Ketika
sebuah minimarket merek terkenal mulai beroperasi tidak jauh dari tempat
tinggalku perasaanku sedih-sedih senang
(mirip ngeri-ngeri sedaplah). Senangnya, kalau mo beli barang yang ga
ada di warung tetangga tidak harus ke pusat kota. Sedihnya, menurut asumsiku
setidaknya kehadiran minimarket itu akan menurunkan omset warung-warung di
sekitarnya. (mudah-mudahan saja tidak). Kalau pakai hitungan kasar, minimal 10 warung
akan terdampak. So, setidaknya 10 keluarga yang ekonominya ditopang oleh warung
itu akan terganggu. Kalau misalnya 10 warung itu menopang kehidupan sedikitnya
4 orang maka akan ada 40 orang yang kehidupannya
agak goyang-goyang. Asumsi saya paling minimarket tersebut menampung tenaga
kerja maksimal 4-7 orang, dan itu pun biasanya angkatan kerja baru yang belum
punya kewajiban untuk menanggung beban hidup orang lain.
Tidak
untuk menyalahkan apa-apa dan siapa-siapa!
Hanya diri
ini kembali diyakinkan bahwa kehidupan ini memang keras!
Para
pemodal besar itu kini telah hadir di pekarangan-pekarangan kami.
“The
survival of the fittest….yang kuatlah yang akan menang!”, begitu kata Mbah
Charles Darwin.
Walau konteksnya seperti
melihat kelinci yang harus bertarung dengan gajah!
Ya mo gmna lagi, itu kenyataan
yang harus kita terima. Ada kebebasan berusaha dan berekonomi, ada pula kebebasan memilih!
Sekali-kali
ya kita juga ke Minimarket!
Tapi, bo
ya kita juga jangan melupakan saudara-saudara kita yang membuka warung!
Marilah
kita lebih menaruh solidaritas pada mereka!
Walau
harga mungkin sedikit lebih mahal!
Walau
suasananya ga adem dan agak temaram!
Walau tanpa
potongan harga yang tidak kami pahami benar bagaimana caranya!
Walau kadang-kadang
harus nunggu lama karena penjaga warungnya entah kemana!
Tapi mereka juga adalah kita!
Tetangga-tetangga
kita juga adalah saudara kita yang harus kita perhatikan kelancaran ekonominya! membelinya berarti secara tidak langsung memperkuat ketahanan ekonomi keluarganya! Kalau ekonomi keluarga-keluarga di sekitar kita kuat, berarti ekonomi negara kita juga akan kuat!
bukan begitu!
Ah ini mah igauan ekonomom kelas kampung!
yang pengantar ekonomi saja cuma dapat C!
makanya jangan terlalu dipercaya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar