Dulu pencerahan tentang riba belum sejelas sekarang. Bayar triwulanan, sekitar Rp. 575.000, 00, cukup besar bagi keluarga saya. Selalu tepat waktu. Itulah investasi/saving yang dapat keluarga kami lakukan.
Sudah dua kali dapat benefit, pas mau masuk Taman Kanak-Kanak dan SD. Lumayan.
Mei 2018 terpikir keluar dari Asuransi ini. Mengajukan pencairan tunai. Sekitar 15.000.000,00. Nilai yang besar bagi kami. Saat itu tidak tahu bahwa keuangan Bumiputera sedang bermasalah. Hanya ingin belajar hijrah saja, meninggalkan hal-hal yang berbau riba.
Sudah setahun lebih pencairan itu tidak pernah terealisasi. Dari kantor cabang Bumiputera diberi nomor telepon kantor pusat. Sudah beberapa kali mencoba menghubungi yang dari awal sampai ditanya nomor polis dan ibu kandung perlu waktu belasan menit. Jawabannya harap menunggu nanti dihubungi lebih lanjut.
Tetap berharap, karena uang yang dikumpulkan betul-betul jerih payah.
Mesti bertanggung jawab, jangan hanya responsif ketika mau buka polis dan mau bayar polis.
Perusahaan harus bertanggung jawab….Apapun alasan dan kondisinya.
Kasus Jiwasraya yang plang merah saja belum jelas solusinya, apalagi yang privat model Bumiputera 1912. Kebayang mereka yang investasi dengan nilai yang lebih besar! dan boro-boro benefit, kembali modal saja menjadi hal yang tidak jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar