Hari Jumat ini, Mesjid di lingkungan tempat kerjaku tidak menyelenggarakan Shalat Jumat.
Ada kegiatan di luar, sehingga kurang jamaah laki-laki.
Saya memutuskan untuk Shalat Jumat di Mesjid sekitar.
Bissmillah....laa haula wala quwwata illa billah.
Aku sudah siap dengan segala kemungkinan.
Alhamdulillah ada beberapa rekan.
Kalau ada apa-apa, ada teman.
Sepuluh menit sebelum waktu Jumatan dimulai,
mulai berjalan pelan menuju mesjid.
jujur serasa mo pergi jihad.
Kalaupun terjadi apa-apa toh aku sedang melaksanakan perintahnya.
Ini adalah kali kedua Jumatan di tempat yang agak jauh.
Akhirnya sampai juga di Mesjid.
Sudah hampir empat tahun lebih tidak Shalat Jumat di Mesjid ini.
Semenjak hipertensi paruku mulai menampakkan gejala.
Mobilitasku menjadi terbatas.
Kliyengan dan perasaan mau pingsan yang kadang menyerang,
membuatku banyak berhitung tentang resiko.
Kupilih di teras belakang mesjid.
Berharap angin dan situasi yang tidak terlalu penuh.
Bagi banyak orang....pandemi is over.
Hanya beberapa orang yang terlihat memakai masker.
Khutbah Jumat kulewati dengan lancar.
Tidak terlalu panjang.
Lanjut shalat aku masuk barisan,
di paling belakang.
Tidak memakai masker.
Alhamdulillah imam tidak membaca surat yang panjang.
Di antara jamaah memang kan banyak yang memiliki keterbatasan.
Termasuk aku.
Shalat Jumat beres.
Shalat sunat bakdiyah ah.
Tiba-tiba aku ingin menangis
dan tak bisa aku tahan.
Mengingat keterbatasan diri ini.
walau kuterima dengan ikhlas
tapi aku ingin seperti dulu lagi.
Air mata mulai keluar.
Dan alhamdulillah
Kepala yang biasanya berat terasa agak ringan.
Alhamdulillah.
Mudah-mudahan membaik.
Langkah pulang ke tempat kerja lebih ringan.
The beautiful day.
Jumat Berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar