Sabtu, 01 Agustus 2020

My PH My Adventure (3)

Flashback.....
Jumat, 29 Juni 2001
Sambil jalan gontai di Jembatan Penyeberangan RS Harapan Kita-Slipi  aku berucap:
"Innash sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil 'alamin!"
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan sekalian alam.
Pasrah, sumerah!
Langit Jakarta sore itu terasa sendu sekali!
Seperti mengerti suasana hati ini yang sedang bersedih!

Beberapa saat sebelumnya Prof. Dr. dr. Idris Idham, Sp.JP(K), mengatakan bahwa saya mempunyai kelainan jantung bawaan, setelah sebelumnya di echo (echocardilogy and doppler echo report oleh Prof. dr. Ganesja Harimurti, Sp.JP(K).
Terima kasih dr Ganesja telah mengecho-ku dengan gratis.
Terima kasih dr Idris yang telah mendiagnosa dan memberi advice!
juga membantu banyak sehingga bisa echo gratis!
Kadang ikatan almamater bisa semakin mendekatkan
Masih ingat kata-katanya
"Bilang terima kasih dong sama dr. Ganesja!".
Pengen nangis kalo inget moment itu!
Betapa banyak orang baik yang Tuhan kasih buat aku.
Walau memang banyak hal sedih yang harus aku hadapi sendiri!
Tapi setidaknya ikut membangun ketegaran jiwa!
Ku terima takdir ini dengan sepenuh hati. 

Jantungku bocor, jenisnya VSD (Ventricular Septal Defect) inlet, diameter 22 mm, bidirectional shunt.
Selain itu sudah ada PH (Pulmonary Hipertension), Hipertensi paru-paru (tekanan tinggi di pembuluh darah paru-paru dan pembuluh darah antara jantung dan paru-paru). 
Harus cepat dioperasi!
Saat itu,  di tengah situasi seperti itu! 
Tidak punya asuransi!
Operasi koreksi jantung terasa berat biayanya!

Sebenarnya tidak ada masalah dengan hidupku.
Normal-normal saja!
Kadang ekstrem malah!
Hanya memang staminaku sepertinya hanya 50% dari standar normal (dan kini sudah tahu sebabnya).
Aktifitas biasa....
Berjalan jauh...
Joging...
Ngopi, merokok, begadang!

Sambil kutatap mobil-mobil yang berseliweran di bawah jembatan.
Tak berniat loncat!
Pupus sudah harapan untuk jadi pegawai tetap di PT Jurnalindo Aksara Grafik (Penerbit Bisnis Indonesia).
Ku tegarkan diri!
Diri ini, jiwa ini!
Bukan miliku!
Hanya titipan!
Hanya modal untuk mengumpulkan bekal!

"Jung Sakola Sing Junun"

Mimpi ketemu Pak H. Dicky.
Menghadap terkait purna tugasnya.
Saya nangis.
Air mata bercucuran.
Terharu.

Iya mulai tanggal 1 Agustus ini memang beliau purna bakti.
Terakhir menjadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis 
Banyak kenangan bersama.
Beliau adalah salah satu inspirasi dan pendorong 
dalam meniti karir sebagai PNS.

"Jung sakola sing junun!".
Itulah kata-kata beliau yang selalu terngiang.
Saat itu saya pamit untuk memulai tugas belajar di STEI ITB.
Mulai dari proses seleksi, memenuhi perlengkapan administrasi 
sangat mendukung sekali.
Mendorong orang yang dipimpinnya untuk berkembang.  
Diijinin untuk ikut program beasiswa tugas belajar,
Di-SPPD-in ke Solo untuk mengikuti seleksi Beasiswa Kementerian KOMINFO.
Saya merasa sangat beruntung, saat itu!
Saat butuh ing ngarso sung tulodo,
Ing madya mangun karso,
Tut wuri handayani.
Beliau mempunyai semuanya. 

Beliau juga legenda hidup Kantor Kesbangpol Kabupaten Ciamis,
saat dimana saya jadi stafnya.
Berhasil menata pengelolaan keuangan,
Membangun disiplin,
Menjadikan Kesbangpol tidak lagi dipandang sebelah mata.

Pada jaman beliau-lah saya bisa Perdin ke Yogyakarta,
Bandung, Jakarta....
betul-betul pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. 

Terima kasih Pak!
Mudah-mudahan kebaikan bapak dibalas oleh Alloh SWT.

Minggu, 26 Juli 2020

Jalan Ganesha Nomor 10


Baru sampai titik ini (foto di atas) saja, 
kamu akan merasakan bahwa kecerdasanmu bertambah
dan  rasa percaya dirimu akan meningkat!
Mungkin lebay atau terdengar hiperbolik.
Tapi itulah kenyataannya,
setidaknya itu yang pernah kurasakan.....bhahahahahah!

Mungkin bukti adagium
bahwa sejarah selalu unggul terhadap masa depan.
....dan ITB punya kedua-duanya,
sejarah dan narasi masa depan.

bagi petualang ilmu,
berguru di banyak padepokan 
adalah sebuah kehormatan!
pantang merendahkan ilmu dan padepokan lain!

Ditempa di kampus ini adalah pengalaman berharga.
Konon ini adalah tempat dimana bijih-bijih besi ditempa.
dan aku merasa jadi onggokan besi tua.

Pernah ga tidur karena stress dikejar deadline pengumpulan makalah!
Disuruh keluar karena terlambat masuk kelas!
menjadi dinamika yang menarik untuk dikenang.

Dulu kampus ini sangar!
tapi aku bisa menaklukannya!
Jurusan tersangarnya!
Dengan IPK yang memuaskan!

Salam Ganesha!
Ijazah Cap Gajah!







Kamis, 23 Juli 2020

Kukusan....Sebuah Bagian Perjalanan (3)

My Roommates
My Roommates, Makhiryana Apisya

Nama lengkapnya Makhiryana Apisya.
Saya suka manggilnya Yan, padahal sepertinya ia lebih suka dipanggil Makhir!
Itulah keistimewaannya,
Ia tidak pernah protes.
Tidak pernah ngeluh kondisi kamar, kamar mandi, lemari dan lain-lain.
Orang baik dan shabar!
Tiga tahun lamanya jadi teman sekamar. 

Ia anak Priok,
Anak 13.
Kita sering berbagi cerita tentang dinamika (baca kejamnya) Jakarta.
Tentang pengalamannya yang kadang-kadang konyol.
Dibalik pendiamnya!
Banyak kisah yang membuat kita tertawa bersama,

Kenal ketika satu kelompok di Latihan Kesamaptaan (megang M16 kita, sayang saat itu ada kamera handphone) bagi Mahasiswa Baru Politeknik Universitas Indonesia Angkatan 1997.
Sama-sama plontos.
Kenalan terus barengan nyari kos-kosan baru.
Tahu Felicia juga dari teman kelompok OSKKP (Ospeknya anak Poltek UI) kita.



Share and Care

Tujuh tahun di Jakarta dan Depok hampir-hampir membunuh nuraniku.
Terutama terkait dengan tolong menolong dan berbagi.
Pengalaman hidup di metropolitan mengajarkan
tak selalu kebaikan berbuah kebaikan.
Orang berupaya untuk survive!
Dengan segala cara dan siasat.

Kita kadang memberi juga karena untuk survive!
Cari selamat!
bukan karena berniat ingin berbagi.
Lebih baik ngasih 1000 kepada pengamen yang intimidatif
daripada urusan akan lebih ruwet dan rumit.
Buang jauh-jauh pride dan harga diri!
Kita cari selamat bukan cari diskon.


Minggu, 19 Juli 2020

My Graduation


Bisa masuk dan lulus dari ITB itu kadang seperti mimpi yang menjadi nyata.
Mimpi seorang anak kampung.
Yang sampai sekarangpun masih susah menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi.

Bukan maksud berbangga!
Toh ijazah tidak akan menjamin datangnya ridho Alloh!
Ijazah juga tidak serta merta membuat hidup jadi mudah,
yang jelas pertanyaan hisab nanti akan semakin bertambah!
Ilmumu kau gunakan untuk apa.


Hanya ingin mengenang momen ini.
Introspeksi sekaligus menyemangati diri.
Bagi saya bersekolah bukan berniaga!
tidak selalu tentang hasil.
Menjadi apa dan dapat apa.
Selalu berusaha meluruskan niat
Sekolah adalah tentang kewajiban mencari ilmu,
Mudah-mudahan dengannya hidup jadi mudah.

Sekolah juga berarti tentang bagaimana mengamalkan ilmu
dan itu tidak melulu tentang posisi duniawi
yang tidak harus mati-matian dikejar dan diperjuangkan.
ada batas-batas nilai moralitas yang lebih tinggi dari nilai-nilai materi. 

Sabtu, 18 Juli 2020

Suatu Waktu


Pernah menikmati view ini.
Dari sudut ini...
suatu waktu,
sendiri saja!

Rute biasa....sehabis keliling kampus.
Dari Poltek nyebrang danau kecil naik ke FMIPA terus nembus ke pool Bis Kuning.
Lewat jalan yang membelah hutan karet terus ke Perpustakaan UI. Pinjam buku.

Pulangnya  lewat Fakultas Sastra nyebrang ke FISIP ..Ah rute favorit ini, (berharap ketemu selebritas)!
Charge semangat hidup dan semangat belajar.

Setelah shalat di Mesjid UI nah di sudut ini suka duduk agak lama!
Beralas rumput di tepi danau, memandang Balairung dan Rektorat!
Bersyukur bisa terdampar di Kampus ini!
Dengan segala suka dukanya!
Sebuah pencapaian besar seorang anak kampung!
yang sampai SMP belum lancar membagi dan operasi pecahan.
Kadang hidup tak selalu tentang kemampuan!
Banyak misteri di dalamnya.

Tak lelah mengitari kampus ini!
selalu semangat!
melihat para mahasiswanya!
melihat agenda dan karya mahasiswanya yang terpampang di majalah dinding.

Hampir semua mushola Fakultas pernah ku kunjungi, sambil sholat tentunya.
Hanya Fasilkom dan Fakultas Hukum sepertinya yang belum pernah nyoba.
Nafas relijius sudah lama berhembus di kampus ini.

Kemenangan

Euforia kemenangan itu singkat...tidak lama! Setelahnya tuntutan-tuntutan yang nyaris tiada akhir! Fiddunya wal akhirat!