Minggu, 31 Maret 2013

LONG WEEKEND

Seneng ga seneng sih kalau ada libur nasional pas Hari Jumat. Senengnya bisa lebih lama bersama keluarga dan kesulitannya ketika harus kembali ke Bandung, jalanan macet dan  perlu usaha ekstra untuk dapat bus. Dengan pertimbangan itu pula aku berangkat lebih cepat. Benar saja di Terminal Ciamis calon penumpang Bus Budiman jurusan Bandung sudah menumpuk. Masalahnya Bus-Bus yang datang juga penuh.  Naik di pool Budiman Tasikmalaya menjadi alternatif terbaik.  Di Pool Budiman calon penumpang juga berjubel, mirip mudik lebaran.

Akhirnya terangkut juga walau hanya dapat duduk di lantai bus samping pak sopir dengan beralaskan kertas karton. Tidak apa-apa, perjalanan ke Bandung pasca Idul Adha lebih menyesakkan. aku duduk disudut sempit balkon belakang bus. Masih lebih nyaman, view ke depan jelas dan di sampingku duduk di seorang mahasiswi (maaf istriku..kondisinya kan darurat.heheheheheh).

Via Garut karena jalur Ciawi Malangbong katanya macet banget.  Dinikmati za perjalanan ni dan alhamdulillah nyampe ke Bandung pukul 19.30...

Sabtu, 30 Maret 2013

My First Duty

Malam ini saya kebagian giliran meronda. This is my first experience. Hujan turun rintik-rintik. Besok harus ke Bandung lagi, males sebenarnya. Tapi gimana ini adalah bagian dari integritas......wah wah wah!do'akan aku dapat menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik ya!

Rabu, 27 Maret 2013

BANDUNG AWAN PENGETAHUAN (BAP)

Hari ini saya mengikuti acara launching "Bandung Awan Pengetahuan". Acara ini dihadiri oleh Walikota Bandung, Dada Rosada. Perwakilan PT. Telkom Wilayah Bandung dan para  praktisi pendidikan di Kota Bandung.














Konsep program ini dibidani oleh Prof. Dr. Suhono Harso Supangkat. Konsep inti dari kegiatan Bandung Awan Pengetahuan (BAP) konsep awal untuk mengcreate Bandung Smart City, sebuah konsep kota yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
Konsep Smart City  mengacu kepada  sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Smart City menjadikan kota sebagai pusat bisnis, budaya kehidupan dengan mengintegrasikan keamanan publik, transportasi, air, bangunan, layanan sosial, pemerintahan dan terkait lainya. 
Smart City mengintegrasikan informasi di dalam kehidupan masyarakat kota. Berikut ini adalah enam  unsur smart city,
1.   Smart Economy
Konsep ini mengacu kepada bagaimana konsep perekonomian sebuah kota disusun dengan memakai menggunakan/memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.  Aktifitas bisnis berlangsung dengan berbasis teknologi informasi baik itu transaksi, pengiriman barang dan lain-lain.  Indikator-indikatornya adalah:
-         Semangat inovasi;
-         Kewirausahaan;
-         Citra perusahaan;
-         Produktifitas;
-         Fleksibitas pasar tenaga kerja;
-         Keterlibatan Dunia luar/globalisasi/pasar global;
-         Kemampuan untuk bertransformasi
2.      Smart  Mobility
Smart mobility merujuk kepada bagaimana pergerakan mobilitas manusia dan barang yang memakai/memanfaatkan keberadaan teknologi informasi.  Dalam kenyataanya konsep itu berbentuk sistem angkutan masal yang IT based dengan tingkat ketepatan, kecepatan dan keamanan yang terjamin. Selain itu moda transportasi yang ada harus ramah lingkungan.
 Indikator-indikator  smart mobility:
-         Tersedia untuk akses lokal
-         Tersedia untuk akses internasional
-         Adanya Infrastruktur ITC
-         Memenuhi unsur inovasi, keamanan dan keberlanjutan sistem
3.      Smart Environment
Ide dasar smart environment adalah bagaimana kita bersikap dan bertingkah laku yang ramah lingkungan/tidak merusak lingkungan.  Aktifitas kehidupan jangan sampai berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan, sehingga perkembangan yang dicapai tidak kontraproduktif dengan rusaknya lingkungan hidup kita akibat ekploitasi dan limbang yang merusak. Pemanasan global menjadi momok setiap kita dan ini menuntut kita untuk lebih bijak dalam hidup. Konsep smart environment merupakan salah satu ikhtiar umat manusia untuk menciptakan lingkungan hidup yang tetap hidup dan bersahabat.
Indikator smart environment:
-         Pemakaian unsur-unsur alam
-         Tingkat polusi
-         Perlindungan lingkungan
-         Manajemen sumberdaya yang berkelanjutan
4.    Smart Living
Konsep ini mengacu kepada bagaimana terciptanya kehidupan yang aman dan nyaman. Bagaimana kehidupan bisa terlindungi dengan kemudahan untuk mengakses sarana kesehatan atau adanya jaminan keamanan berupa kemudahan untuk mengakses ke aparat keamanan.
Unsur-unsur smart living
-         Fasilitas budaya
-         Kualitas kesehatan
-         Kesehatan individu
-         Kualitas perumahan
-         Kualitas pendidikan
-         Sarana Pariwisata
-         Interaksi sosial

