Sabtu, 19 Desember 2015

Dunia Memang Kejam, Mou!

Di dunia sepakbola roda nasib berputar lebih cepat. Beberapa minggu yang lalu Jose Mourinho masih mengomentari  dan memberi simpati atas nasib Garry Monk, koleganya yang didepak manajemen Swansea City. Kini justru apa yang ia alami menuai simpati,  Hari-hari ini dunia sepakbola sedikit terkaget-kaget terhadap apa yang menimpa The Special One.  Roman Abramovich sang empunya klub, memecatnya sebagai pembesut Chelsea. Rentetan hasil buruk yang dialami Chelsea awal musim ini seolah laku tak  berampun bagi seorang Roman Abramovich.  Berada di posisi 16 hasil dari 16 pertandingan jelas tidak sepadan dengan gelontoran dana 69,3 Milyar Pound yang diberikannya pada Mou untuk membeli pemain. Dari sisi ini pantas seorang Abramovich tersentan dan kita pun terheran-heran dengan apa yang menimpa pasukan Mourinho!

Tampak tak punya hati apalagi apresiasi, namun itulah yang terjadi. Chelsea sekarang adalah Chelsea yang tidak boleh kalah. Bukan Chelsea 20 tahun yang lalu ketika masih berkelas tim medioker Liga Inggris. Konon dulu Chelsea dulu aktualisasi kaum snobbish Kota London yang sepertinya tidak terlalu mementingkan prestasi. Beda dengan Chelsea sekarang. Chelsea kini adalah entitas bisnis. Modal yang ditanam harus ada timbal balik, ada hitungan-hitungan untung ruginya. Tidak ada makan siang gratis.

Guyuran uang yang hampir tak terbatas dari taipan Rusia itu memang sepertinya bisa mengakselerasi prestasi. Chelsea kini dapat disejajarkan  dengan Manchester United, Arsenal. Diikuti The Citizen, Chelsea seolah menggusur Liverpool dan Tottenham Hotspur dari jajaran klub besar Liga Inggris. Titel juara  BPL  dan  trophy Liga Champion, Carling Cup dan FA Cup adalah bukti keberhasilan pencapaian Chelsea. Namun apa yang menimpa Chelsea saat ini adalah bukti uang dan kuasa tidak selalu mampu menghentikan putaran roda nasib. Siklus kehidupan, pergiliran kejayaan terlalu tangguh untuk dilawan dengan logika dan mata uang! Kalau sekedar memperlambat dalam beberapa kasus mungkin ya!  Adakala uang dan kuasa begitu digjaya di atas kertas. Pada realitanya terlalu banyak variable yang terlalu sulit untuk direkayasa. Pertandingan sepakbola tidak dilaksanakan di ruang vakum.  Stadion sepakbola bukan ruang hampa udara yang membuat rumus-rumus eksakta seolah jadi raja.

Bagaimanapun Jose Mourinho adalah legenda hidup. Anak dari Felix Mourinho ini mengawali karir sebagai penterjemah Bobby Robson di Sporting Lisbon. Talenta dan kecerdasannya membuat ia mampu menyerap ilmu pelatih legendaris Inggris itu. Keberhasilannya menjuara liga domestik dan Liga Champion bersama Porto membuat ia mendunia dan dapat mendarat di berbagai klub Elit Eropa; Chelsea, Intermilan dan Real Madrid. Disamping talenta kepelatihannya ia juga berbakat dalam pyswar, hal yang membuat  ia terkadang kontroversial! Tapi itulah The Special One.  Pemecatannya tidak akan membunuh karirnya sebab ia memang berkualitas. Orang hanya kadang terlalu cepat mengambil keputusan!

Selasa, 15 Desember 2015

Tuah Magis The Tinkerman

Claudio Ranieri (Resources: www.dailymail.co.uk)
Entah seperti apa kebahagian yang membuncah pada diri Claudio Ranieri malam tadi! Yang jelas rona bahagiaterlihat  ketika bersalaman dengan Jose Mourinho, kompatriotnya dalam dunia kepelatihan yang sekarang melatih Chelsea. Tim yang baru saja dikalahkannya 2-1! Hasil yang membuat The Foxes kembali memuncaki klasemen BPL.  Posisi yang sama sekali tidak ia pikirkan. Ia hanya menargetkan sesegera mungkin Leicester City mencapai poin 40, nilai yang diatas kertas lepas dari ancaman degradasi. Ia sadar posisi sekarang adalah mimpi. Ia hanya ingin The Foxes tidak cepat terbangun.

Awal mendengar nama Claudio Ranieri adalah ketika ia menukangi Fiorentina. Namanya terselip diantara reputasi Fabio Cappelo, Marcello Lippi. Menjadikan Fiorentina masuk dalam The Magnificent Seven Seria A merupakan bukti ia punya kapasitas. Dunia kepelatihan sepakbola yang ia geluti selama hampir tiga dekade membuat ia terlihat matang. Bukan melulu hanya sekedar prestasi. Konsistensi dalam profesi membuat ia disegani. Pengalaman menangani tim yang bertabur bintang  ataupun atau klub yang berisi pemain yang tergolong rata-rata membuat ia menjadi sosok pelatih yang komplet.

