Jumat, 05 Februari 2016

Rendos, Kuliner Khas Cikoneng Ciamis


Rendos
Akhirnya berkesempatan juga nyicip "Rendos", kuliner khas Cikoneng Ciamis. Sebagai Pendekar Kuliner (bhahahahah....) rasanya ada yang kurang kalo blom mencoba sebuah karya hasil olah rasa (bahasanya mulai aneh). Apalagi di Cikoneng, daerah sendiri! Cikoneng adalah salah satu kota kecamatan di Kabupaten Ciamis. Kota tidak terlalu besar tapi cukup ramai karena dilewati oleh jalan nasional jalur selatan. 

Cikoneng bagi saya adalah ikon bisnis Ciamis! Profil wilayah dimana menjadi wirausaha merupakan pilihan! Produk-produk makanan ringan yang tersebar di diberbagai wilayah banyak yang diproduksi di sini. Rumah-rumah menjadi sentra produksi makanan ringan. Maka jangan heran bila rumah-rumah megah banyak bertebaran di kawasan ini. Industri makanan ringan memberikan multiplier effect terhadap perekonomian kawasan ini. 

Kembali ke topik Rendos. Pertama tahu dari postingan FB teman. Lalu jadi penasaran dan hari ini menjadi kenyataan. Sepintas mirip gado-gado. Bahannya Soun Aci Kawung, Toge, Mentimun, Kicimpring. Sedangkan bumbunya terdiri dari Oncom (bisa juga diganti Kacang Tanah), Cabe Rawit, Garam dan Gula Merah), kemudian direndos (mungkin ini asal mula dinamakan Rendos) seperti membuat bumbu pecel kemudian campurkan sampai rata. 

Agak sulit juga sebenarnya menemukan yang jualan Rendos, yang gampang ditemui di sekitaran Kantor Pos Cikoneng. Di samping Kantor Kecamatan Cikoneng juga ada. Tempatnya sangat sederhana dan penjualnya ibu tua yang ramah dan baik hati. Konon kalau Bulan Ramadhan penjual Rendos gampang ditemui. Sekitar tahun 2005an pernah nyicip Rendos di Depan Toko Bahan Bangunan dekat Persimpangan ke Kujang. Namun saat itu belum tahu bahwa namanya Rendos!selamat mencoba sensasi olah rasa!

Selasa, 02 Februari 2016

Buku, Pesta dan Cinta


Posting di Fanpage resmi UI siang ini adalah tentang Hari Jadi Universitas Indonesia. Bukan dalam rangka bangga-banggaan, pamer dan sebangsanya. Malah adanya kampus itu dalam salah satu episode kehidupanku justru melahirkan beban dan  tanggung jawab yang besar. Tuntutan tentang tingkat moral dan tentang citarasa intelektual.

Terkadang aku merasa jadi orang yang beruntung. Seorang anak kampung yang berkesempatan untuk menghirup aroma sebuah universitas yang memakai nama negara. Seseorang yang otaknya terkadang (sebenarnya selalu sih) terengah-engah manakala mengerjakan soal-soal eksakta yang ditakdirkan untuk dapat merasakan atmosfer UI. Mengalami sendiri semboyan legendaris anak UI: Buku, Pesta dan Cinta! walau ternyata :
Buku yang kubaca hanya yang ringan-ringan saja! kebanyakan koran!itu juga koran Bola!
Pesta?.......tidak pernah ada yang ngajak hikshikshisk....
Cinta?.......Aku jomlo selama kuliah.........(eh setelah lulus juga ding)!

Selamat Hari Jadi Almamaterku!

Ibu Tua di Pinggir Jalan

Ketika tiba di pembatas tengah jalan di bilangan Alun-Alun Ciamis, tiba-tiba ada ibu yang memanggil. "Minta ditemanin nyebrang mungkin, "gumanku. Ketika ditawarin nyebrang dia malah justru cerita bahwa dia dari Banjar dan akan ke kantor Taspen untuk mencairkan pensiun. Intinya dia tidak punya ongkos. "Berapa bu?''. Dua puluh ribu, pak!, Saat itu kebetulan aku sedang tidak memegang uang. Ada keinginan untuk memberi walaupun kemudian timbul keraguan. Jadi muncul su'udzon!. 

