KEHIDUPAN YANG BERKUALITAS
Barbara Brown Taylor
Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis
militer pada tanggal 1 Desember. Di sana ia berjumpa dengan seorang
prajurit yang tak mungkin dilupakannya, bernama Ralph. Ralph yang dikirim
untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri,
mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Ralph
sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua
yang kopornya jatuh dan terbuka. Kemudian mengangkat dua anak kecil agar
mereka dapat melihat sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali
ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu
?" tanya sang profesor.
"Melakukan apa ?" kata Ralph.
"Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?"
"Oh," kata Ralph, "Selama perang, saya
kira."
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam.
Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia
harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan
matanya. "Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,"
katanya. "Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang
terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang
sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia
baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti
ini."
Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita
hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas. (170701)
(Barbara Brown Taylor. Dikutip dari Manggalacom)