialami sakit berlanjut ke kematian tapi bisa juga kematian
terjadi tanpa sakit sebagai sebab muhababnya. Di Dalam konsep Tuhan sakit dan
mati bisa berkait bisa juga tidak berkait. Terserah-serah Tuhan. Tuhan menghidupkan
dan mematikan hanya terkait dengan kehendak-Nya itu sendiri. Tidak harus berhubungan sakit
atau tidak sakit. Hidup dengan selalu menjaga kesehatan tidak harus diartikan supaya
awet hidup dan tidak cepat mati. Yang paling murni dan masuk akal adalah
menjaga kesehatan karena kesetiaan kepada Tuhan yang telah menitipkan jasad dan
ruh ini kepada manusia dan kepada kita
semua.
6. Manusia mencari dan menemukan amat
sedikit dari ilmu kesehatan yang Tuhan maha menguasai keseluruhannya. Manusia
wajib berikhtiar merawat kesehatannya tetapi hakikinya Alloh yang mengambil
keputusan tentang sehat tidaknya manusia. Manusia wajib menjalani hidup yang
sehat tetapi Tuhan berhak menentukan orang
yang merawat kesehatannya diambil nyawanya terlebih dulu dibanding yang orang
yang berlaku seenaknya terhadap kesehatan hidupnya.Itu terserah-serah Tuhan dan kita sebaiknya kita tidak usah
membantah, mengabdi dan ikut saja kepada Tuhan. Untuk itu tidak ada gunanya menyalahkan
Tuhan atas keputusannya yang dari sudut kepentingan kita seolah-olah
semena-mena dan diktator itu. Sebab setiap kondisi sehat atau sakit dalam satu
titik, di suatu area, penggalan atau peta dalam proses kehidupan baru bisa
dinilai kesejatian sehat atau tidaknya kelak pada momentum tertentu di alam
yang rumusnya adalah komprehensif dunia akhirat.Kita hanya mengenal sepetak
kecil dari urusan dunia dan kita sebenarnya tidak berada pada posisi yang ilmiah
untuk mengambil keputusan saat ini juga mengenai sehat atau sakit. Itulah sebabnya
manusia memerlukan iman takwa dan tawakal kepada Tuhan dalam keadaan sakit atau
sehat. Semua kondisi ilmu dan pemahaman tentang kondisi kesehatan selalu
dimasukan dalam spektrum iman takwa dan tawakal. Kalau mau gampangnya “ Sehat
ya monggo, sakit ya monggo” asal
tetap berada di dalam iman takwa dan tawakal. Ukurannnya itu.
7. Manusia meneliti sakit dan sehat kemudian berikhtiar mengobati
tetapi manusia tidak mampu berposisi untuk menyembuhkan, manusia menanam benih
tapi Tuhan yang menyemaikan. Manusia berjuang Tuhan yang menentukan pencapaian
atau kegagalan. Tuhan bisa berlaku sesuai dengan rumus kesehatan manusia
misalnya menyembuhkan orang yang sakit yang diobati oleh manusia tetapi Tuhan
berhak melakukan variasi perilaku yang lain. Ia bisa tidak menyembuhkan orang
yang diobati atau menyembuhkan orang yang tidak diobati. Tuhan bisa mengabulkan
kesembuhan seseorang berdasarkan pengetahuan kedokteran dan farmasi bisa juga
tidak menyembuhkannya atau malah menyembuhkan dengan obat yang lain sama sekali bahkan malah ditentang
oleh kedokteran dan farmasi.
8. Kalau dokter, tabib, dukun atau
siapun disebut menyembuhkan sesorang dari sakitnya dengan menggunakan obat atau
ramuan atau perlakuan yang dikenal baku dan diakui oleh ilmu manusia, mohon
ijin kesimpulannya bukan ilmu dan obat itu pasti benar. Kesimpulan yang lebih
waspada ialah, Tuhan mengabulkan kesembuhan melalui apa yang diyakini dan dipergunakan
oleh dokter atau tabib dan dan dukun itu. Sementara di saat yang lain Tuhan
bisa tidak mengabulkannya atau justru memberi manusia pengalaman dimana
seseorang menjadi sembuh tidak berdasarkan ilmunya manusia tentang kesehatan
dan pengobatan melainkan ilmu yang tidak dikenal oleh manusia sama sekali.
9. Seseorang yang dekat dengan Tuhan
mengeluh,” Yaa Alloh sembuhkan perutku!”, Tuhan menjawab, “Baiklah ambil daun
itu dan makanlah”. Belum sampai ia memakan daun itu perutnya sembuh. Kemudian
ketika perutnya sakit lagi, orang itu langsung mengambil daun itu ternyata
perutnya tidak sembuh-sembuh meskipun telah sekian lembar daun telah ia makan.
Orang itu memprotes,”Yaa Alloh ketika aku sakit perut engkau memerintahkan aku
untuk menyembuhkan pakai daun itu, kenapa kali ini tidak sembuh perutku!”. Tuhan
menjawab,”Waktu sakit yang pertama engkau mengeluh dan minta tolong kepada ku
tapi yang kedua engkau tidak minta tolong kepadaku melainkan langsung mengambil
daun itu maka perutmu tetap sakit karena daun dan apapun tidak bisa
menyembuhkan sakit perut dan sakit apapun. Yang bisa menyembuhkan dan yang
berkehendak menyembuhkan adalah kemauan dan kasih sayang-Ku”.
10. Oleh karena itu syarat kesehatan
hidupnya manusia ada 2 yang sebaiknya kita pilih meskipun kita bisa saja
dibiarkan oleh Tuhan tetap sehat tanpa memilih keduanya. Pertama memastikan secara
permanen dan simultan pemfokusan hati kita kepada Tuhan, hati kita bertauhid pikiran
kita bertauhid, setiap helaan nafas bertauhid, setiap langkah bertauhid, arah
hdup kita bertauhid, pekerjaan kita bertauhid, senang dan susah kota bertauhid,
kaya dan miskin kita bertauhid. Kedua, berpikir
hakiki, berpikir sehat, berpikir jujur, berpikir positif, berpikir kompatibel
dengan kemauan Tuhan. Roh dan jasad manusia adalah sebuah organisme sebuah
sistem, satu putaran ekosistem, hardware
maupun bersama dengan softwarenya. Setiap ketidakjujuran rohani, tidak
kejujuran hati dan pikiran akan mengubah manajemen ekosistemik didalam hidup kita sehingga potensial untuk
menjadi disrupsi, mismanajemen, kekacauan,
dekontsruksi, atau kekacauan atau kerusakan susunan-susunan, kerjasama
di dalam roh, syaraf dan jiwa kita termasuk semua unsur jasad-jasad kita
sehingga produknya adalah sakit.
11. Maka hidup yang paling potensial
untuk sehat adalah menghormati dan patuh kepada hakikinya kehendak Tuhan,
kemudian membuka diri pada setiap kemungkinan pada ilmu manusia menyangkut sehat
dan sakit. Tidak ada ukuran ilmu kesehatan modern atau tradisional, tidak ada
acuan ini dokter, atau dukun , atau tabib atau mungkin orang biasa yang dianggap
tidak ekspert dalam kesehatan. Ukuran yang sejati dan yang lebih dekat kepada
kesehatan hanyalah kejujuran ilmu kesehatan di tangan siapapun serta sadar
ketergantungan kepada kehendak Alloh. Dari Alloh kita hindari amarah-Nya dan
kita upayakan dekat kepada kasih sayang-Nya. Ini sudah ditulis dan bisa
diperbanyak, tidak harus dipahami sekarang, tapi mudah-mudahan setiap yang kita
dengarkan bisa menjadi benih yang tertanam sehinga dia akan ditumbuhkan oleh
Tuhan bersemai berdaun berbatang kemudian munculah buah-buah kesehatan di dalam
hidup kita masing-masing dan semuanya
entah dalam waktu seberapa lama terserah-serah Alloh SWT.
Tulisan ini bersumber dari link Sebelas Kunci Sehat yang dituturkan oleh Emha Ainun Nadjib.
Tulisan ini bersumber dari link Sebelas Kunci Sehat yang dituturkan oleh Emha Ainun Nadjib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar