Kamis, 24 Desember 2015

Muludan (1)

Momen peringatan kelahiran Kanjeng Rosululloh Muhammad SAW di kampung Cibaruyan Cihaurbeuti  dikenal dengan Muludan. Ini adalah saat yang selalu kami nantikan! Ada dua malam Muludan, Muludan Barudak dan  Muludan Kolot. Muludan Barudak merujuk pada kegiatan peringatan Maulid Nabi yang dilakukan oleh para murid-murid Madrasah Al Hikmah. Muludan Kolot adalah acara peringatan Maulid Nabi di Masjid  Jami yang dikoordinir oleh para tetua agama dan pemerintahan. Bagi kami ada dua hal yang dirindukan! Unjuk kebolehan di acara Muludan Barudak dan pembagian dan makan nasi tumpeng di acara Muludan Kolot. 

Saya pernah ikut Pupujian, Tilawah, Qasidahan, Rudat dan Pertunjukan Drama dalam Muludan Barudak. Momen terbaiknya adalah dipercaya untuk mengucapkan salam sebelum grup kami merapalkan Pupujian....wah senangnya minta ampun! serasa jadi pusat perhatian! Kalau di muludan kolot paling dinanti itu ya pas pembagian bungkusan nasi tumpeng! Mesjid Jami jadi agak ribut, anak-anak berseliweran kesana kemari! Digembol kain sarung mengumpulkan bungkusan nasi tumpeng! Uing meunang lima....uing meunang opat....! Setelah fase sambutan (pak kuwu, pak kepala dusun, pak ketua MUI Desa, pak Ketua DKM.....banyak banget ya), pembacaan Al Barzanji dan Ceramah Maulid, berkumpul di pos ronda sambil membuka gembolan masing-masing adalah  hal puncak Muludan bagi kami anak kampung. Tak lami pasti akan terdengar, "Halah sambel goreng tempe euy!, "Bedul teh tahu jeung mie!", "Gurame anakna euy, Jaer!", " Mantap jeung endog hayam.....pasti ti Ceu *******!, "Wah daging hayam euy!. Bukan maksud mencela makanan tapi itulah romantika Muludan dulu!



Tidak ada komentar:

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...