Sabtu, 26 Mei 2018
Tadabbur Tafakur dan Tasyakur (1)
Ujian keshabaran dan keimanan itu sejatinya adalah ketika kita menderita sakit. Apalagi ketika menderita sakit yang menurut medis "dekat" dengan kematian. Sebetulnya kita harus terus mengingat kematian dan bukankah dalam sebuah hadist juga dikatakan bahwa orang yang paling cerdas itu adalah orang yang selalu mengingat kematian dan mempersiapkan bekal untuknya. Tapi ketika sakit yang timbul adalah ketakutan. Peperangan batin antara menerima takdir dan mempertanyakan takdir. Upaya untuk berserah dan bertawakal mendapat perlawanan hebat bisikan-bisikan syetan dan lintasan-lintasan hati yang memberontak. Betul bahwa dikarunia qolbun salim adalah nikmat yang besar sekali, beruntung kita jika mendapatkannya. Pemasrahan kita terhadap apa yang Alloh takdirkan merupakan kunci.
Jumat, 25 Mei 2018
Mengakrabi Kematian
Hikmah yang dapat kupetik dari dinamika kesehatan yang kujalani akhir-akhir ini adalah belajar mengakrabi kematian. Sesuatu yang sebelumnya hanya sebatas ingat-ingat lupa. Sebelumnya kematian dianggap masih jauh. Bagaimana ga seperti itu, wong dalam shalat pun pikiranku masih dikuasai dunia. Thulul amal begitu menjangkiti. Kita sibuk merencakan ini itu. Ntar mau ini ini itu!
Kematian yang dulu masih sayup-sayup kini serasa dekat. Dan sejatinya pun sebagai mahluk memang kita harus memandang kematian itu dekat. Pagi belum tentu kita ketemu sore dan hari ini belum tentu kita bertemu besok. Namun ya itu tadi, kita seringnya lupa. Kerlap kerlipnya dunia membuat kita terlena.
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia
memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling
baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang
paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak
mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam
berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan
kata Syaikh Al Albani).
Aku merasa sakitku sepertinya tidak seberapa dengan merasuknya penyakit wahn, cinta dunia dan takut mati. Itu yang membuat kita menghadapi kematian. Sesuatu yang sejatinya tidak bisa kita lawan, kita majukan atau kita mundurkan! Itu sudah ada dalam blue print hidup kita yang telah sejak lama Alloh tentukan. Bagiku bukan kematian yang aku takutkan, tapi episode setelah kematian! Fase perjalanan setelah kematian! Selamat atau celaka! Allohumma inni as aluka husnul khotimah! aamiin yra!
Tetiba aku merasa aku merasa ibadahku merasa jauh dari cukup!
Belum berbuat banyak bagi agama dan orang lain!
Astaghfirullah! Ya Alloh beri aku kesempatan untuk mendapatkan Keridhoan-Mu! Menambah akfititas-aktifitas penghambaanku! Aamiin yra!
Rabu, 04 April 2018
Membunuh Fanatisme Politik
Sepertinya halnya terhadap agama, keyakinan terhadap partai politik tertentu juga dapat melahirkan fanatisme. Sependek pemahaman keyakinan saya, hanya terhadap agamalah kita boleh fanatis, sepanjang tidak destruktif dan kontraproduktif terhadap keyakinan kita dan keyakinan orang lain. Fanatisme agama itu sejatinya tidak meniadakan peacefull coexistence. Hidup berdampingan secara damai. Bukankah itu pula yang dicontohkan Rasululloh ketika memerintah di Madinah.
Tentu tidak tepat kalau kita berfanatisme ria terhadap sebuah partai politik! termasuk yang berdasarkan agama sekalipun. Pengalaman empirik memperlihatkan bahwa nilai-nilai agama yang dijadikan dasar ideologi sebuah partai politik dalam perjalanannya tetap saja akan mengalami distorsi atau setidaknya pembenaran-pembenaran sepihak. Diakui atau tidak eksistensi sebuah entitas politik itu terkait dengan kepentingan kekuasaan. Partai bukan organisasi masyarakat pun bukan lembaga swadaya masyarakat. Sepertinya tidak ada partai (kecuali hizbut tahrir mungkin) yang tidak berminat ikut pemilu. Pasti ingin ikut konstestasi Pemilu, ini berarti ikut bermain dalam sistem kekuasaan, menunggu giliran berkuasa atau setidaknya ikut menikmati kepeng dari APBN/APBD dan remah-remah kuasa.
