Lord Didi Kempot Live at Concert. Source : Youtube Media Seni Channel |
Tapi itu bisa saja dan saya pernah mengalaminya.
Margonda Depok, Tahun 2000an.
Lagi booming warnet, sehingga skripsiku pun tentang warnet.
Ia bagai candu yang bisa membawa kita ke dunia lain...dunia maya
Uang bulanan bisa cepat menguap ditukar sewa warnet jam-jaman
Di sebuah warnet di bilangan Margondan
Saat itu tergolong warnet yang representatif
Unitnya PC nya banyak, tempatnya berAC dan headsetnya bagus.
Sewanya sekitar 4.000 perjam, senilai seporsi Sate Padang di depan Mie Ayam Berkat
Ngechek lamaran kerja via email,
baca ini baca itu
lihat ini lihat itu
dengerin ini dengerin itu
salah satu hal yang ngangenin dari warnet dulu adalah dengeri MP3 via headset
sambil berselancar
Saat itulah pertama menikmati dan menjiwai lagu Lord Didi Kempot, "Stasiun Balapan"
Bersama lagu "Karma"nya Coklat, Stasiun Balapan selalu mengisi Playlist Winamp saat ngewarnet.
Jiwa terasa melayang dan imajinasi berpetualang mengenang tiap-tiap jejak romantisme!
Padahal saat itu tak punya kekasih
Merasa patah hati padahal hati ini tak pernah ada yang mematahkan...(karena memang sudah patah di masaa awal bertumbuh hiks hiks hiks.....)
Mendengarkan lagu-lagu Lord Didi Kempot juga membaca perjalanan hidupnya
perjuangannya....
sampai ke stage sekarang itu bukan karena ongkang-ongkang kaki
tapi konsistensi.....kontinyuitas berkarya!
Mungkin aneh, lagu "Cidro" yang dinyanyikan dan diciptakan tahun 90an baru sekarang booming!
Meresapi lagu-lagu Lord Didi Kempot sekali lagi membuktikan bahwa kita merasakan perihnya patah hati tanpa harus jatuh cinta.