Sebuah tulisan dari seorg phers yg pernah menjadi ketua Indriani Ginoto pd 5 Feb 2016
Jam Weker Ajaib
Saat berkunjung ke kediaman mas Saepul Adnand Afgandi, Hayuda N Said dan keluarga hari minggu kemarin, bukannya kami yang menguatkan mereka, malah sebaliknya, kami yang dikuatkan 🙂
Mas Adnan mengingatkan kami, bahwa kita phers orang2 yang spesial..
Ibarat jam weker, hipertensi paru adalah reminder dari Tuhan agar kita selalu ingat untuk mencari hikmah kehidupan dan kembali kepadaNya..
Jam itu tidak bagikan ke semua orang, dia hanya diberikan kepada orang-orang yang spesial..
Sebagian besar orang sibuk menjalani kehidupannya, mereka lupa untuk "belajar dari kehidupan" dan juga lupa mempersiapkan akhir..
Ya akhir, kematian bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dipersiapkan..
Aduhh kok dipersiapkan? Takuttt..
Lha kalau ga dipersiapkan, apakah ada pilihan lain?
Lari? Lari kemana?
Bukankah kematian itu pasti bagi semua orang?
SEMUA orang harus mempersiapkan akhir, bedanya di sadar/tidak, mau/tidak?
Phers spesial, kita memiliki jam weker ajaib..
Setiap kita kelebihan aktifitas dan kecapean, kringgggg dia berbunyi..
Setiap kondisi kita drop/ke ugd, dia berbunyi lebih keras lagi...
Setiap mendengar kabar duka, bukan hanya berbunyi kringgggg, tapi sirine merah berkelap kelip..
Lalu apa respon kita? Apa responku?
Mendengarkan, merenungkan hikmahnya dan kembali kepadaNya?
Atau seperti jam weker yang biasa kita langsung matikan dan melanjutkan "tidur"?
Hiks, aq rasanya lebih sering mematikan jam weker tersebut, dan terpaksa mendengar hanya bila sudah "gaya batu" alias kondisi sudah drop parah, itupun segera lupa setelah pulih kembali 🙁
Bersyukur ayu dan keluarga memiliki kesempatan untuk merespon dengan optimal..
Mas adnan bercerita bagaimana ph telah memberikan hikmah luar biasa bagi mereka sekeluarga..
Bagaimana ph mengubah karakternya menjadi lebih tenang dan tidak emosional, dst.
Perjalanan yang mungkin terjal dan berbatu2 bagi seluruh keluarga, tetapi menyisakan rasa syukur serta ikhlas pada akhirnya..
Sejak lebaran tahun lalu, mereka memulai lagi dari titik 0, membangun motivasi, mental dan spiritual ayu melalui sholat, dzikir, tahajud, dst.
Kurang lebih sama dengan merenungkan serta melakukan firman Tuhan siang dan malam bagi yang non muslim..
Hal ini dilakukan supaya ayu tetap optimis, siap dan ikhlas akan apapun yang terjadi di masa yang akan datang..
Ya, bersiap itu tetap berharap, berdoa, berusaha dan berikhtiar, bahkan tetap ceria menjalani kehidupan..
Tentu kita semua masih ingat bagaimana ayu tetap ceria dalam menjalani hidup bersama dengan ph..
Group bbm, wa jadi rame dan heboh kalo ayu nongol, penuh canda tawa..
Belum lagi saat sharing tentang kehidupan syamsi sehari2, penuh dengan semangat..
Ayu masih optimis hingga akhir, bahkan 2 hari sebelum pergi, masih bbm aq dan berkata : "kaliumku sudah 3.2 in, pengen stabil dan normal kembali"
Kalimat sederhana tapi mencerminkan harapan itu masih ada dan terjaga dengan baik hingga akhir..
Rest in peace yu..
You have won the battle..
Kamu sudah berhasil menjaga iman dan harapan itu hingga akhir..
Note :
Terima kasih buat mas adnan dan keluarga besar atas inspirasinya, terima kasih juga sudah mendukung ayu selama ini,
phers tidak akan dapat melewati ini semua tanpa dukungan keluarga..
Judul sengaja unik supaya kita selalu mengingat dan bersyukur meski "jam weker" itu berbunyi trus setiap hari 🙂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar