Pada tahun 90an
kopi adalah minuman yang berkelas di kampung saya. Tidak sembarang orang dapat
menikmati seduhan kopi. Tidak setiap perhelatan minuman kopi dihidangkan. Hanya
orang menengah ke atas yang dapat menikmati kopi. Saat itu kopi dalam sachet belum
dikenal apalagi yang sudah dicampur gula. Sesuatu yang tidak terbayangkan saat
itu. Kalau ingin ngopi kita harus membeli bubuk kopi dan gula. Itu yang membuat
kopi menjadi minuman mahal, setidaknya bagi masyarakat lingkungan pedesaan.
Pada momen acara kenduri baik khitanan, pernikahan atau malam takbiran barulah
kopi disediakan. Walau tanpa komposisi takaran yang jelas antara kopi dan gula serta
diseduhnya pun dalam teko, kopi tetap menjadi minuman langka.
Ketertarikanku
pada kopi adalah pada Kopi Robusta Cap Burung Holung produksi salah satu toko
di Tasikmalaya. Kopi giling pertama yang kukenal dan kunikmati adalah. Sebagai
anak-anak saat itu belum bisa menilai rasa kopi, hanya dapat membedakan rasa
manis dan pahit, maka itulah rasa kopi. Ketika menginjak SMA kembali mencoba
kopi, Kopi Kapal Api menjadi pilihan. Karena takarannya yang agak banyak,
sampai membuat dada berdebar-debar. Mungkin belum biasa sehingga tubuh perlu beradaptasi.
Sewaktu ngekost
dan kuliah di Depok minum kopi menjadi kebiasaan. Segelas kopi sehabis makan
membuat saya mampu menahan lapar lebih lama. Kondisi yang sangat berarti bagi
anak kost. Kopi favorit saat itu adalah Kopi Cap Liong Bulan. Segelas kopi
liong racikan Mang Warkop dari Sumedang di Pertigaan Jalan H. Kodja seolah menjadi keajaiban dunia yang ke delapan.
Saat itu juga mulai berkenalan dengan Kopi Nescafe. Plus Krimer Nescafe kopi
ini memberikan pengalaman lain. Hal penting lain adalah Gelas Kecil Nescafe
yang legendaris. Mulai saat itu takaran gelas kecil Nescafe menjadi patokan saya
dalam menyeduh kopi.
Sekarang minum kopi
bak ritual yang harus saya lakukan tiap hari. Minimal satu gelas. Tiap berkunjung
ke suatu daerah selalu berusaha untuk membeli kopi yang khas dari daerah
tersebut. Atau minta oleh-oleh kopi kepada teman yang sedang berkunjung atau
ada di daerah yang secara tradisi mempunyai sejarah kopi yang kuat. Kopi Cap
Kapal Layar Padang Pariaman, Kopi Dempo, Kompi Lampung dan Kopi Aroma Bandung
adalah kopi-kopi tradisional yang pernah saya nikmati. Ada sensasi khas pada
tiap-tiap kopi. Kopi adalah khasanah kuliner Indonesia yang harus kita
banggakan. Bagi saya kopi adalah inspirasi dan semangat! Seperti tagline iklan
kopi di Kota Bandung!”Ngopi heula lur meh
semangat”!