Minggu, 11 Oktober 2015

Tangkal Bungur Geus Kembangan


Duka geus sabaraha tahun umurna eta tangkal Bungur, nu jelas ti saprak kuring hideng eta tangkal geus aya di sisi kulon Depok. Duka naon sasakalana di sebut Depok, tapi kuring ngira-ngira moal jauh tina Padepokan. Depok teh mangrupakeun  lelewek karamat nu aya di lembur kuring, Cibaruyan!Ayeuna mah katelahna mah Sukamaju. Duka kunaon eta ngaran lembur bet diganti. Padahal ceuk kuring ma asa payus keneh Cibaruyan! Hiji ngaran anu dinisbahkan ka walungan anu jadi sumber cai keur lembur kuring jeung sabudeureunanan. 

Balik deui ka tangkal Bungur  (Lagerstromeia Speciosa Pers),  sakainget kuring eta tangkal bungur asa teu pati robah, tetep sagede kitu. Kunaon inget sabab teu jauh ti eta tangkal bungur teh perenahna sawah kalungguhan (bengkok) bapak kuring baheula waktu mancen gawe jadi Juru Tulis. Mun keur ulin di sawah pas Tangkal Bungur mun keur mangkak kembangan estu endah kacida, teu beda ti Kembang Sakura nu aya di Jepang (ceuk kuring kitu ge hehehe).

Dina usum halodo sanget kawas kieu tangkal bungur sok dijadikeun ciciren. Mun urang nanya ka kokolot iraha mimiti hujan?"tempo we tangkal bungur, geus kembangan acan!" sok kitu jawabna teh. Tapi da biasana tara beda jauh, mun bungur geus kembangan berarti usum hujan geus deukeut. Mun Bungur Muguran ciciren arek usum halodo.  Duka aya sensor naon dina tangkal bungur nepika boga mekanisme alami dina hal percuacaan. 

Sabtu, 03 Oktober 2015

Hidup Itu Seperti Main Prosotan

Karir saya seperti prosotan rif, naik kemudian turun lagi naik lagi lalu turun lagi!Kebetulan di depan rumah saya ada Sekolah TK yang depannya juga ada perosotan!Saya perhatikan kegembiraan anak-anak main perosotan, naik lalu mrosot turun pada tertawa...naik lagi kemudian turun lagi...tertawa lagi!Begitu juga saya ketika karir saya mrosot turun....saya tertawa saja, menikmati!

Begitulah kira-kira seorang atasan saya, bapak saya sekaligus sahabat saya ketika berceloteh disela-sela proses pengisian PUPNS Tahun 2015! memang warna dan CV perjalanan hidup bapak yang satu  ini menarik sekali, sesuatu yang terus saya timba hikmahnya manakala kami berkesempatan untuk saling bertukar kata. Kerja kerasnya, humanismenya, serta kemerdekaannya dalam menjalanani hidup!Betapa tidak atribut status pekerjaaanya tidak menghalanginya untuk membeli sendiri pakan ternak dan mencari air untuk kolam-kolamnya!sesuatu yang harus diteladani diri ini. terutama ketika hidup ini terbelenggu gengsi dan status yang sejatinya adalah sesuatu yang artifisial!

Ya memang proses hidup ini seperi perosotan!kadang naik kadang turun!ada siklus dimana harus di atas dan harus di bawah!Seperti anak-anak yang main perosotan!nikmati saja toh ini semua bukan tujuan!sekedar dinamika menuju kesejatian!berbahagialah manakala kita mampu bersyukur dan bershabar dua fitrah kehidupan itu!ketika naik dan ketika turun!

Kamis, 01 Oktober 2015

Renungan (Ustadz Felix Siauw)

1. yang nggak pernah naik pesawat ngira naik pesawat enak | yang udah sering naik pesawat, rasanya bosen, lelah
2. yang nggak pernah keluar kota, nginep di hotel ngira itu semua keren | yang udah sering traveling, capek, pengennya mah dirumah aja
3. hidup itu sawang sinawang, saling memandang, kita kira dia enak | dia sudah sampai posisi itu, ternyata bagi dia nggak enak-enak juga
4. persis harta, orang mental miskin, ngirain bahagia itu letaknya pada duit | dia nggak ambil pelajaran, bahwa bahagia jelas bukan disitu
5. dalam Al-Qur'an sudah jelas, miskin dan kaya itu sama | sama-sama bala', sama-sama untuk menguji
6. jadi sayang banget orang yang seluruh hidupnya mikirin duit terus | ngetwit untuk duit, bikin akun untuk duit, usaha untuk duit, semua
7. sayang banget orang yang bangun pagi cuma mikirnya duit terus | gimana bisa punya rumah lebih luas, duit lebih banyak, sayang banget
8. kasian yang impiannya diukur pake duit, pengen punya 10 M, 100 M, 1 T | kasian, kasian, ujian kok dijadiin impian, dijadiin tujuan
9. bukan ga boleh kaya, bagus kalo bisa kaya, tapi bukan itu tujuannya | kaya itu selingan aja, sampingan, hasil ikutan, bukan jadi impian
10. itu kalo yang kamu cari bahagia loh ya, letaknya bukan pada harta | tapi menghamba total kepada Allah, habisin hidupmu untuk dakwah
11. keinget seorang tabi'in saat ditanya penguasa "kamu mau minta apa? nanti aku pasti berikan" | dia jawab, "maksudmu minta harta dunia?"
12. penguasa jawab "iya, kamu mau minta harta dunia berapa banyak? apa aja" | tabiin itu menjawab dengan jawaban mencengangkan penguasa
13. jawabnya "sama Allah yang punya dunia saja aku tak pernah meminta dunia, apalagi sama kamu yang tak memiliki dunia" | jlebbb
14. ini nasihat buat diri saya sendiri yang masih tamak akan dunia | juga bagi siapapun yang merasa sama penyakitnya sama saya


Kamis, 17 September 2015

Sahabat Lama

Hari ini (Kamis, 10/9/2015) saya bertemu dengan dua orang sahabat lama. Ketika menghadiri pelantikan perangkat desa di Desa Padamulya Cihaurbeuti bertemu dengan Aam Salamah, terpaut satu tahun adik kelas Waktu di SMPN Cihaurbeuti (sekarang SMPN 1 Cihaurbeuti). Kami pernah bersama dalam kepengurusan OSIS SMPN Cihaurbeuti sekitar kurun waktu 1992-1993. Jadi sudah hampir 22 tahun. Kalau bertemu dengan sahabat lama topik pembicaraan ya sekitar tinggal dimana, anak sudah berapa, suami atau istri orang mana!Alhamdulillah bisa bersilaturahmi.

Selanjutnya  ketemu dengan Kang Ujang. Pada rentang 2003-2005 kami sering bersama, beliau adalah karyawan perusahaan fotokopi teman saya. Sekarang beliau sudah membuka usaha fotokopi sendiri, di pertigaan Cihaurbeuti Rajapolah. Senang melihat teman dapat tumbuh dan berkembang!

Senin, 14 September 2015

It's about 40!


Sejenak merenung agak mendalam!
tentang hari ini, 40 tahun kebelakang.
tak ingin terlalu berbanyak kata
tak ingin bercerita tentang apa yang telah dan apa yang ingin!
toh aku bukan apa-apa!
tak ingin bercerita tentang siapa, mengapa, dan bagaimana!
toh aku bukan siapa-siapa!
aku hari ini adalah aku yang seolah lupa meletakan keakuanku!
aku hari ini adalah aku yang harus beristighfar atas istighfarku!
aku hari ini adalah aku dengan segala telanjang jiwaku!
jiwa yg berlumur khilaf!
jiwa yang berjalan tertatih-tatih menuju kesejatiannya!

40 tahun sudah !
Hanya ingin bertanya pada diri ini!
tentang bekal untuk kehidupan yang tidak berkesudahan!
tentang Tuhan....dimana aku letakkan!
tentang jejak amal!
tentang hidup yang memberikan manfaat!

Hari ini dengan tekad terkuat!terus berusaha menjadi hamba Alloh yang baik!

Selasa, 01 September 2015

Warung Abas Kawali

Tempatnya sangat sederhana
Warung makan ini merupakan salah satu warung makan tanpa nama. Warung Nasi Abas, begitulah orang-orang biasa menyebutnya. Tempatnya sederhana dan tanpa plang nama. Warung Nasi Abas Kawali boleh jadi merupakan anomali dari teori pemasaran modern. Di sini jangan harap anda datang duduk manis kemudian pelayan datang menanyakan pesanan dan anda makan dengan tenang. Kalau sedang jam makan siang anda harus siap berdesakan, berlomba mencari piring kosong dan tempat kosong. Terkadang anda harus siap antri menunggu nasi masak. Salah satu daya tarik di Warung Nasi Abas adalah nasinya yang khas...dimasak dina seeng dihawu dan diakeul dina nyiru, menghasilkan sangu akeul yang harum dan pulen!
Disini anda melayani sendiri
Di warung nasi ini kita bisa bebas wara-wiri di dapur, menikmati suasana dapur tradisional.
Antri Nasi sama Bu Hajinya
Hanya ada pemilik yang merangkap juru masak sekaligus kasir!dan seorang pembantu.
Bersahaja itu nikmat
Nasi yang dimasak di Anglo dan diakeul (sangu akeul)
Lokasi Warung Nasi Abas Kawali
Warung Nasi Abas Kawali! Legendaris bagi penikmat kuliner di wilayah Ciamis. Ditempat inilah kita bisa menikmati nasi hangat dengan menu rumahan, murah, nikmat ditengah semilir angin dan pemandangan indah pesawahan!



Nostalgia Sang Ataper! (Ekspedisi Lampung IV)

KRL Bekas di Stasium Purwakarta
Gerbong-gerbong bekas KRL yang ditumpuk bak kardus di sisi Stasiun KA Purwakarta seolah memaksaku menarik ingatan ke masa 15 tahun ke belakang. Beberapa atap bekas gerbong itu pernah aku naiki. Gerbong yang berwana birulah favoritku kalo naik atap kereta, mudah naiknya dan nyaman diatasnya. Sadar sepenuhnya bahwa itu berbahaya. Tapi seperti hal lainnya, terkadang kita dipaksa keadaan. Mengharap kereta tak penuh di jam sibuk bak pungguk merindukan bulan. Naik menempuh resiko dan tantangan lebih baik dari pada bertahan dalam ketidakpastian.  Uluran tahan ataper lain yang membantu naik ke atas KRL seolah bahasa solidaritas tingkat tinggi yang hanya bisa dimaknai oleh mereka yang mengalami.

Masa-masa magang di Harian Bisnis Indonesia antara tahun 2000-2001 memaksaku untuk mengikuti ritme hidup di Ibukota. Berdesakan berebut ruang. Semua seperti memburu waktu. Dinamika hidup yang memaksa diri untuk tunduk. Nyeker dari Stasiun Kota (Beos) ke Depok karena sepatu diembat maling di Musholla Stasiun, ditangkap Polsuska karena tidak beli karcis, KRL dan ekosistemnya adalah mozaik hidup yang menarik untuk dikenang. Sekarang KRL (Commuter Line) lebih tertib, beberapa langkah lebih maju. 

sumber foto :www.antaranews.com


Menyisakan Ketidakpercayaan

Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...