Minggu, 02 Agustus 2015

Perdjoeangan Hidoep...(2)

Honda Grand Tahun 1996
Sekitar tahun 1994 atau 1993 melihat motor Honda Grand baru punya teman. Terpesona. Tapi tak kuasa untuk memaksa orang tua. Kupendam rapat di ruang hati yang berisi daftar cita-cita. Akhirnya kolaborasi tabungan pribadi dan tertendangnya sebuah properti di awal tahun 2004 sebuah Honda Grand bekas keluaran tahun 1996 resmi kumiliki.
Kurun waktu 2003 sampai awal 2005 merupakan masa krusial dalam perjalanan hidup. Perjuangan menamatkan S1, ayah sakit dan kemudian meninggal, 7 bulan menjadi lead surveyor di PT Surveyor Indonesia (terima kasih banget buat Muhamad Dian Revindo), menjadi politikus lokal, dan tanpa aktifitas yang secara signifikan secara ekonomis. Betul-betul sebuah fase hidup yang penuh hikmah.

Honda Grand itu sampai sekarang masih setia menemani aktifitasku. Ia adalah salah satu legenda hidup. Saksi disaat suka dan duka. 


Rantang Misteri


Rantang yang antik. tampilannya secara fisik kurang menarik. Sehingga ketika acara makan bersama pasca Shalat Ied (Di daerahku Karacak, Cigembor, Ciamis ada tradisi khas Selepas Shalat Idul Fitri dan Bermusafahah dilanjutkan dengan acara makan bersama di lingkungan Mesjid) Sang Rantang cenderung dihindari!underestimate!berharap rantang itu bukan bagian kita. 

Pada setiap hari Raya Idul Fitri tiap rumah membawa rantang berisi nasi dan lauk-pauknya dan dikumpulkan di rumah samping mesjid. Setelah selesai shalat dan bermusafahah rantang-rantang itu dibagikan ke tiap kumpulan jamaah secara acak.  Tiap orang berharap rantang dihadapannya berisi menu istimewa.


Entah kapan budaya ini dimulai. Kearifan lokal ini terus berlanjut dan menjadi sarana meningkatkan budaya di lingkungan yang hanya terdiri dari dua Rukun Tetangga ini. 

Jumat, 26 Juni 2015

Kemarin adalah Sejarah, Hari Ini Anugrah dan Esok adalah Misteri

Kata-kata bijak itu memang betul adanya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari!misteri yang sulit terpecahkan dengan pendekatan apapun!kadang sesuai dengan rencana dan kadang tidak. Seperti hari ini!Emak, Asisten Rumah Tangga kami sejak semalam tidak bisa tidur!sakit yang luar biasa di sekitar pinggang. Wah kenapa!padahal siang dan sorenya tidak terlihat sakit!walau sekilas nampak lesu. 

Berbagai asumsi dirangkai. Kolik, maag, sakit perut....atau jangan-jangan terkena gangguan ginjal. Karena tidak kunjung reda pagi-pagi benar kami bawa ke Rumah Sakit. Cek lab hasilnya tidak ada yang mengkhawatirkan. Tinggal Test USG untuk memastikan. Dan betul ternyata positif ada batu di ginjalnya. ukurannya masih kecil. karena keadaannya berangsur baik maka bisa berobat jalan. medika mentosa. terapi dengan obat. mudah-mudah batu ginjalnya dapat luruh.

Learning point :
Esok adalah betul misteri. Persiapkanlah untuk segala kemungkinan. Kita bangun optimisme di atas fondasi keimanan dan bangunan ketawakalan. ojo adigang adigung adiguna. ada kekuasaan dan kekuatan yang tidak akan sanggup kita lawan!Sang Khalik!Sang Pemilik Kehidupan. 

Rabu, 24 Juni 2015

Mudik Mas Bro!

Mudik! (ilustrasi)

Beruntung pernah merasakan atmosfer mudik! Di penghujung dekade 90an dan awal  2000an.  Ada rasa yang tak bisa digambarkan dan aura yg tak terlukiskan menyelimuti segenap peserta mudik. Sketsa kampung halaman tergambar jelas pada tumpukan tas dan kardus. Bayangan keluarga dan handai taulan menelan semua kesulitan dan tantangan mudik. Berebut tiket moda transportasi, cuaca panas, bawaan yang berat menjadi semacam pelengkap derita yang dimaknai bahagia!

Macet menjadi semacam ritual yang harus dialami peserta mudik! Perjalanan mudik yang lancar-lancar saja ya sepertinya akan mengurangi sakralitas mudik! Macet sejam dua jam yang mungkin dapatlah kita masukan sebagai rukun mudik!

Filosofisnya mudik itu mengingat awal. Mengingat kembali tempat dan siapa yang melahirkan kita. Eksistensi kita ditempat sekarang mustahil tanpa kontribusi tempat dulu kita tumbuh dan berkembang. Kehadiran kita kini tidak lepas dari orang tua yang melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita! Keluarga besar kita yang ikut membentuk sehingga kita dapat sampai pada pencapaian posisi dan kondisi sekarang. Kita tumbuh dan berkembang bukan di ruang vakum! Sebuah arogansi yang nyata manakala kita berkata bahwa kita kini hanya karena kita semata!

Sejatinya mudik itu spirit. Semestinya mudik itu immateri! Maka menjadi kontradiktif manakala mudik menjadi sesuatu yang membenda, memateri. Seperti Idul Fitri yang seolah meninggalkan fitrahnya yang spiritual menjadi sesuatu yang artifisial....baju baru, THR, kue, kembang api dan lain-lain. Mudik itu hakikatnya untuk menampakkan hati, membuktikan bahwa hati ini belum berpaling dari asal kita! Mudik itu bukan ingin katempo (terlihat) dan karasa (terasa)...mudik itu untuk melihat dan merasakan...mudik itu bukan untuk memperlihatkan keakuan kita tapi untuk membuktikan kemerekaan kita!

Dalam konteks yang lebih dalam filosofis,  mudik adalah sebuah kosakata yang menggebrak eksistensi diri. Kembali bertanya tentang kita. Siapa kita, siapa pencipta kita, untuk apa kita dan akan kemana kita! Agar kita senantiasa kita mengingat dan mempersiapkan mudik akbar! Nanti di Padang Mahsyar! di sana tidak perlu membawa tumpukan kardus atas amplop THR. Tidak perlu bingung mau naik apa. Di hari itu amal kitalah yang akan menolong kita.
Faghfirli...yaa robb!
kami masih terus bergulat dengan bayangan.
habis-habisan memperebutkan kefanaan, beban dan tanggung jawab.
terlena dengan lahwun walaibun!

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".