5.   Smart People
Dengan konsep smart people diharapkan adanya kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan/meningkatkan kualitas pendidikan dan kemudahan untuk mengakses informasi sehingga akan tercipta masyarakat yang cerdas.
Unsur-unsurnya:
-         Tingkat pendidikan
-         Keinginan untuk terus belajar
-         Pluralitas etnik dan sosial
-         Fleksibilitas
-         Kreatifitas
-         Sifat terbuka
-         Partisipasi dalam masyarakat

6.                  Smart Governance
Sebuah pemerintahan dikatakan cerdas manakala mampu mengimplemantasikan keberadaan teknologi informasi dan komunikasi dalam misinya untuk melayani publik. Sehingga pelayanan yang diberikan akan lebih efektif, efisien dan transparan.
Unsur-unsur smart governance:
-         Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
-         Pelayanan masyarakat
-         Transparansi
-         Strategi politik dan perspektif

Bandung Awan Pengetahuan merupakan salah satu aplikasi smart people yang berupa smart education. BAP akan memudahkan proses belajra mengajar siswa, mahasiswa, guru, sekolah dan orangtua. BAP ini terdiri dari 3 komponen utama yaitu akses data ( wifi.id, 3g, jaringan kabel) ; konten/materi pelajaran , dan portal jual beli konten (knowledge Store). Selain ketiga komponen tersebut, dalam program BAP ini juga akan mengadakan pelatihan kepada guru-guru dari perwakilan setiap sekolah di kota bandung secara gratis

Selasa, 26 Maret 2013

NIL MAIZAR, NAFAS SEMEN PADANG

Itulah judul tabloid GO (salah satu anak usaha Bakrie Group) pada dekade 1990an yang mengenalkanku pada sosok Nil Maizar.  Center Back sekaligus Kapten Tim Semen Padang, salah satu kontestan Liga Indonesia I 1994-1995 yang saat itu baru baru meleburkan kompetisi galatama dan divisi utama perserikatan.  Kualitas Uda Nil tercermin dari judul tabloid tersebut, seorang sosok yang matang baik dari segi teknis, pengalaman dan mentalitas kepemimpinan.
Sebuah siklus yang normal manakala seorang pemain sepakbola selepas gantung sepatu ia berkiprah di dunia ke pelatihan.  Banyak pelatih sepakbola top saat ini yang mempunyai sejarah cemerlang sebagai pemain sepakbola.  Begitu juga dengan Nil Maizar, Karir kepelatihannya di Semen Padang begitu berkarakter sebagaimana karakter dia sewaktu masih aktif bermain bola.
Tulisan ini tidak bertendensi untuk memihak kepada salah satu pihak yang berkepentingan di PSSI, saya hanya menulis nilai-nilai luhur olahraga yang diekspresikan baik berupa perbuatan maupun komentar-komentar seorang Nil Maizar.   Dia dipercaya menjadi seorang pelatih Tim Nasional pada saat silang sengkarut sengketa di PSSI begitu akut.  Bukan waktu yang salah, tapi tantangan yang beliau hadapi sangat besar.  Keterbatasan memilih pemain, dana yang kurang memadai, dukungan masyarakat bola yang terpecah dan lain-lain.  Tapi ini tidak membuat Nil Maizar gusar, apalagi surut kebelakang.  Dengan segala keterbatasan,  leadership skill yang mumpuni ia tunjukkan dengan kerja keras di lapangan.  Kemenangan atas Singapura di AFF Cup kemarin bagi saya merupakan prestasi beliau.   Kemenangan yang tidak bisa dilakukan oleh pendahulunya, setidaknya dalam 12 tahun terakhir.  Tidak pernah menyalahkan pemain ditengah caci maki mereka yang membenci. Komentar-komentar Nil Maizar bagi saya cukup menyejukkan dan membangun.  Kehilangan jabatan sebagai pelatih Tim Nasional juga tidak membuat kehilangan kesantunan dan respect, ia mendukung pelatih yang ditunjuk dan mengapresiasi apa yang telah ditunjukkan Timnas ketika melawan Saudi Arabia.
Terus berdedikasi dan rendah hati Uda Nil Maizar!saya banyak belajar dari anda!kita harus percaya bahwa kalau kita memang butiran emas, dimana pun kita berada akan tetap sebagai emas!

Jumat, 22 Maret 2013

GEDUNG PENGUJIAN DOPING

Gambar Gedung Pengujian Doping di lingkungan Kampus ITB.  Diambil dengan Kamera Handphone Nokia C3-00.  Pembangunan gedung ini terhitung cepat sekitar 3 atau 4 bulan. Foto di bawah ini adalah ketika awal gedung ini mau dibangun.
Perubahan memang berlangsung begitu cepat. Mungkin perubahan didoping dengan anabolic steroids! Harus di uji nih di gedung di atas. Atau jangan-jangan gedung ini untuk menguji anak-anak jenius di pintar di Indonesia. Siapa tahu mereka pintar karena menggunakan doping! Ah ada-ada saja!

Mengelola Fikiran

Terkadang jiwa ini lelah karena terlalu banyak berfikir.  Kalau berfikir dalam koridor yang normal dan semestinya ya tidak ada masalah. Permalalahan terjadi manakala terlalu overload dalam berfikir. Sesuatu yang mestinya tidak kita fikirkan kita fikirkan juga. Akibatnya energi banyak tercurah pada hal yang terkadang tidak perlu.

Kadang saya merenung buat apa memikirkan mereka yang tidak ada hubungan langsung dengan kita.  Buat apa memikirkan kisruh PSSI dan cenderung berpihak pada salah satu blok.  Apa gunanya memikirkan perpolitikan nasional yang carut marut.   Apa gunanya selalu mengharapkan MU kalah dan AC Milan selalu menang.  Hah kadang diri saya ini lucu.

Rabu, 20 Maret 2013

SIAPA BILANG KULIAH DI ITB BERAT

Yang benar itu berat sekali.  Minggu-minggu ini adalah minggu yang berdarah-darah.  Tugas-tugas dan Ujian Tengah Semester tanpa ampun menghantam raga dan jiwa ini. Ah ini bukan berkeluh kesah kawan....ini adalah resiko dari sebuah pilihan.  Ginseng terbaik biasa tumbuh di tanah yang paling tandus.

Aku menyadari sepenuhnya bahwa pilihan ini adalah upaya untuk mengupgrade kualitas diri.  Menyadarkan pribadi yang hampir-hampir terlena dan terjebak di zona nyaman. Mengingatkan kembali  jiwa ini bahwa sebenarnya dapat berbuat lebih. Tidak sekedar menjalani rutinitas yang terkadang menumpulkan jiwa dan intelektualitas.

Kamis, 28 Februari 2013

SEMANGAT TERUS LUR!

Atmosfer kuliah di ITB makin terasa. Menekan mental dan menguras energi. Tapi ini adalah jalan yang harus ku tempuh. Walau mungkin bukan bijih besi terbaik lagi. Aku lebih seperti pagar besi yang mulai berkarat yang terus terkena hujan.  Terkadang aku berfikir bagaimana dengan generasi ITB pada massa sebelum millenium baru.....perjuangan dan beratnya kuliah di kampus ini membuat aku berdecak kagum.

Aku hanya bersaing dengan ratusan orang, bukan ribuan orang
Aku tidak mengalami masa orientasi mahasiswa baru yang menuntut ketegaran lahir batin
Aku hanya mengumpulkan puluhan SKS....mereka ratusan
dan mereka bisa!

Aku juga pasti bisa
toh makan makanan yang sama dan hidup di langit yang sama!

Rabu, 27 Februari 2013

PARTAI POLITIK ITU BERNAMA MEDIA MASSA

Mungkin terdengar aneh. Apalagi bagi mereka yang begitu percaya bahwa pers yang NETRAL merupakan salah satu indikator demokrasi.  Karena telah kehilangan NETRALITAS itulah yang membuat saya tidak percaya lagi bahwa media masa sekarang merupakan salah satu indikator demokrasi. Di era informasi sekarang, media masa adalah corong yang sangat efektif untuk menyuarakan kepentingan.  Teori oligarki kekuasaan semakin mengukuhkan keberadaannya manakala kita menguak profil pemilik modal yang berada di balik sebuah media massa.

Mengeksplorasi kesalahan lawan politik. Memberitakan kegiatan partai politik yang diusung sang pemilik modal. Mereka lupa bahwa frekuensi media elektronik yang mereka adalah milik publik. Anugrah kelebihan capital yang mereka miliki seolah membuat mereka abai akan hak-hak publik.

AKU DAN MAINAN PERAHU KLOTOK



Bunyi klotok-klotok klotok-klotok di gerbang Mesjid Salman sejenak menghentikan langkahku. Rupanya bunyi itu  berasal dari mainan perahu klotok yang dijual seorang lelaki paruh baya.  Ingatan terhadap anakku membuatku berniat untuk membelinya.  Dengan sedikit tawar-menawar yang berakhir pada diserahkannya selembar uang sepuluh ribuan membuat mainan itu pindah ke dalam tasku.
Antusias jagoan kecilku menyeruak manakala mainan itu diperlihatkan menghapus segala lelahku menempuh perjalanan Bandung-Ciamis. Mulutnya tak berhenti nyerocos bertanya tentang mainan perahu klotok itu. Namun sayang entah apa sebabnya perahu itu tak kunjung  unjuk kebolehan. Mungkin tangkinya bocor atau aku kurang memahami mekanisme kerjanya yang jelas raut kekecewaan terpancar jelas di wajah jagoan kecilku.
Mainan perahu klotok adalah mimpi masa kecilku. Aku pernah marah sama orang tuaku karena keinginanku untuk dibelikan mainan itu tidak mereka gubris.  Sikap bapakku ketat dalam soal mainan.  Satu prinsip yang selalu ditanamkan oleh ayahku katanya beli mainan itu seperti membeli sampah.  Lebih baik beli makanan. Akhirnya mainan perahu klotok dan truk-trukan selalu menjadi impian sampai habis masa kecilku.
Entah sebuah pelampiasan dari keinginan yang dulu tidak terwujud atau ketidakkuasaanku menolak keinginan anakku, sebagian besar keinginan anakku untuk membeli mainan selama masih ada dalam jangkauan daya beliku selalu terlaksana.  Benar apa yang dikatakan ayahku dulu. Tumpukan mainan yang rusak atau korban kebosanan anakku menumpuk di sudut kamar.  Nyaris hanya kepuasan sesaat dan mungkin saja bahasa kasih sayang kami dalam bentuk mainan dipahami salah oleh anakku. Pembelian mainan anak hanya taktik sederhana menghentikan kemarahan atau kekecewaan anak.  Nilai edukasinya tidak terlalu signifikan bila dibandingkan dengan pengorbanan yang dikeluarkan.
Memang simalakama tetapi kita harus mampu bersikap. Manajemen pendidikan anak harus dikuasai dengan baik. Kita harus mampu mengelola setiap keinginan anak dan juga mengelola ekspresi  kasih sayang kita kepada anak dengan teknik yang edukatif dan konstruktif.  Sekarang aku dapat memahami sikap orang tuaku dulu dengan positif mengapa mereka dulu tidak terlalu memanjakanku. Thanks Mom n Pap!.

Bangsa yang Kejam

Tak sampai nalarku untuk mengerti mengapa di era modern dimana konon peradaban sedemikian maju ada entitas bangsa yang berlaku demikian barb...