Kartu Peserta Test CPNS |
Sebetulnya jadi PNS itu ya ingin ga ingin. Sehabis lulus SMA pernah ikut test STPDN, bapakku terobsesi banget anaknya jadi praja STPDN (dulu APDN). Mungkin beliau terpesona kegagahan oleh alumni APDN yang pernah praktek di desa atau yang bertugas di kecamatan.
Gagal (sepertinya ada permasalahan dengan kesehatanku).
jadi aku ikut UMPTN saja.
Eh gagal juga.
Sehabis mendapatkan ijazah diploma dan strata satu, seperti teman-teman lain cita-cita ya bekerja di seputaran Sudiraman MH Thamrin.... eh nyangkutnya magang di Wisma Bisnis Indonesia, Slipi. Tapi setidaknya pernah merasakan atmosfir bekerja di ibukota.
Dulu test CPNS belum pakai CAT (Computer Assisted Test), masih test manual menghitamkan lingkaran jawaban dengan pensil 2B. Metode test biasa, Ebtanas, UMPTN dan SIMAK diberbagai Perguruan Tinggi memakai metode itu. Setelah menjawab dengan maksimal harapan selanjutnya lembar jawaban bisa dibaca scanner dengan baik. Selanjutnya berdo’a mudah-mudahan nilai yang didapat lebih baik dari peserta yang lain.
Soalnya seputar wawasan kebangsaan/sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, TPA dan seputar program studi.
Sehabis mendapatkan ijazah diploma dan strata satu, seperti teman-teman lain cita-cita ya bekerja di seputaran Sudiraman MH Thamrin.... eh nyangkutnya magang di Wisma Bisnis Indonesia, Slipi. Tapi setidaknya pernah merasakan atmosfir bekerja di ibukota.
Dulu test CPNS belum pakai CAT (Computer Assisted Test), masih test manual menghitamkan lingkaran jawaban dengan pensil 2B. Metode test biasa, Ebtanas, UMPTN dan SIMAK diberbagai Perguruan Tinggi memakai metode itu. Setelah menjawab dengan maksimal harapan selanjutnya lembar jawaban bisa dibaca scanner dengan baik. Selanjutnya berdo’a mudah-mudahan nilai yang didapat lebih baik dari peserta yang lain.
Soalnya seputar wawasan kebangsaan/sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, TPA dan seputar program studi.
Tahun 2003 mengikuti test serupa. Gagal, belum takdirnya.
Tahun 2004 ikut lagi. Mencoba lagi. Selalu ada harapan bagi mereka yang terus
berusaha dan berdoa.
Masih di kabupaten dan formasi yang sama. Formasi Tenaga
Teknis Administrasi Persyaratan DIII Lulusan Program Studi Kesekretariatan IPK
Minimal 2,50. Pas banget dengan Ijazah yang ku pegang Program Studi
Kesekretarian dan Administrasi Perkantoran, program studi yang dulunya agak aku
sesali. Aku merasa program studiku kurang maskulin. Ternyata akhirnya ada
hikmah dibalik itu, program studi yang jarang sehingga ketika test berlangsung
sainganku hanya sekitar 11 orang.
IPK-ku pun pas-pasan banget…. Hanya terpaut 0,3 dari syarat
minimal. Ya IPK DIII-ku hanya 2,53 (tapi dari Politeknik Universitas Indonesial
lho….. sombong dikit boleh ya). Ga berbeda dengan tahun sebelumnya, tingkat
keyakinanku bisa menjawab benar 70%-an soal.
Test usai sudah. Aku tidak berharap banyak. Kuputuskan untuk
kembali ke Jakarta.Kembali melamar pekerjaan. Kembali rajin membuka Karir.com, Koran
Kompas edisi Sabtu dan Minggu. Membikin dan mengirimkan lamaran. Hidup kembali
penuh penantian….dering telepon menjadi sesuatu yang dirindukan.
Akhir Desember keluarga dan teman memberi tahu bahwa namaku
ada dikoran….aku lolos test CPNS….. Wah massa!
Alhamdulillah!