Julukan The Tinkerman mulai disematkan padanya ketika ia menukangi  Chelsea pada kurun waktu  tahun 2000 sampai dengan  2004. Kebiasaannya untuk berganti-ganti formasi dan strategi disinyalir merupakan sebab ia mendapat julukan itu. Namun yang jelas  pria berumur 64 tahun berkebangsaan Italia ini pantas berbangga. Dunia kepelatihan yang ia geluti selama hampir tiga dekade telah memberi ia ruang khusus. Sebuah differensiasi yang ikut mewarnai lukisan persepakbolaan dunia. Bukan melulu hanya sekedar prestasi. Konsistensi dalam profesi membuat ia disegani.  Karir sepakbolanya yang panjang mulai dari jadi pemain sampai pelatih telah menjadikannya legenda hidup. Jatuh bangun, dipecat dan diangkat, juara dan terpuruk menyisakan cerita berharga dalam perjalanan hidup seorang Claudio Ranieri, The Tinkerman!

Tuah magis The Tinkerman seolah menemui takdirnya di Leicester City.  Permainan anak asuhnya kini menjadi buah bibir! Di bulan Desember musim sebelumnya Leicester bergelut dikubangan zona degradasi, tak dinyana satu tahun kemudian  klub ini memuncaki kasta tertinggi persepakbolaan Inggris. Kolektifitas, semangat, dukungan fans dan stakeholder lainnya serta tentunya sentuhan magis  The Tinkerman merupakan faktor-faktor penting pencapaian The Foxes saat ini.  Terus kerja keras dan rendah hati Leicester City!

Senin, 14 Desember 2015

Sebuah Ode untuk Garry Monk

Garry Monk (source: www.thesun.co.uk)
Di BPL musim ini ada tiga pelatih muda yang menyita perhatian.  Alex Neil yang melatih Norwich City, Eddie Howe pembesut AFC Bournemouth dan Garry Monk yang baru seminggu dipecat Huw Jenkin, Pemilik Swansea City.
Bekerja 22 bulan untuk Swansea city dan mencatatkan nama klub itu di posisi 8 musim lalu adalah sejarah bagi Garry Monk dan bagi Swansea City! Menjadi pelatih interim sejak kepergian Michael Laudrup Februari 2014 dan dipemanenkan pada Mei di tahun yang sama, keberhasilannya adalah menyelamatkan Swansea City dari degradasi di musim 2013-2014. Mewarisi fondasi yang dikreasi  Brendan Rodger dan polesan Michael Laudrup, Garry Monk berhasil meracik permainan Swansea City menjadi aktraktif dengan filosofi pengusaan bola yang mantap. Keberhasilan memetik beberapa kemenangan dan memaksakan hasil seri dengan beberapa tim besar membuat Swansea City layak berada di posisi delapan klasemen akhir BPL  musim 2014-2015!

Tapi sayang prestasi besar itu seolah nihil bagi manajemen Swansea City! Hanya menang sekali dalam 11 pertandingan terakhir seolah menjadi kesalahan besar manajernya; dan  ia adalah Garry Monk. Posisi Swansea City di peringkat  15 (minggu lalu) klasemen BPL  seolah menghapus jejak manis dan sejarah yang ditorehkan seorang Garry Monk. Pemecatan sekali lagi membuktikan apa yang dikatakan Arsene Wenger bahwa “... dunia modern semakin tidak sabaran dibanding sebelumnya…!Manajemen The Swans mungkin harus belajar pada eksistensi Sir Alex Ferguson yang dua dekade lebih berada di Old Trafford atau bagaimana Arsenal memperlakukan Arsene Wenger yang sudah 19 tahun membesut Arsenal! Sekaliber Sir Alex dan Wenger saja pasti mengalami pasang surut! Mengharap kepastian dalam sepakbola adalah hampir mustahil sebab sepakbola adalah miniatur kehidupan itu sendiri

Atmosfer kompetisi tiap musim di BPL pasti berubah! Seperti dikatakan Manuel Pelegrini memang masalah Swansea City bukan manajer. Selevel Chelsea saja dalam 15 pertandingan awal BPL peringkatnya hanya berbeda satu tingkat dengan The Swans! Padahal kurang apa dengan Chelsea, klub dengan pemain bertabur bintang serta dukungan dana hampir tidak ada ada batas belum lagi diarsiteki pelatih sekelas Jose Mourinho! Chelsea tetap saja tidak mampu melawan hakikat kompetisi (baca: hidup) yaitu “perubahan”! The Swans, dengan taburan pemain yang hampir bisa dikatakan standard dan dukungan dana yang juga standard posisi sekarang diklasemen sebetulnya tidak perlu diratapi. Jangan menengok Leicester City yang sekarang sedang terbang! Leicester City sekarang punya sepasang sayap yang saat ini hampir tidak dipunyai Swansea City…..semangat dan antusiasme serta satu lagi, keberuntungan!

