Minggu, 01 November 2020

Mengapa (Ingin) Jadi PNS (2)

Menu kuliah yang pada dan melelahkan 
menjadi santapan kami setiap hari
Pukul 08.00 - 16.00, office hour. 
Kami memang disetting untuk mengisi kebutuhan SDM Industri.
Tiap kami pasti rata-rata membayangkan
berkantor d pencakar langit seputaran Sudirman-Thamrin.
Telkomsel, Indosat, XL jadi incaran.
Atau BUMN papan atas.
Berkarir di birokrasi tetap jarang diperbincangkan.

Lulus dengan IPK. 2.56
Huhhh.....menyesakkan!
Tapi gimana lagi.
Di Program Studi Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran yang di bangun memang administrative/clerical skill, bukan skill berpikir.
Tapi ternyata ada mata kuliah yang sangat applicable
.....kecepatan mengetik....sebalas jari, blind keyboard. 
yang ketika kuliah pascasarjana didoktrin 
agar mengetik dengan satu jari!
Cik pangetikeun!

Setelah lulus teman-teman menyebar!
Ada yg di provider-provider telekomunikasi, perbankan, BUMN dan lain-lain!
Sementara aku si pemilik IPK 2,56 masih Simatupang (Siang Malam Tunggu Panggilan) di Wisma Felicia. 
Sabtu Minggu sibuk bolak balik Koran Kompas yang dibeli teman.
Melihat iklan lowongan kerja.
Senin sampai Jumat nyiapin dan ngirim lamaran....
Kadang-kadang ke  Warnet di Margonda melamar pekerjaan via Karir.Com dan JobStreet!
Ah indahnya masa-masa perjuangan.

Dipanggil wawancara.
Entah berapa kali.
Sudah agak lupa. 
Dengan berbagai suka dukanya. 

Pernah ada panggilan.
Lokasinya di Ruko Bilangan Kramat Raya.
Intinya disuruh jualan produk.....
woalah ga sesuai dengan yang diiklankan.

Pernah juga test di salah satu perusahaan asuransi
mengetik pakai mesin tik listrik.....oalah aku bingung!
Wong waktu kuliah saja....nilainya paspasan heheheh

Yang nyangkut itu waktu test di Harian Bisnis Indonesia!
Wawancara pertama lolos....terus psikotest!
di Seputaran Medan Merdeka.....
Wih pengalaman menarik!
Lelah kaki ini!
Tapi tetap semangat.

Sering psikotest
tapi perusahaan yang mengirimnya sudah lupa.
di Mutual+ terus juga pernah sama Psikolog terkenal dan Fak Psikologi UI. 
Menambah jam wawancara dan trik psikotest. 




Sabtu, 31 Oktober 2020

Mengapa (Ingin) Jadi PNS (1)?

Mengapa ada kata ingin dalam tanda kurung.
sebab tulisan ini memotret juga memotret fase sebelum jadi PNS.

Waktu SMA profesi PNS itu kurang menarik.
Cerita antar teman tentang masa depan
pasti seputar ITB, UI, UGM, IPB, Unpad!
IKIP terdengar sayup-sayup!
STPDN pun lamat-lamat terdengar. 
Jurusan yang acapkali dibahas pasti tentang 
Informatika, Telekomunikasi, Teknik Industrik.
Mesin, Penerbangan (Saat itu IPTN lagi hot-hotnya)

Tapi ayah berharap aku masuk STPDN.
Aku juga sebenernya berharap juga sih.
Tampak gagah mahasiswanya.

Saat itu profesi yang jadi bahan cerita adalah jadi Pegawai BUMN.
Pegawai Telkom persisnya.
Lulusan SMA berlomba-lomba untuk bisa sekolah di STT Telkom.
Bandung.

Masuk STPDN gagal.
Ikut UMPTN .
Aku milih Kedokteran Unpad, Akuntansi Unpad dan Biologi ITB.
Ga ada yang tembus.
Dari segi pilihan jurusan....cita-citaku terlihat absurd, tidak terkonsep.
Pragmatis.

Test Politeknik ITB, pilih jurusan Administrasi Niaga.
Tidak berhasil.
Bingung!
Akhirnya daptar Institut Sains dan Teknologi Al Kamal
Kebonjeruk Jakarta Barat.
Hanya berdasar pamflet kiriman.
Pilih Jurusan Teknik Manajemen Industri.

Tahun 1997.
Tidak betah di Al Kamal.
Ikut UMPTN lagi.
Pilihannya aku sudah lupa
kalau tidak salah Administrasi Niaga UI, Administrasi Niaga Undip dan Biologi UI. 
Gagal maning.
Nyoba ikut test Akademi Ilmu Statistik (Sekarang STIS).
Tidak berhasil (asli ini test paling sulit)
Terakhir ikut test Politeknik UI, Jurusan Administrasi Niaga.
Eh tembus.
Alhamdulillah bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Petualangan di perbatasan Jakarta Depok bermula.

Masih tidak terbayang jadi PNS. 

Tidak Ada Jalan yang Mulus

Kemarin Walikota Tasikmalaya ditangkap KPK.
Kakak kelas,
Sama-sama alumni SMAN 2 Tasikmalaya. 

