Sabtu, 21 Agustus 2021

Pandemic Talks (13)

Kebanyakan orang memandang Pandemi Covid-19 adalah hal yang biasa.
Wabah penyakit seperti pada umumnya.
Kematian yang disinyalir dipicuk oleh virus itu pun dipandang hal yang juga biasa saja.
Sudah takdirnya.

Apa itu pandemi dan bagaimana kita menyikapi pandemi.
Kurang banyak diberitahukan.
Tidak banyak yang tahu.
Tapi tidak sedikit yang tidak mau tahu, tidak ingin tahu.

Terlalu dilebih-lebihkan.
Itu sepertinya kata yang tepat untuk menggambarkan sudut pandang mereka.

Pernyataan bahwa pandemi itu merupakan sebuah mekanisme seleksi alam mungkin terdengar bak bait kidung para intelektual yang bahasanya terlalu rumit bagi mereka.
"Kami tiap hari berjuang untuk hidup Pak!'.
Adagium survival of the fittest!
tesis bahwa mereka yang mampu beradaptasilah yang akan bertahan, tak lebih menjadi sajak yang diperdengarkan di tengah terik matahari.
Tak banyak yang peduli.

Pandemi bagi mereka lebih ke terganggunya pendaringan.
Sumber pendapatan, modal kehidupan.
Persepsi negatif terhadap hal yang berbau pandemi paling terasa berasal dari para pedagang.
Turunnya omset dan malah tutupnya gerai dan lapak bisnis yang selama ini menjadi andalan mereka untuk hidup memang pukulan yang berat.

Menurut pemikiran saya yang sempit.
Kita memang harus merubah strategi menghadapi pandemi ini.
Berpikir dan bertindak dengan berdasar situasi ril kita di lapangan.
Kita diprediksi bahwa pandemi ini akan menjadi epidemi maka kita harus mulai melangkah.
Ekstensifikasi bidang kesehatan yang meliputi sarana prasarana dan tenaga kesehatan.
Pendirian rumah sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat dengan fasilitas rawat inap dan sebagainya.
Langkah lain adalah fokus ke peningkatan standar kesehatan masyarakat.
Edukasi, subsidi vitamin dan obat-obatan, serta penguatan PHBS.

Jumat, 20 Agustus 2021

Pandemic Talks (11)

Sudah hampir satu tahun setengah pandemi melanda.
Masih banyak yang denial.
Masih banyak yang menganggap prokes itu merepotkan.
Memakai masker belum juga sampai ke tahap bahwa itu kebutuhan
Menjaga jarak dan menghindari kerumunan,
Mencuci tangan dan membatasi mobilitas masih juga terasa memberatkan.

Bukan terlalu takut!
Hanya meningkatkan kewaspadaan!
Kalau masih ada daya dan kesempatan untuk berusaha
ya berusahalah.
Saya yakin bahwa berdo'a dan  ikhtiar itu ibadah.
Selanjutkan ya serahkan kepada dzat yang serba maha.

Pandemi Talks (12)

Ini merupakan kali kedua Agustus di tengah pandemi.
Artinya kita kembali memperingati HUT Kemerdekaan dalam suasana yang penuh keterbatasan.
Keyakinan bahwa moment 17 Agustus juga momen "merdekanya" kita dari pandemi sepertinya tidak akan terwujud  https://www.cnbcindonesia.com/news/20210218173720-4-224445/satgas-haqqul-yaqin-ri-merdeka-dari-covid-17-agustus-2021.

Tetangga depan rumah misuh-misuh karena Agustusan ga ada keramaian.
Memang biasanya ada berbagai lomba-lomba dan dangdutan kecil-kecilan.
Hanya bendera dan lampu hias kerlap kerlip di malam hari yang jadi pembeda.
Bahwa sekarang adalah Bulan Agustus.

Ya mau gimana lagi.
Memang masih seperti ini.
Entah mau sampai kapan.
Kita memang kelabakan.
Pandemi ini memang banyak menunjukkan dengan jelas siapa kita.
Bisa apa kita!
Bagaimana kapasitas kita!
Seberapa kuatkah kita!
Se-robust apa sistem yang kita kelola!

Kita terlena di zona nyaman, sehingga terlihat goyah ketika gelombang menerpa.

Selasa, 27 Juli 2021

Pandemic Talks (10)

Akhirnya bisa divaksinasi juga.
Melalui konsultasi online Prof. Bambang memberikan rekomendasi untuk vaksinasi Covid-19.
Ketika ada vaksinasi massal bulan Maret, belum diijinkan.
Karena punya komorbid, maka memilih untuk tidak vaksinasi.

Perasaan khawatir tetap ada.
Takut ini itu.
Tapi semua kusingkirkan.
What ever will be...will be.
Que sera-sera.
Ikhtiar
Bagi saya ikhtiar adalah ibadah.
Ketika ada celah untuk berusaha menyelamatkan jiwa.
maka kita harus tetap berusaha.

Prosesnya alhamdulillah lancar.
Nyaris tidak terasa.
Kebagian vaksin Sinopharm.
Tanggal 24 Agustus rencananya pemberian dosis kedua.
Mudah-mudahan tidak ada melintang.
Sehat. 

Jumat, 23 Juli 2021

Hari Ini 20 Tahun yang Lalu

Gus Dur dilengserkan.
Dan saya termasuk yang ikut berdemo!
Menuntut Gus Dur turun.

Masih terlintas kronologis demonstrasi itu.
Setelah bubaran kantor di Bilangan Slipi.
Naik PPD P 213 .
Grogol Kampung Melayu.
Turun di Bundaran HI.
Titik kumpulnya memang di situ!

Menjelang senja massa makin banyak!
Igo Ilham di mobil komando,
memompa semangat
memanaskan suasana!





Senin, 05 Juli 2021

Pandemic Talks (9)

 


Ngalamin juga diswab PCR, karena menjadi kontak erat.
Alhamdulillah, hasilnya negatif. 
Qodarullah, dengan ijin Alloh SWT.
Saya masih beruntung.

Konon terinfeksi Covid19 saat ini hanya 'a matter of time'. 
'sooner or later' akan kena.
Hanya berdo'a mudah-mudahan badan ini tetap Alloh berkahi kemampuan untuk melawan virus secara alami. Sehingga akibatnya minimal.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat merupakan upaya menyempurnakan ikhtiar.
Selanjutnya bertawakal kepada Dzat pemilik dan penguasa semua mahluk.

Selasa, 29 Juni 2021

Pandemic Talks (8)

Kemarin ketemu Bu Kepala Badan, Atasan langsungku.
Memohon tanda tangan beliau atas sebuah dokumen. 
Di akhir di bilang, "Awas jangan lepas masker!".
Iya Bu!
Selain Ibu Kaban,
sejauh ini saya dan beberapa  merupakan salah satu pegawai yang berusaha untuk memakai masker.

Sejauh ini memakai masker masih dirasa sebagai kewajiban,
bukan kebutuhan.
Apalagi ketika sudah divaksinasi.
Merasa telah aman sepertinya.

Selain ikhtiar untuk melindungi diri,
memakai masker juga diniatkan untuk melindungi orang lain.
Tiap orang mempunyai kondisi tubuh yang berbeda-beda.

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".