Rabu, 04 Maret 2015

Mie Ayam Mang OSIS



Mungkin karena segmen terbesar pelanggan adalah anak sekolah alias OSIS maka menasbihkan diri sebagai Mang OSIS. Kami saling mengenal mulai awal 2004. Rasa lapar sehabis beraktifitas di ibukota Kecamatan Cihaurbeuti membuat kepentingan kami bertaut.  Mie Ayamnya punya keunikan dan citarasa tersendiri. Silahkan mampir di depan Kantor Desa Cihaurbeuti. 

Sebelum ditempat yang baru, ia biasa mangkal di Pos Kamling Desa Cihaurbeuti. Ikut bahagia usaha beliau berkembang hingga bisa pindah ke tempat yang lebih representatif. Sekali lagi ini adalah pencapaian yang positif. Keuletan!. Silahkan nyicip kalau ada waktu, persisi di depan Kantor Desa Cihaurbeuti



Minggu, 01 Maret 2015

#SaveKangIip


# Negara ini rupanya belum sembuh dari fenomena tagar dan trending topik
# Mungkin ini dampak adanya dunia dalam dunia, dunia nyata versus dunia maya
# Netizen : masyarakat dunia internet, sekarang seolah menjadi warga negara kelas satu
# Negara ini belum aman dan stabil sehingga slogan #saveapa #savesiapa masih marak
# Alur demokrasi yang ada sudah tidak mereka percayai sehingga bikin petisi sendiri
# Jaman orde baru dulu ada kebulatan tekad kini dukung mendukung
# Propaganda merajalela persis sebelum dan sesudah tragedi enam lima
# Kalau tak dukung anu berarti pro anu 
# Kalau benci si anu berarti teman sianu anggota kelompok anu 
# Stigmatisasi marak setelah berlalu anti teroris dan pro teroris kini anti koruptor dan pro koruptor
# Akhirnya saling curiga tidak jelas siapa kawan siapa lawan

# Kita kadang tidak konsisten malah cenderung munafik tentang nilai-nilai, norma dan etika  
# Keburukan dimaafkan dan dicari logika pembenaran jika dilakukan oleh "orang kita"
# Ketidakbaikan dianggap biasa jika dilakukan oleh mereka yang "biasa" berlaku tidak baik!
# Ketidakbaikan yang dilakukan oleh mereka yang biasa "baik" ya tidak bisa dimaafkan!

# Kita mungkin memasuki darurat nalar
# Ketika trending topik menjadi tolak ukur  prestasi dan kebenaran
# Ketika #saveapa #savesiapa menjadi alat untuk peduli, empati dan simpati
# Lalu siapa yang akan me #me-savedirikita, #me-saveagama kita, #me-savekeluargakita,
   #me-savemasadepankita, #me-savetetanggakita, #savetemankita!
# Kalau Kata Kang Haikal Hassan mah "Negara sudah banyak yang urus!lalu siapa yang mengurus        dirimu?agamamu?keluargamu?tetanggamu? Katakan: saya hanya fokus perbaiki yang saya mampu!
# Jadilah agen perubahan, sekecil apapun itu! Warnailah, jangan pernah sampai terwarnai!

Sabtu, 21 Februari 2015

Elegi WC Umum


Di Sebuah WC Umum di Tepi Danau Singkarak Sumatra Barat
# WC Umum adalah sebuah cerminan kehidupan
# Sesuatu yang diperlukan tetapi kadang tidak diperhatikan
# Ketika diperlukan dicari kesana kemari bahkan sampai berlari-lari ,sudah puas lalu ditinggal pergi  kadang lupa disiram kembali.
# Satu lembar dua ribuan kadang terasa sayang, lupa derita ketika hajat belum dibuang
# Hidup itu harus pandai menghargai, terhadap yang tidak hidup sekalipun
# WC umum itu tidak banyak menuntut
# Hanya sekedar hak untuk biaya air, listrik, kopi dan kudapan kecil penjaganya, itu sudah sewajarnya!
# Atau sesekali perlu untuk atap yang bocor, cat yang kusam dan engsel pintu yang macet, itu sudah sepatutnya!
# Jangan anggap remeh WC Umum, sekali mampat repot mereka yang butuh!
# Jangan anggap hina WC Umum, ia mulia!memberikan manfaat bagi mereka yang memerlukannya.
# memang itulah intisari kehidupan, kita harus beramal cerdas memberikan manfaat  bagi kesuksesan orang lain!bukan hanya cerdas “ memanfaatkan”!
# Peran kita dalam kesuksesan perjalanan hidup seseorang, akan menjadi sesuatu yang dikenang dan insyaAlloh jadi ladang amal yang tidak terputus!


Danau Singkarak, Sumbar. Nopember 2013

Rabu, 28 Januari 2015

#Da Aku Mah Apa Atuh!


#akhirnya di hari yang ke 28 di bulan pertama tahun 2015 berkesempatan nulis lg di blog. tulisan pertama di tahun 2015.
#27 hari yang penuh lompatan-lompatan
#27 hari yang penuh hikmah
#27 hari yang penuh pembelajaran
#berkesempatan melihat lg SK asli cpns dan pns walaupun hanya beberapa jam......(dititip lagi deh)
#eh bulan ini genap 10 tahun aku jadi birokrat! (nantikan buku yang akan aku tulis "Satu Dekade Sudah....Nyanyi Sunyi Seorang Birokrat Muda"
#menunaikan tugas sebagai seorang suami, menjaga sang garwa sigaraning urip yang dicoba dengan sakit
#seneng karena diberi kesempatan oleh Gusti Alloh untuk mempunyai "rorodaan" mudah2an berkah dan menjadi sarana untuk lebih memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan.
#Agak kecewa karena ada beberapa harapan yang tidak menjumpai takdirnya!
tapi semua itu akhirnya bermuara pada kesadaran bahwa ya da aku mah apa atuh!
harapanku hanya satu.....aku menjadi sesuatu yang 'ada' di mata tuhanku!

Sabtu, 13 Desember 2014

Perdjoeangan Hidoep...(1)

Rumah Makan Ma Tasik 2 (Gambar dari Kompas.Com/Totok Wijayanto
Rumah makan Ma Tasik 2 di  Jalan Raya Rajamandala, Cipatat, Bandung Barat adalah rumah makan yang dikenang sebagai bagian dari perjalanan hidup yang begitu mengharu biru. Rumah makan itu sekarang sudah tidak beroperasi atau mungkin sudah tidak ada seiring dibangunnya jalan Tol Cipularang. Adanya jalan tol itu membuat Jalur Bandung-Cianjur tidak seramai 15 tahun yang lalu. Pembangunan memang terkadang memakan korban. 

Dulu Bus Budiman Jurusan Tasik-Depok yang sering kupakai untuk mudik biasanya berhenti rumah makan ini. Saat itu adalah fase hidup dimana terkadang ketika mudik uang disaku hanya cukup buat ongkos dan beli makanan sekedarnya.  Ketika masuk rumah makan ini untuk mengganjal perut ya menuju warung disamping rumah makan. Lontong, Bakwan, Gehu dan segelas teh hangat gratis cukup untuk meredam amarah penghuni perut sampai ke rumah. Terkadang iseng memandang penumpang lain yang tengah antri prasmanan di ruang utama rumah makan!Mupeng tapi tidak ada daya. 

Bukan untuk membuka kembali halaman lama!tapi menjadi modal untuk bersyukur. Pencapaian sekarang setidaknya telah sampai pada titik dimana bisa antri prasmanan bersama di ruang utama rumah makan ketika bus yang kutumpangi berhenti. Tidak lagi terpaksa ke warung makanan ringan disampingnya atau minta maaf ke penjaga WC karena membayar tidak sesuai tarif! Seperti pedih tapi indah untuk di kenang!mudik ditemani lagu melankolis Tommy J. Pisa atau Cinta Hitamnya Meggie Z perjalanan Depok-Tasikmalaya menjadi nostalgia yang kadang dirindukan. Hidoep itu bagaimanapun kondisinya akan tetap sebagai Perdjoeangan! Kemenangan Hidoep sebernarnya adalah manakala kita telah menggapai ridho Illahi dan ditempatkan di Jannah-Nya!aamiin yra.

Selasa, 09 Desember 2014

Widadari....


Guratan sajarah mawa bewara
Yen kula nyata bapa nu ngayuga
Syukur anu teu bisa diukur
Pamulang asih anu teu kasilih
Estuning ngan diwungkulkan ka Gusti

Geulis......
Anjeun ayeuna keur nyorang kembang buruan
hiji hihias nu moal bisa ditaker rupa jeung rasa
Geulis....
wanci pasti bakal tuluy nyerelek
manggihan takdir gusti nu mirig pasti
Anjeun bakal mekar....
Geulis....
Kadang bapa melang,
Kadang mamah hariwang 
risi ku inggis rempan ku sugan
sieun anjeun galideur dina nyorang kahirupan
galideur ti papagon gusti.....

Tapi bapa oge mamah yakin
Anjeun lain anu bapa oge lain anu mamah
bapa jeung mamah ngan saukur kaamanatan
ngadidik hidep....
Sakadar mentangkeun jamparing ka tujuan hirup urang 
milari karidhoan Illahi teu kurang teu leuwih...
Dunya mah saukur jalan, lain tujuan
rupa mah saukur pupulasan, lain sari
elmu saukur pakakas, lain hasil

Yaa Alloh nu murbeng alam!
Pasihan kakiatan ka abdi sadaya 
kangge ngajagi amanat anu tos dipercanteunkeun!
aamiin yra!

Jumat, 28 November 2014

Seorang Sahabat Saya yang Amat Kaya (Oleh: Miranda Risang Ayu)

Ia kini tinggal di daerah Limbangan. Saya tidak tahu persis berapa kilometer jarak Limbangan dari Semarang. Limbangan itu kota kecil. Dari ceritanya, saya membayangkan bahwa ia pun tinggal bukan di tengah, tetapi di pinggir kota Limbangan. Jadi, setelah naik bus antarkota, ada beberapa jenis kendaraan lagi yang harus dipakai untuk mencapai rumahnya, mungkin termasuk angkutan pedesaan. Pada kali terakhir saya bertemu dengan dia, saya berjanji ingin mengunjungi dia. Saya merindukan kebersamaan dengan dia tahunan silam, ketika ia dan saya masih mahasiswa, tinggal di rumah kontrakan sederhana yang hampir sama, hanya punya beberapa lembar baju kusam untuk kuliah dan kain sifon pasar penutup rambut yang dirapikan pinggirannya dengan modal Rp. 300 Rupiah di tukang obras. Ketika itu, keseringan antara dia dan saya selalu memunculkan kesanggupan bersama untuk tertawa amat nikmat ketika piring tembikar kesayangan saya pecah atau rok batik tercantiknya robek sehingga tidak bisa dipakai lagi. Ia senantiasa bilang, "Yang 'tidak ada' baru barang kesayangan, belum orang yang dicintai, belum nyawa sendiri".

Saya bahkan tidak pernah tahu jumlah nilai akhir yang didapatnya ketika dia diwisuda sebagai sarjana ilmu peternakan. tak pernah ada topik alamat perkantoran yang akan dituju untuk melamar pekerjaan membuat dia dan saya duduk berduaan lama.  Saya kenal kecerdasan alamiahnya, kerajinannya, dan kerinduannya yang murni kepada Tuhan dalam pergaulannya sehari-hari, sehingga angka-angka yang tertera dalam transkrip nilai akademiknya menjadi tidak begitu penting. Keberhasilan dan kegagalan bisa membuatnya tersenyum, dan itulah sebaik-baikya "ilmu" yang telah didapatnya dalam usianya yang masih amat muda.

Bahwa kemudian toga membuat dia dan saya masuk ke dalam lapisan menengah intelektual, itu benar. Tetapi, saya memilih tetap di Bandung dan dia mengikuti suaminya di Limbangan. Masih sama-sama berkerudung, daya mulai terbiasa bersepatu tumit tinggi sedang ia berterompah. Sementara itu saya berangan tentang studi di Australia, kambing-kambing perliharaan dan anak didiknya nun di balik gunung sana tampaknya sudah mulai menjadi buti-butir tasbih yang nyata.

Malam itu saya bertemu dia di Bandung. Tangan saya masih menjinjing berkas penelitian dan pelatihan. sedangkan dia, perutnyalah yang menjinjing kehidupan untuk ketiga kalinya. dengan bahagia dia mengomel bahwa besok perjalanannya ke Limbangan pasti riuh rendah. Saya? apa yang bisa saya ceritakan dari target-target saya yang berhimpitan di dalam agenda? saya kira, jika malaikat adalah manusia, mereka tentu sudah mulai mengomel tingkah saya yang sok penting tentang kehidupan,. Jika semua adalah titipan, apa artinya sepatu tumit tinggi, uang, kesempatan dan gelar tanpa keterampilan yang makin baik dalam mengingat-Nya?
Sahabat saya itu, dengan sadar telah memilih untuk tidak menjadi apa-apa justru ketika berbagai peluang struktural bisa saja diraupnya. Sementara itu, bagi saya, agenda sudah hampir menyaingi Al Quran literer, kesahajaan hidupnya mungkin telah membuat huruf-huruf Al Quran bahkan telah mulai menampakkan diri di sudut-sudut hati dan ufuk-ufuk cakrawala, setiap pagi dan petang.
Pilihannya untuk hidup secara bersahaja justru telah membuatkan kaya oleh karunia-Nya untuk melakukan ibadah yang terbesar, yakni mengingat-Nya dengan baik setiap saat. Sungguh mewah untuk merasa tidak memiliki apa-apa, tetapi dimiliki oleh-Nya.

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".