Ketika menjadi partai politik maka akan ada kerja-kerja politik. Kerja politik tidak berlangsung di ruang vakum yang steril dari intrik, provokasi, infiltrasi dan agitasi. Ketika ada yang beritjihad bahwa kerja politik dalam sebuah pertarungan politik seperti qital sehingga berbohong, menyebarkan berita palsu, negative campaign, menyebarkan keburukan lawan politik adalah hal yang dimaafkan! Bagi saya itu adalah kenyataan yang dipaksakan. Fasilitas yang didapat sebagai kompensasi dari kerja kepemerintahan bukan merupakan ghonimah, ia adalah sesuatu yang menuntut pertanggungjawaban.
Tentu tidak tepat kalau kita berfanatisme ria terhadap sebuah partai politik! termasuk yang berdasarkan agama sekalipun. Pengalaman empirik memperlihatkan bahwa nilai-nilai agama yang dijadikan dasar ideologi sebuah partai politik dalam perjalanannya tetap saja akan mengalami distorsi atau setidaknya pembenaran-pembenaran sepihak. Diakui atau tidak eksistensi sebuah entitas politik itu terkait dengan kepentingan kekuasaan. Partai bukan organisasi masyarakat pun bukan lembaga swadaya masyarakat. Sepertinya tidak ada partai (kecuali hizbut tahrir mungkin) yang tidak berminat ikut pemilu. Pasti ingin ikut konstestasi Pemilu, ini berarti ikut bermain dalam sistem kekuasaan, menunggu giliran berkuasa atau setidaknya ikut menikmati kepeng dari APBN/APBD dan remah-remah kuasa.
Ketika menjadi partai politik maka akan ada kerja-kerja politik. Kerja politik tidak berlangsung di ruang vakum yang steril dari intrik, provokasi, infiltrasi dan agitasi. Ketika ada yang beritjihad bahwa kerja politik dalam sebuah pertarungan politik seperti qital sehingga berbohong, menyebarkan berita palsu, negative campaign, menyebarkan keburukan lawan politik adalah hal yang dimaafkan! Bagi saya itu adalah kenyataan yang dipaksakan. Fasilitas yang didapat sebagai kompensasi dari kerja kepemerintahan bukan merupakan ghonimah, ia adalah sesuatu yang menuntut pertanggungjawaban.
Tahun Politik
Hampir terlambat apel pagi (padahal biasanya juga selalu hampir terlambat)
Pembina apel dalam sambutannya menyinggung tentang "Tahun Politik"
Jawa Barat dan Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang ada dalam bayang-bayang tahun politik!
Ada pemilihan Gubernur dan Pemilihan Bupati!
Dikatakan juga bahwa kita sebagai ASN walaupun memiliki hak pilih tetapi tidak boleh terlibat dalam dukung-mendukung para kandidat!
Harus netral!
Sejatinya ASN itu ya harus netral
Tugas inti ASN terkait politik ya ketika pasca kontestasi!
Mulai dari jabatan terendah sampai jabatan tertinggi harus membantu Gubernur atau Bupati/Walikota terpilih melaksanakan janji-janji politiknya, program-program kampanyenya!
Akan menjadi sesuatu yang aneh ketika seorang birokrat mengkritisi petahana! lho selama ini dia kerja opo!
Pembina apel dalam sambutannya menyinggung tentang "Tahun Politik"
Jawa Barat dan Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang ada dalam bayang-bayang tahun politik!
Ada pemilihan Gubernur dan Pemilihan Bupati!
Dikatakan juga bahwa kita sebagai ASN walaupun memiliki hak pilih tetapi tidak boleh terlibat dalam dukung-mendukung para kandidat!
Harus netral!
Sejatinya ASN itu ya harus netral
Tugas inti ASN terkait politik ya ketika pasca kontestasi!
Mulai dari jabatan terendah sampai jabatan tertinggi harus membantu Gubernur atau Bupati/Walikota terpilih melaksanakan janji-janji politiknya, program-program kampanyenya!
Akan menjadi sesuatu yang aneh ketika seorang birokrat mengkritisi petahana! lho selama ini dia kerja opo!
Jumat, 16 Maret 2018
KEHIDUPAN YANG BERKUALITAS
KEHIDUPAN YANG BERKUALITAS
Barbara Brown Taylor
Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis
militer pada tanggal 1 Desember. Di sana ia berjumpa dengan seorang
prajurit yang tak mungkin dilupakannya, bernama Ralph. Ralph yang dikirim
untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri,
mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Ralph
sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua
yang kopornya jatuh dan terbuka. Kemudian mengangkat dua anak kecil agar
mereka dapat melihat sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali
ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu
?" tanya sang profesor.
"Melakukan apa ?" kata Ralph.
"Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?"
"Oh," kata Ralph, "Selama perang, saya
kira."
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam.
Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia
harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan
matanya. "Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,"
katanya. "Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang
terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang
sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia
baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti
ini."
Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita
hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas. (170701)
(Barbara Brown Taylor. Dikutip dari Manggalacom)
Jumat, 09 Maret 2018
Dumpster Diving
Objek Dumpster Diving |
Informasi dapat diperoleh dengan berbagai cara. Baik cara halal maupun tidak halal. Mungkin ada cara yang makruh atau juga subhat. Salah satu teknik untuk k memperoleh informasi adalah Dumpster Diving. Cara ini lebih condong ke arah haram, memanfaatkan keteledoran Sang Empunya informasi. Intinya memperoleh informasi tanpa seizin pemilik informasi. Dumpster Diving adalah mencuri data-data yang dianggap
penting yang ada di tempat sampah. Biasanya yang sering di incar adalah
rekening listrik, air, telepon, data-data kepegawaian, kependudukan yang dapat jadi dasar untuk pengembangan data. Teknik dumpster diving ini biasanya
di gunakan untuk pencurian indentitas jadi jangan pernah anda membuang dokumen
atau data apapun yang ada nama, alamat, NIK, nomor pegawai dan lain-lain.
Kita jangan merasa aman karena telah merobek-robek kertas yang berisi data-data penting. Sang Dumpster Diver dapat merangkati sobekan-sobekan kertas tersebut, persis menyusun sebuah puzzle. Hancurkan dokumen yang akan kita buang dengan mesin penghancur kertas. Akan lebih aman dan ramah lingkunga. Mencuri informasi itu tidak harus menjadi seorang hacker, cracker atau sebutan-sebutan berat lainnya, dengan metode sederhana pun informasi dapat diperoleh. Mari kita mulai melek dan sadar akan keamanan informasi (information security awareness), apalagi ketika bekerja di instansi publik.
Selasa, 27 Februari 2018
Pengalaman Pertama
Pertama terkaget-kaget bercampur tidak percaya ketika BPSDM Provinsi Jawa Barat mengkonfirmasi untuk jadi pengampu mata diklat Inovasi pada Diklatpim Tingkat III. Betulkah? Alhamdulilah akhirnya kesempatan untuk sharing datang juga, setelah selama ini seringnya di-sharing-in. Seperti biasa, ketika akan menghadapi sesuatu yang pertama maka yang muncul adalah stress. Takut ini takut itu, bagaimana kalau begini atau begitu. Tapi pengalaman pertama berjalan lancar, bersama Pak H.Deden Tosin, Widyaiswara dari BKPSDM Kabupaten Karawang, sesi pertama selesai, mission complete.Sebagai yunior saya belajar banyak pada Pak Deden Tosin Wijaya.
Mengampu mata diklat pada sebuah diklat kepemimpinan bukan berarti kita serba lebih dari para peserta. Kita tidak lebih tahu atau tidak lebih berpengalaman dari mereka. Tugas kita hanyalah memfasilitasi dan muaranya menginspirasi mereka untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran diklat. Sehingga pasca mengikuti diklat mereka akan menjadi berbeda, menjadi lebih baik.
Bagi saya menjadi Widyaiswara adalah sebuah pilihan (mudah-mudahan bukan sebuah pelarian heheheh). Keinginan untuk ikut berkontribusi bagi perjuangan bangsa ini mencapai tujuannya. Walaupun peran ini hanya sebuah sekrup dalam sebuah mesin besar bernama Indonesia, atau sebutir pasir dalam sebuah bangunan megah bernama Indonesia yang penting dapat memberikan manfaat.
Langganan:
Postingan (Atom)
Hidup Tenang
Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".
-
Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok. Masa kerja lebih dari tiga puluh t...
-
Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada...