Senin, 30 Mei 2016

Kang Pecel


Hari ini Kang Pecel ga masuk! Racikan kopinya biasa menemani kami bekerja, semacam pemantik semangat untuk mengerjakan tugas-tugas keseharian.
“Mungkin sedang umroh!”, celetuk seorang kawan! Kebetulan hari minggu kemarin ada acara Jalan Santai dalam rangka HUT Kabupaten kami yang hadiah utamanya adalah umroh.
Celetukan-celetukan lain bermunculan sambil diiringi derai tawa. Kami kehilangan!
Ya itulah pentingnya Kang Pecel bagi kami.
Aku sendiri ndak tahu siapa nama aslinya. Kawan-kawan panggil  Cel…Cel! Ya aku pun ikut!
"Kang Ecel, kopi hideung hiji, ulah seueur teuing caina!".
Beliau sudah lama berdagang kopi, minuman ringan dan sejenisnya di tempat kami bekerja. Jauh sebelum aku bekerja di tempat ini.
dan sepertinya ia adalah seorang legenda hidup!
Banyak orang merindukan racikan kopinya yang memang menyatu dengan dinamika politik dan atmosfer  kerja di tempat kami.
Banyak tokoh politik yang ingin mengenang kisah hidupnya di tempat kami bekerja dengan Kang Pecel sebagai salah satu bagian pentingnya!
Bagiku Kang Pecel adalah cermin sebuah totalitas
Ya, saya belajar. Bahwa ternyata hidup ini bukan soal siapa kita dan di mana kita. 
Hidup itu adalah tentang peran dan manfaat!
Hidup adalah tentang peran apa yang kita mainkan dimanapun dan ke manapun ketentuan Gusti Alloh  menempatkan jiwa dan raga  ini. 
Peran itulah yang kelak kita pertanggungjawabkan dihadapan-Nya. Mungkin saja nanti peran itu ia jadi bekal atau mungkin saja jadi  beban. Peran yang membuat syukur karena jadi ladang amal atau hanya jadi sebuah sesal !

Tidak ada komentar:

Menyisakan Ketidakpercayaan

Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...