Selasa, 26 Agustus 2025

Bi Nonoh

Beberapa hari yang satu meninggal dunia,
Ibunya teman dekat masih saudara dari pihak ibu. 
Orangnya baik.
Akuan.
Kalau lagi kerumahnya 
sok sagala disuguhkan.
Suaminya Mang Sudirman.
Bas/Ahli bangunan yang membangun rumah saya.
Sering berdialog.
Ia adalah salah satu kader bapak saya.
sewaktu aktif di pergerakan akhir orde lama dan awal orde baru.
banyak cerita yang bapak saya sendiri juga tidak cerita.
paling menarik adalah segment gestapu.
tentang aktifis PKI yang ada di desa kami.
Menurut Mang Sudirman
Bagi aktifis PKI tragedi 1965 bukan kekalahan. 

Kembali kepada Bi Nonoh,
Yang saya kangenin adalah ciloknya.
Dulu waktu SD.
Bi Nonoh suka jualan. Cilok salah satunya.
Wuih juara pokoknya.
Semua tinggal cerita.
Seperti diri ini yang semakin menua,
satu-persatu orang-orang tua yang menjadi bagian hidup kami pergi. 
Ah....
Tetiba aku merasa sepi. 

Sabtu, 16 Agustus 2025

Renungan 17 Agustus

Ketika kecil, 17 Agustus adalah momen yang menggetarkan.
Sakral!
Masih ingat, pagi-pagi buta 17 Agustus dimandiin Ibu!
Sementara di kampung sebelah suara dogdog/reog sudah membahana.
Mereka akan pawai!

Gapura di ujung gang sudah dihias.
Makanan khas digantungkan horizontal.
Nanti akan diambil oleh peserta pawai.

Kalau pawai Agustusan itu yang paling diingat adalah Alm. Letnan Didi.
Ia tentara betulan. 
Beliaulah narator pawai dari dusunnya, Cikujang Hilir. 
Diiringi dentuman meriam karbit dan pekik merdeka,
Narasi tentang perjuangan dikumandangkan.
Sangat menjiwai!
Mungkin karena pelaku sejarah.
Kita seperti terbawa ke masa perjuangan. 

Jaman orde baru pawai agustusan temanya ya kemerdekaan.
Jarang bahkan hampir tidak ada yang berupa kritikan.



Sabtu, 09 Agustus 2025

Rejeki Itu Alloh yang Mengatur

Tok tok tok...
"Wah tukang cuanki lewat nih pikirku!".
Sudah lama ga jajan cuanki. 
Kusiapkan mangkok.
Namun pas ke depan ternyata tukang siomay! bukan tukang cuangki.
Aduh!
Mau balik kanan sudah terlihat.
"Betapa terlukanya Mang Siomay kalau melihat saya ga jadi beli!". Gumamku. 

Sambil melihat Mang Siomay menyiapkan pesanannku. 
Aku melihat kuasa Tuhan dalam memberikan rejekinya. 
Dari belakang, terlihat bagian punggungnya basah dengan peluh.
"Mungkin saya ditakdirkan Tuhan untuk menjadi jalan rejekinya!".
Walaupun tadinya saya tidak berniat beli Siomay.

#lessonlearnt
Rejeki itu Alloh yang mengatur, yang penting kita bergerak, berusaha, berikhtian, berdo'a.

Rabu, 30 Juli 2025

Juli

Juli hampir pergi.
Tapi bayangan itu bergeming!
Tak mau pergi!
Atau tak boleh pergi. 






Selasa, 29 Juli 2025

Ideologi Itu Damai Tapi Sejarah Itu Kejam

Dulu tidak tega melihat visualisasi para penghuni kamp-kamp konsentrasi pada jaman Nazi .
Kini visual-visual tersebut terpotret di Gaza.
Delapan dekade setelahnya.
Belum lama. 
Dulu konon korbannya 
Sekarang pelakunya.
Idelogi itu damai tapi sejarah itu kejam. 
Dejavu....
Di era HAM dan peradaban manusia yang konon makin maju.
Manusia masih tetaplah hewan yang berpikir. 
Keserakahan dan ego.



Selasa, 22 Juli 2025

Quo Vadis Bangkom ASN

Setelah membaca tulisannya Pak Budi Hermawan berjudul Teh Hangat saya juga jadi ikut bertanya, "Quo Vadis Bangkom ASN?"
Sebelum dilanjutkan saya mempunyai sebuah hipotesis abal-abal (walaupun hasil perenungan dan observasi mendalam) :
Ketika Penerimaan ASN dilaksanakan dengan menerapkan sistem meritokrasi yang baik berupa proses CAT dan seleksi-seleksi lanjutan lainnya dan passing grade yang kompetitif maka 70% permasalahan pengembangan kompetensi ASN telah diselesaikan.
Jadi kuncinya ada di penerimaan ASN yang meritokratik. 
Tahapan Test ASN itu tidak hanya CAT saja tapi harus ada wawancara plus praktek kerja. Repot dan rumit....pasti! Tapi itu juga kalau mau hasil yang maksimal.
Dan satu lagi kesejahteraan yang proporsional, adil dan tidak diskriminasi. 
Hipotesis ini didasarkan:
SDM yang baik yang lahir dari sistem rekrutmen yang meritokratik secara natural dan organik akan berusaha untuk mengembangkan dirinya masing-masing.

Jumat, 11 Juli 2025

Kenikmatan Dunia itu Fana

Salah satu pembelajaran yang di dapat dari usia yang hampir mendekati setengah abad adalah tentang kefanaan kenikmatan dunia. 
Menikmati sebatang rokok, nikmatnya hanya sebatas ketika kita sebat saja.
Sedangkan dampat tar, nikotin, CO2 yang menempel di tubuh, tidak langsung hilang.
Malah akan menjadi lebih lama ketika telah berdampak pada kerusakan organ. 
Begitu juga dengan maknyusnya makanan enak!
Bangganya jadi juara!
Nikmatnya ejakulasi!
Tidak lama. 
Akhirnya hanya jadi cerita dan kenangan. 

Bagaimana tentang kesedihan!
Atau sakit!
Kalau yang feeling base itu bisa dimaintenance.
Tapi kalau sakit itu relatif lama. 



Fourty Eight

Alhamdulillah...Ditakdirkan Alloh SWT. sampai di usia 48 tahun.  Sungguh tidak terasa... Serasa baru kemarin 20  30 40 48 Alhamdulillah ya A...