Benarkah ibu-ibu tua itu akan mengambil uang pensiun ke Taspen?. Kalau mau ke Taspen berarti kan baru akan pensiun. Tapi prediksiku ibu itu usianya sudah lebih dari 65 tahun dari tongkrongannya bukan guru dari dosen. Jangan-jangan itu hanya modus untuk mencari uang! Soalnya pernah ada ibu-ibu yang minta uang karena kehabisan ongkos. Kebetulan ada, dikasih sekedarnya. Eh beberapa hari kemudian saya melihat dia masih di seputaran kota Ciamis. Wah modus ini mah! Dalam kondisi seperti inilah kadang hasrat menolong kita berada di persimpangan. 

Sabtu, 23 Januari 2016

Jadi Voter Pemilu Ketua Ikatan Alumni Almamater


Mungkin salah satu Pemilu yang ga bikin degdegan ya Pemilihan Ketua Ikatan Alumni Perguruan Tinggi tempat kita dulu menimba ilmu. Entah karena tidak terlalu berkepentingan atau tidak terlalu intens secara emosional. Berbeda dengan Pemilu Presiden, Pileg, Pilgub, Pilbub/Pilwakot, atau Pilkades. Pemilu-Pemilu itu terkadang sampai mengaduk-ngaduk pikiran dan perasaan! (heheheh....salah siapa!). 

Bagi alumni yang  jauh dari tempat pemungutan suara dapat menggunakan e-voting. Memang sangat memudahkah. Berbekal Nomor Induk Mahasiswa dan pengisian data kita telah teregistrasi. Kemudian kita aktifkan akun lalu selanjutnya panitia akan memverifikasi data kita. Pas hari H kita akun diberi kode unik yang dimasukan pada saat login! lalu e-voting kita lakukan!

Sebetulnya siapapun yang menang ya podo bae!Wong masih tetap satu almamater. Paling beda fakultas dan visi-misi! Keinginan para calon intinya sama saja. Hanya berbeda susunan kalimat dan penekanan tagline. Para  kandidat calon Ketua IA ITB pasti mempunyai kapasitas yang lebih dari layak. Hal itu dapat dilihat dari track record masing-masing. Siapapun yang terpilih kita dukung saja.

Hanya satu harapan terhadap siapapun yang terpilih, "jagalah jarak dengan kekuasan, jangan jadi partisan!". 

Sabtu, 16 Januari 2016

Alun-Alun Ciamis


Alun Alun Ciamis
Namemarker Alun-Alun Ciamis

Kalau kita berkunjung atau sepintas melewati Alun-Alun Ciamis, sepintas ada yang baru! Sebuah eye catcher berupa nama penanda (namemarker) tempat yang berupa tulisan ALUN ALUN CIAMIS dengan menggunakan konsep neon box sehingga kalau malam hari akan terlihat terang. Sepertinya konsep penanda (namemarker) seperti ini sedang trend, entah siapa dan dimana yang memulai yang jelas penanda (namemarker) yang legendaris dan mungkin juga yang pertama adalah Hollywood.
resources : www.history.com
Tak ayal keberadaan penanda Alun-alun Ciamis  tersebut menjadi daya tarik sendiri, terutama bagi para pengikut aliran selfie! Beruntung Kota Ciamis masih mempunyai Alun-Alun, sebuah ruang publik tempat berbaur berbagai ragam dan warna! Filosofis dari alun-alun adalah sebuah punjer, perwujudan dari kebhinekaan masyarakat! Penataan alun-alun hendaknya tidak mencerabut makna alun-alun dari suasana kebatinannya. Keteraturan jangan sampai mematikan jiwa alun-alun sebagai melting pot lokal; tempat berbagai profesi, status sosial, latar belakang bercampur dan berinteraksi. Kata alun-alun berasal dari bahasa Arab Al Lawn yang berarti ragam, warna atau corak. Dibaca dua kali Al lawn- al lawn  yang berarti tempat berkumpulnya segala lapisan masyarakat, wong cilik, wong sugih, wong cacah wong ningrat!
Sepertinya dulu tata kota Ciamis berusaha untuk mengadopsi konsep Macapatnya Sunan Kalijaga. Di pusat kota terdapat tanah lapang beserta pohon beringinnya yang masih cukup ideal untuk disebut sebagai sebuah alun-alun! Ada Mesjid Agung disebelah barat, Penjara di barat daya, Gedung Negara/Pendopo Bupati di sebelah utara. Tadinya disebelah timur terdapat pasar, tapi karena tuntutan pengembangan kota maka Pasar Ciamis sekarang bergeser ke sebelah tenggara kota.
Lokasi Bekas Pasar Manis Ciamis

Kalau berkunjung bolehlah untuk singgah sejenak di Alun-Alun Ciamis. Mesjid Agungnya sangat repsentatatif untuk beribadah kepada Sang Pencipta, Penguasa Segala Alam!. Setelah menikmati eksotisme Alun-Alun Ciamis, beberapa spot kuliner di sekitaran Alun-Alun Ciamis juga boleh untuk dicoba. Kupat Tahu Ocih (Kupat Tahun ini rasanya khas), Kupat Tahu Mang Engkus (Di Jalan Pemuda, mangkal pagi sampai dzhuhur), Goreng Ayam K3, Soto Iyun, Pindang Nilem Teh Dede, RM. Ampera, RM Padang Roda Baru, Bubur Ayam Pusaka (Etom), Sate dan Gula H. Etom dan lain-lain.
Mesjid Agung Ciamis



Kamis, 14 Januari 2016

Ekspedisi Lobang Timah (4), Eksotisme Curug Omi


Me and Curug Omi

Entah mengapa dinamakan Curug Omi. Kang Edi, local partner yang mengantar  kami pun tidak tahu alasan mengapa disebut Curug Omi. Biasanya Omi itu nama orang. Apakah Omi adalah penemu curug tersebut, atau ada kejadian luar biasa yang menimpa Omi di daerah curug tersebut. Masih perlu kajian lebih lanjut.

Curug ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu tinggi. Perkiraan tingginya kurang lebih 20 meter. Tapi tetap saja ada ada aura eksostisme dan kesejukan pada curug tersebut. Air yang gemericik di bebatuan alam bak orkestra yang begitu mendamaikan.
Curug Omi
Curug ini masih terbilang perawan. Untuk sampai ke lokasi kita harus melalui jalan di lereng bukit yang cukup terjal dan jalannya pun banyak yang sudah tertutup semak. Tapi itulah menariknya. Mungkin ke depan curug ini dapat dikembangkan untuk sarana rekreasi.

Rute menuju Curug Omi!Menantang!
Sekuel Ekspedisi Lobang Timah (kaya Jason Bourne aza hehehe) baru sampai Curug Omi, mudah-mudah selanjutnya bisa sampai di situs Lobang Timah. 

Tutugan Gunung Sawal Awal Januari 2016

Selasa, 12 Januari 2016

Ekspedisi Lobang Timah (3), Gunung Sawal adalah Sebuah Suaka Margasatwa


Mungkin ada beberapa orang yang belum tahu bahwa Gunung Sawal adalah sebuah Suaka Margasatwa. Hal terkait penetapan Gunung Sawal sebagai sebuah suaka margasatwa dapat dibaca di sini Gunung Sawal. Sebuah kawasan diklasifikasikan sebagai suaka margasatwa manakala menjadi tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional. Salah satu satwa endemik gunung sawal yang khas adalah surili. Apa itu Surili dapat dibaca di sini  tentang Surili


Dulu plang seperti ini ada di gerbang masuk Dusun Cikujang Hilir. Pos penjagaan SM Gunung Sawal pada jaman saya kecil dikenal dengan PA (sampai sekarang aku ga tahu apa artinya PA, Polisi Alam atau apa ya, ada juga Polisi Hutan). Kadang ada juga yang menyebut pilar (mungkin mengacu pada patok batas antara tanah adat dengan tanah negara, PA dulu gedungnya sederhana, sekarang lumayan bagus walau ternyata wakti kami lewat tidak ada petugas dan aktifitas apa-apa.
Gedung PA yang baru (bercat biru muda)

Patok pembatas Zona Suaka Margasatwa dan Tanah Adat

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".