Rabu, 01 Mei 2019

Mahalnya Sportivitas

Sumber. panditfootball.com
Malam tadi belajar tentang banyak tentang sportivitas. Persaingan di papan atas Divisi Championship memberikan tuntunan yang menarik tentang nilai-nilai sportivitas. Betapa tidak berharganya kemenangan ketika tidak ditegakkan di atas nilai-nilai luhur sportifitas.

Sejatinya boleh saja Leeds United tidak mengalah. Tidak ada yang dilanggar, wasit yang berada didepat kejadian tidak menilai sebuah pelanggaran. Tapi mereka ingin sebuah respect. Tak akan ada kebangggan kalaupun lolos ke Premier League musim depan.  MEereka akan terus dibayangi penilaian miring dan cemohan betapa oportunisnya Leeds United.

Permainan sepakbola adalah sebuah filosofi. Ada nilai bagaimana bermain baik dan jujur. Bermain sportif dan tidak menghalalkan segala cara. Memang tidak semua yang bermain baik jadi pemenang dan yang menjadi juara tidak harus selalu tim terbaik. Kadang ada drama. Kadang menjadi panggung komedi kadang juga tragedi,

Bermain bolalah dalam setiap kehidupan kita. Praktekanlah nilai-nilai sepakbola dalam kehidupan kita. Percayalah semua akan bermuara pada trust dan respect!

Sabtu, 27 April 2019

Belanja Online


Sudah sekitar 2 mingguan indikator baterai laptop kelap-kelip merah. Sudah rusak sepertinya. Dibeli 5 tahun lalu ketika masih kuliah di Bandung. Sudah saatnya diganti.

Charger-nya juga sepertinya sudah bermasalah. Laptop kadang-kadang mati. Harus diganti juga rupanya. Ya daripada kejadian 4 tahun lalu terulang, Hardisk rusak karena arus listrik terputus mendadak. Hilanglah sebagaian dokumentasi perjalanan hidup.

Nyobain searching di internet eh ada. Pencarian diarahkan ke https://shopee.co.id/ Searching lebih detail, eh harganya ternyata terjangkau. Bikin akun di  Shopee (pertama loh aku punya akun di marketplace) terus pesan baterai untuk Dell Vostro kesayanganku dan Chargernya total Rp. 364.500,00 bayarnya via BRIVA  karena kebetulan aku punya rekening BRI. Harap-harap cemas...betul ga ya! berhasil ga ya! barangnya dikirim ga ya!.

Whatsapan dengan yang punya toko.... agak tenang ada respons."Barang akan dikirim katanya!,"


Akhirnya dua hari berselang pesanan  datang. Duh senangnya.....sampai ku upload jadi status Facebook-ku. Bermacam ragam komentar. Ada yang  ngasih tahu, "Awas lho ntar ketagihan"!. Ada juga yang bilang "Hihihhiiii.. atoh nya paketu, serasa dapet hadiah. Padahal bayar...hahaaa!" Memang jujur saja perasaannya gimana gitu.

Belanja online memang menawarkan banyak efektifitas dan efisiensi baik itu dari segi waktu dan segi biaya. Walau terkadang masih ada keraguan tentang kejujuran. Tapi sering dengan perkembangan e-comerce dan banyaknya marketplace yang reputable maka belanja online akan semakin jadi pilihan. Terima kasih Shopee....

Senin, 11 Maret 2019

Supersemar

Bung Karno dan Pak Harto (sumber:merahputih.com)
Hari ini tanggal sebelas Maret 2019. Tanggal ini 53 tahun yang lalu ada peristiwa penting. Lahirnya Surat Perintah 11 Maret.

Surat perintah ini penuh kontroversi. Ada yang pro dan ada yang kontra. Wajar! (kalau kata Pak Ndul)... Setiap peristiwa akan bernilai berbeda. Tergantung sudut pandang. Tergantung juga pada kepentingan sipemberi sudut. Apakah ia dirugikan atau diuntungkan dengan adanya Supersemar ini.

Sayang kita tidak dapat bertanya kepada sumber primer. Ketika masih hidup para pelaku sejarah cenderung bungkam. Mereka seolah membiarkan berbagai versi tumbuh dan berkembang. Timbullah polemik di masyarakat, entah itu otentifikasinya, suasana kebatinannya atau dampaknya dan lain-lainnya

Dalam hal supersemar ini kita bingung. Kita tidak dapat bertanya kepada ahlinya ahli, core of the core....(Pak Ndul lagi dah!). Kita hanya dapat membaca pendapat ini itu. Analisisi pakar ini itu. Pendapat sejarawan kiri atau kanan. Mereka bergelut dengan versi dan kepentingannya.

Mau tidak mau, diakui atau tidak, asli atau tidak, benar atau salah. Supersemar adalah bagian dari sejarah bangsa ini. Ada yang dirugikan ada yang diuntungkan. Supersemar adalah sebuah dinamika proses politik. Ada yang naik secara politik dan turun secara politik.

Supersemar berhasil mengatasi permasalahan bangsa saat itu. Pemegang Supersemar berhasil mengartikulasi aspirasi masyarakat. Ada yang tersudut, ya bagaimana lagi! Pertarungan politik terkadang hanya menyisakan menang dan kalah. Ditambahkan lagi kenyataan bahwa sebuah keputusan dan tindakan tidak akan memuaskan semua orang. Apalagi yang namanya keputusan politik,

Keputusan politik ini berdampak besar dan menyisakan duka yang teramat dalam bagi banyak anak bangsa. Nestapa lahir batin. Hancurnya status sosial dan ekonomi. Duka ini yang berujung dendam yang muncul di beberapa dekade kemudian. Dalam bentuk dan cara yang lain.

Jumat, 01 Maret 2019

Serba Positif


Pikiran yang positif
Lingkungan yang positif
Kehidupan yang positif

Quote itu didapat disebuah ruang tunggu klinik spesialis. Di Kota Tasikmalaya. Intinya dalam berbagai hal kita harus  positif. Mendapat asupan yang positif dan memberikan output yang positif.

Walaupun susah dan hampir mustahil, tapi kita harus berusaha. Kita tidak hidup di ruang vakum. Kita berinteraksi dengan berbagai macam ragam sifat dan perilaku manusia. Berbaur antara yang positif dan negatif.

Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola pikiran. Menjadikannya semacam saringan/filter. Dengannya diharapkan tidak mengganggu proses dalam tubuh kita. Keluaran yang diharapkannya pun positif. Setidaknya ucapan, pikiran dan tindakan kita tidak merepotkan orang lain.

Mengharapkan kita mendapat input dan reaksi yang sesuai dengan keinginan kita tentu mustahil. Berusaha untuk mengolah setiap input dan reaksi yang kita dapat dengan berusaha memaknai dan mempelajari adalah sebuah perjuangan.

Pikiran adalah sumber energi dan motivasi pun juga dapat menjadi sumber pernyakit. Berbahagialah mereka yang dapat mengelola pikiran secara bijaksana. Memikirkan apa yang memang perlu dipikirkan. Pikiran yang tidak terlalu hidup di masa lalu dan terlalu cepat untuk hidup di masa depan.

Pikiran yang mampu menjalani hidup dengan riang gembira.
Jiwa yang mampu memberi reaksi yang wajar atas setiap jenis takdir, senang atau susah
Jiwa pemaaf yang mampu memaafkan setiap orang, setiap perlakuan dan setiap kejadian!
Jiwa yang senantiasa mampu berdamai dengan kenyataan....

Rabu, 27 Februari 2019

Di Sebuah Ruang Tunggu

Ruang Tunggu (ilustrasi)
Hari ini adalah giliran kontrol. Satu bulan satu kali bersilaturahmi dengan dokter yang merawat. Ibadah, semaksimal mungkin menyempurnakan ikhtiar.

Ruang tunggu pasien adalah tempat yang menakjubkan. Sambil menunggu panggilan baik untuk pemeriksaan awal atau pemeriksaan dokter, kita bisa banyak tafakur di sini. Kumpulan orang yang sedang ditakdirkan Alloh SWT untuk sakit menampilkan berbagai macam pembelajaran.

Di sini pula kita dapat melihat berbagai karakter manusia, baik yang sedang sakit atau yang mengantarnya. Ada yang shabar ada juga yang kurang shabar. Ada yang ceria, muka menekuk, sedih, dan ada yang biasa-biasa saja.

Di ruang tunggu pula saya berkesempatan belajar pada salah seorang pasien. Sama-sama berstatus pasien dokter Spesialis Jantung. Di sangka lebih tua karena badannya yang tinggi besar plus rambut yang gondrong diikat, eh ternyata ia lebih muda 5 tahun dari saya.

"Jantung saya lemah, cepat capai!", begitu keluhan ringkasnya. Saya dulu perokok berat, sehari rata-rata habis 3 bungkus rokok putih. Saya juga penggemar kopi hitam. Wah memang perpaduan rokok dan kopi adalah perpaduan yang serasi, bisa diibaratkan keajaiban dunia yang ke sebelas. Tapi ketika sudah sakit, keajaiban itu hanya jadi kenangan dan penderitaan.

Tapi saya sudah berhenti sekarang.  "Taluk pak dipasihan teu damang mah!", kilahnya. Dicoba dengan gangguan jantung memang menghentak kehidupan ini. Sangat menghentak! Kematian serasa dekat membayangi.

Pada dasarnya dunia ini adalah sebuah ruang tunggu. Ruang menunggu kematian. Ketika kita sakit kita serasa mendapat nomor antrian kecil. Padahal sejatinya kematian itu tidak memakai sistem antrian konvensional. Bisa nomor besar, nomor kecil atau yang tidak memiliki nomor antrian sekalipun.

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Jumat, 08 Februari 2019

Memposting Keikhlasan

Seiring perjalanan waktu ketika memosting sesuatu di media sosial hati dan pikiran ini jadi sok alim dan sok bijak. "Apa niat saya di balik postingan ini?". Apakah ingin dilike, diberi komentar, diberi pujian.

memposting sesuatu dengan berselimut keikhlasan itu menurutku yang imannya pas-pasan sulit sekali. Penyakit sum'ah (ingin didengar), ingin dilihat, dan riya berkolaborasi menggerogoti niat baik. Kita rata-rata memposting kebaikan....kesenangan. Jarang-jarang kita memposting musibah yang menimpa.

Kamis, 07 Februari 2019

Phlebotomi

Proses Phlebotomi
Akhirnya ngalamin juga diplebo.  Awalnya ada perasaan takut ini takut itu. Ternyata plebotomi bukan suatu yang menakutkan. Secara sederhana phlebotomi adalah proses mengeluarkan darah untuk suatu keperluan. Dalam khasanah thibbun nabawi, phlebotomi dikenal dengan terapi Al Fashdu.

Aku menderita polisitemia sekunder. Haemoglobin (Hb) pada darahku tinggi, lebih dari nilai normal berdasarkan pemeriksaaan lab. Akibatnya darah menjadi kental, hal ini ditunjukkan dengan nilai Hematokrit yang juga melebihi batas normal.

Hal ini diakibatkan karena kelainan jantung yang aku punya. Darah kekurangan oksigen sehingga sumsum tulang merespon dengan memerintahkan untuk memroduksi sel darah merah lebih banyak. Gejala yang dirasakan adalah pusing (dizzy)  dan kadang limbung/kleyengan seperti mau pingsan.
Karena darah kental ini juga menyebabkan tekanan pembuluh darah di paru-paru menjadi tinggi. Dalam istilah medis dikenal dengan Hipertensi Paru. Pulmonary Hypertension (PH).  Lebih lengkap tentang Hipertensi Paru dapat dibaca di Menjadi PH Fighter

Phlebotomi merupakan salah satu terapi untuk polisitemia dengan mengurangi volume darah di dalam tubuh sehingga diharapkan jumlah Haemoglobin (Hb) pun akan menurun. Penurunan Hb ini akan berkorelasi dengan penurunan kekentalan darah yang dalam hasil lab biasanya ditunjukkan dengan nilai Hematokrit. Menurut keterangan seorang analis lab, biasanya nilai hematokrit seseorang adalah 3x nilai Hbnya.


Sebatas memaksimalkan ikhtiar! Mudah-mudahan Alloh SWT memberikan kesembuhan.

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".