Kembali ke Garry Monk! Jose Mourinho mengatakan, “Saya ikut sedih untuk Garry. Saya merasa ia telah melakukan pekerjaan luar biasa musim lalu. Ia amat bagus. Namun inilah tendensi sepakbola Inggris, karena pembuat opini memberikan pengaruh yang amat besar. Pada akhirnya, Garry adalah korban”. Ternyata opini publik tidak hanya berpengaruh di dunia politik, di dunia olahraga juga. Keep going dan keep fight Garry Monk! Standing and talents!

Kamis, 10 Desember 2015

Selamat Memimpin!

Walau belum final benar tapi siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam beberapa Pemilihan Kepala Daerah sudah dapat diraba melalui hasil hitung cepat dan perhitungan internal. sebenarnya saya kurang suka terminologi menang kalah! Sebab bangsa ini masih sensitif dengan istilah menang dan kalah. Mayoritas bangsa ini masih menganggap menang adalah anugerah dan kehormatan sedang kalah adalah sebuah aib! Menang terkadang membuat jumawa berkepanjangan dan kalah seperti  memicu malu tujuh turunan! 

Padahal tidak begitu! Berhasil atau belum berhasil hanyalah akhir dari sebuah proses ikhtiar! Toh nantinya perjalanan waktu akan menghasilkan lagi akhir sebuah proses. Apakah keberhasilan dulu dapat dikonversi menjadi keberkahan atau sebaliknya menang jadi awal sebuah derita. Begitupun dengan kekalahan! Jika dimaknai dan dilakoni dengan bijak akan menjadi sebuah keberkahan! Toh diakhirat kita tidak akan dihisab mengapa kamu tidak berhasil! Justru kita akan ditanya kamu menang dengan cara apa dan bagaimana mempergunakan kemenangan itu!

Kita mesti bersyukur masih banyak orang yang berhasrat untuk menjadi pemimpin! Mendaftar untuk mendapat mandat menjadi pemimpin masyarakat! Coba kalau pada ga mau menjadi pemimpin karena mereka menyadari betapa beratnya tanggung jawab di yaumul jaza! Coba kalau tiap orang kehilangan libido untuk berkuasa karena tak sanggup membayangkan antrian panjang orang-orang yang dipimpinnya balik menuntuk hak yang dulu tak ia dapat, menagih janji yang tak terealisasi, menuntut balas atas kezaliman dan ketidakadilan yang mereka peroleh ketika ia berkuasa! Coba kalau tiap orang tak punya cita-cita jadi kepala karena tahu ia akan tiba pada saat dimana tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh menjadi saksi atas segala tindak-tanduk kekepalaannya! Saat dimana tidak berlaku lagi silat lidah, lobi-lobi dan bukti-bukti yang sejatinya tidak dapat dibuktikan!


Senin, 07 Desember 2015

Sate Pengkolan Cihaurbeuti


Kalau berkendara melalui jalur selatan melalui jalan nasional Cihaurbeuti Ciamis ada kuliner yang layak untuk dicoba. Warung Nasi Kita (Sate Pengkolan) dengan menu utama Sate Kambing, dan Gule Kambing. Sate Sapi juga ada, tergantung pesanan. Lokasi kuliner ini persis di Pertigaan Cihaurbeuti dengan tempat parkir yang repsentatif. Kalau dari arah Ciamis di sebelah kiri sebelum SPBU Cihaurbeuti sedangkan kalau dari arah Rajapolah di turunan setelah SPBU Cihaurbeuti. 


Kekhasan kuliner ini adalah dagingnya yang masih segar, bumbu kacangnya yang kental dan lingkungan yang relatif bersih dari polusi udara. Satu porsi sate atau gule sekitar Rp. 25.000. Dapat dicoba untuk alternatif kuliner di jalur selatan. 

Peta Lokasi Sate Pengkolan

Jumat, 04 Desember 2015

Hasibu Anfusakum Qobla An Tuhasabu!

Kisah Tukang Kayu Menemani Mayat selama 40 Hari benar-benar menjadi bahan pemikiran dan perenunganku beberapa hari ini. Mencoba sedikit mengevaluasi diri! lepas dari benar tidaknya kisah tersebut, pointnya jelas. Apa yang kita punya dan pakai sekarang akan dipertanggunjawabkan kelak di yaumil akhir!saat dimana kecerdasan, kekayaan, kekuasaan yang kita punya didunia tidak akan berperan sama sekali!justru kecerdasan, kekayaan, kekuasaan  yang pernah Alloh titipkan kepada kita akan balik menghisab kita!

Dari Ibnu Mas'ud RA, Rasulullah SAW bersabda " Tidak akan bergerak kaki anak Adam pada hari Kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara : yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dihabiskannya, ilmunya sejauhmana diamalkannya" HR. Turmudzi. 

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".