Prihatin iya
empati tentu

Tapi saya tidak akan lupa
bahwa kami pernah membanggakannya
Ikon alumni yang sukses

Menjadi pemimpin memang penuh resiko
Pada tahap keberaniannya untuk mau menjadi pemimpin pun
saya salut
siapa saja.

Tersangkut permasalahan hukum adalah resiko.
Profesi apapun.
Bukan permisive terhadap perilaku korupsi.
Hanya memang memahami mengapa itu terjadi.
Pemimpin itu tidak ada di ruang vakum.

Pemimpin hadir pada tuntutan konstituen
pemimpin harus menghadapi rival politik.
Ada banyak pemangku kepentingan di sekeliling pemimpin:
kontraktor, parpol, LSM, Ormas, Paguyuban, Asosiasi,
bawahan, wartawan, tim sukses, relawan.....
semua itu perlu sentuhan tata kelola yang bijak





Oktober Rain

Oktober sebentar lagi berganti.
Musim hujan.
Banjir.
Manusia tak juga bijak menata kelola alam.
Kebutuhan berpadu dengan keserakahan.

Pandemi masih melanda
libur panjang.
banyak orang berwisata.
Hanya bisa mengurut dada.
Ya gimana lagi.
Sekarang ya SMS.
Selamatkan diri masing-masing.

Dua bulan lagi berganti tahun!
Duh cepatnya.


Minggu, 18 Oktober 2020

I'm Nothing (2)

Seiring waktu.
Tapi persisnya karena keadaan diri,
Banyak hal yang berkurang
atau nyaris hilang.

Dulu pernah merasa berpotensi
sehingga seperti memaksa orang
harus memperhatikan aku.

Sekarang datar-datar saja.
Bekerja dan berkarya.
Semampunya saja.

Dulu di hati ini banyak ambisi
jadi ini jadi itu
harus mencapai titik ini titik itu

Sekarang mengalir saja
Melaksanakan kewajiban
yang untuk itupun entah perform atau tidak

Tingkat kepuasan terhadap trilogi kejayaan manusia yaitu
Harta tahta dan wanita
tetap saja merujuk treadmill hedonic
atau dikenal juga sebagai hedonic adaptation theory
dimana, manusia-manusia yang terperangkap di sana hanya akan terpuaskan sementara. Tak lama kemudian  mereka akan merasa jenuh. 
Capaian (baik itu jabatan, mobil mewah, rumah mega, dan lain-lain) itu hanya akan membahagiakan paling lama selama tiga bulan.
Setelah itu kita akan mencari lagi harta, tahta dan wanita yang lebih tinggi levelnya. 
Terus begitu 

Kamis, 15 Oktober 2020

I'm Nothing


I'm nothing,
Ya, aku bukan siapa-siapa.
aku dengan huruf-huruf kecil.
tidak seperti AKU dengan huruf besar,
sebagaimana dititahkan oleh Kahlil Gibran. 

Dulu, ketika dorongan idealisme begitu besar
merasa bisa merubah banyak hal.
Megalomania.

Dulu ketika kepercayaan diri begitu tinggi
berpikir bisa berbuat banyak
Overconfidence.

Masa ketika keyakinan begitu dalam
bahwa semua berjalan sebagaimana mestinya
Positive thinking

Saat memandang sesuatu berproses
apa adanya
ternyata 
Kehidupan tidak berlangsung di ruang vakum

Ah kawan,,,
sebenarnya sampai ke posisi saat ini pun 
bagiku ini sudah merupakan sebuah keajaiban,
a miracle....a big miracle.
amazing vertical mobility!




Kamis, 08 Oktober 2020

Al Manar


Perform Al Manar 

Al Manar adalah sebuah Grup Qasidah Modern, asalnya Tasikmalaya. 
Legenda.
Biasanya dipentaskan dalam momen-momen tertentu, hajatan nikahan atau khitanan.
Tak sembarangan orang bisa nanggap/mementaskan Al Manar.
Bagi mayoritas orang, biayanya tidak semerdu suara penyanyinya.

Al Manar cukup terkenal. Lagunya sering diputar di radio-radio. Sehabis Shubuh atau menjelang Magrib. Baru tahun 2017 melihat Al Manar secara live. Akhirnya kesampaian juga. Dulu hanya sebatas Grup Rebana dan Al Barkah, Grup Orkes Lokal di tempat kelahiran. 

Suka disebut Qasidah modern. Karena memakai alat musik modern. Tapi lagu-lagunya tetap religius. Kadang suka juga menyanyikan genre dangdut. 

Berbalut busana muslim penyanyinya cantik-cantik. Suaranya bagus-bagus. Menambah suasana bahagia ketika menyantap hidangan tuan rumah.

Mementaskan/nanggap grup tertentu sepertinya juga adalah tentang sebuah prestise. Mungkin sepertin prestise ketika nanggap New Pallapa, Adella dll bagi masyarakat Pantura bagik Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Di daerah Jawa Barat khususnya Priangan Timur jarang orang nanggap orkes. Padahal dulu pernah ada OM Sinar Remaja, artisnya Itje Tresnawati. 

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".