Net Badminton |
Hal yang paling menyebalkan adalah ketika sampai di lapang badminton sementara netnya masih teronggok di sudut gedung karena malamnya ada pemutaran film.
Makin dongkol kalo Mang Warta OB-nya Kantor Desa ternyata belum sempay membersihkan lapangan.
Terpaksa kita harus menyapu plastik dan puntung rokok, sekedarnya saja.
Malam Sabtu dulu memang rutin ada perusahaan yang memutar film di Gedung Bale Desa.
Malam Sabtu dulu memang rutin ada perusahaan yang memutar film di Gedung Bale Desa.
Hiburan bagi masyarakat dan pendapatan bagi pemerintah desa.
Orde baru bagi kami adalah orde yang menyenangkan.
Masa dimana kami dapat tumbuh belajar dan berkembang.
Masa ketika kami hanya berpikir, besok mau main apa dan mau kemana.
Kembali lagi ke masalah badminton.
Tidak tahu dari mana awal mula suka badminton.
Mungkin berawal dari mungut shuttlecock bekas,
kemudian tong tang dengan piring seng.
Lalu orang tua kami membuatkan pemukul mirip raket dari papan kayu sampai akhirnya muncul bantuan raket dari pemerintah pusat ke pemerintah desa.
Kami makin giat bermain badminton.
Karena ada raket subsidi, kami jadi berani main di gedung bulutangkis.
Yang penting nenteng raket...keren!
Semangat main badminton semakin menjadi kalau lagi ada even Thomas dan Uber Cup,
kemudian ada Sudirman Cup.
Kami ikut sedih dan gembira bersama Ivana Lie, Verawati Fajrin, Susi Susanti Edi Kurniawan, Icuk Sugiarto, Ardi BW dan Alan Budikusumah.
Entah kenapa Yuni Kartika ko sekarang lebih mempesona.
Li Linwei saat itu adalah ratunya bulutangkis.
Kami ikut menikmati rivalitas Icuk Sugiarto, Morten Frost Hansen, Yang Yang dan Misbun Sidek,
Kemudian serunya permainan Park Jo Bong/Kim Mon So, Li Yong Bo/Tian Bingyi, Rajif Sidek/Jailani Sidek.
Sebelum punya tivi sendiri, nontonnya berame-rame di rumah tetangga.
Punya raket bermerek adalah impian saat kecil.
Betapa gagahnya ketika melihat yang main bulutangkis di bale desa nenteng tas yang berisi raket.
Yonex dari dulu adalah merek idaman.
Belum banyak pesaing.
Dua puluh tahun kemudian baru bisa membeli raket sendiri.
Ketika bermain bulu tangkis dulu kadang suka merasa cepat cape, apalagi setelah rally-rally panjang.
Sesuatu yang baru terjawab sebabnya 30 tahun kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar