Kamis, 16 Oktober 2014

PERAN TIK DALAM INOVASI DAERAH


           Inovasi Daerah adalah sebuah konsep besar sehingga sering disebut sebagai sebuah sistem, Sistem Inovasi Daerah (SID).  Keinginan untuk menerapkan inovasi daerah merupakan sesuatu yang strategis dan jawaban untuk meningkatkan kapasitas kepemerintahan dan daya saing daerah. Sistem Inovasi Daerah juga merupakan kunci pembuka untuk meningkatkan akselerasi pembangunan pemerintah daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan  payung hukum yang mengatur Sistem Inovasi Daerah sangat diperlukan agar inovasi daerah itu menjadi sesuatu yang strategis, ditetapkan secara formal, terstruktur, terukur, terkelola dan menuju pada praktek terbaik.
          Sebagai seorang birokrat penggiat TIK di pemerintah Kabupaten Ciamis dan bertugas di lingkup bidang komunikasi dan informatika maka penulis hanya mengambil salah satu bagian dari bangunan besar Sistem Inovasi Daerah, peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penulis memandang penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan enabler (pemungkin) untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien, meningkatkan pendapatan daerah dan meningkatkan daya saing daerah.Sejatinya implementasi TIK di Instansi Pemerintahan bukan hal baru apalagi jawaban baru. Penerapan TIK di pemerintahan atau  lebih dikenal dengan istilah electronic government (e-government) telah dikedepankan lebih dari satu dekade lalu.  Secara umum manfaat dari e-goverenment adalah untuk meningkatkan : pemberdayaan masyarakat, pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas serta efisiensi penyelenggaraan pemerintahan.
             Menyadari akan pentingnya peran TIK dalam keberlangsungan pemerintahan ke depan Presiden Megawati telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 mengenai Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Inpres ini dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (egovernment) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah bahwa untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-government; bahwa dalam pelaksanaannya diperlukan kesamaan pemahaman, keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerintah, maka dipandang perlu untuk mengeluarkan Instruksi Presiden bagi pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan e-government secara nasional
              Saat ini pun pemerintah Kabupaten Ciamis tengah berupaya untuk merintis dan meningkatkan pembangunan e-government. Kita menyadari bahwa masih banyak hal yang harus dikejar dan dikerjakan. Beberapa hambatan yang harus segera diatasi diantaranya :
  1. Kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada instansi pemerintah daerah sangat terbatas. Tingkat literasi (kemelekan) terhadap teknologi informasi dan komunikasi para Pegawai Negeri Sipil pun masih perlu ditingkatkan. Masih banyak PNS yang tidak bisa mengoperasikan komputer dan komputer  pun masih dianggap sebagai alat untuk mengetik saja. Selain itu ada kecenderungan ketidaksiapan menerima teknologi informasi, keengganan untuk berubah (mempelajari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi) dan malah menganggap teknologi informasi dan komunikasi sebagai sebuah ancaman;
  2. Infrastruktur dan Infostruktur teknologi informasi dan komunikasi yang perlu ditingkatkan;
  3. Perlu penguatan struktur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang melaksanakan kewenangan daerah di bidang komunikasi dan informatika termasuk penguatan anggaran untuk investasi teknologi informasi dan komunikasi.
TIK Sebagai Pemungkin (Enabler) Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Efektif Dan Efisien
Ada beberapa hal penting yang harus ditempuh untuk memaksimalkan peran TIK dalam mewujudkan mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien diantaranya :
       Pembangunan website di setiap instansi pemerintah
Menurut Inpres No.3 tahun 2003 ada empat tahapan sistematik yang realistik dan terukur dalam pembangunan website instansi pemerintah yakni sebagai berikut :
Pertama tahap persiapan, yaitu pembuatan website sebagai media informasi dan komunikasi setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kecamatan bahkan sampai ke tingkat Kelurahan dan Desa.  Dalam tahap ini tentu diperlukan penyiapan sumber daya manusia, penyiapan jaringan informasi yang memadai serta sosialisasi website tersebut ke para pemangku kepentingan (stakeholder). Pada tahap ini website intansi pemerintah masih bersipat informatif, hanya menyampaikan informasi tentang profil organisasi, program kerja, berita dan lain-lain.
Kedua tahap pematangan, yaitu pembuatan website instansi pemerintah yang bersifat interaktif. Pada tahap ini maka website telah menjadi media komunikasi dua arah, baik antara pengunjung dengan administrator atau antara sesama pengunjung. selain itu  juga telah terjadi hubungan antar muka dengan website intansi pemerintah yang lain.
Ketiga tahap pemantapan, yaitu pembuatan website instansi pemerintah yang menjadi media  transaksi elektronik layanan publik. Pada tahap ini maka website merupakan pintu gerbang untuk pelayanan publik. Untuk proses pelayanan publik yang tidak mensyaratkan kehadirian fisik maka hanya dengan melalui website OPD yang tugas pokok dan fungsinya terkait maka pelayanan publik tersebut dapat dilakukan. Ini akan menciptakan efisiensi dan efektifitas bagi kedua pihak karena pelayanan publik menjadi tidak terbatas oleh jarak dan waktu. Pada tahap pemantapan ini pula telah terjadi interoperabilitas aplikasi maupun data dengan Organisasi Perangkat Daerah yang lain. Hal ini akan sangat menguntungkan karena selain akan menciptakan akurasi dan keseragaman data juga akan semakin meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal pengumpulan dan pengolahan data pemerintah.
Tahap keempat, pemanfaatan, yaitu ketika website telah mempunyai aplikasi untuk layanan bersifat : G2C (Government to Citizen) Penyampaian informasi dan layanan publik secara searah dari pemerintah ke masyarakat, C2G (Citizen to Government) Komunikasi interaktif (dua arah) antara pemerintah dan masyarakat. G2B (Government to Business) Penyediaan informasi yang memungkinkan dunia usaha bertransaksi dengan pemerintah, B2G (Business to Government) Penawaran produk/layanan dari dunia usaha ke pemerintah dalam konteks pengadan barang dan jasa, G2E (Government to Employee) memfasilitasi pengelolaan pegawai pemerintah dan komunikasi internal di lingkungan institusi pemerintah, G2G (Government to Government) komunikasi dan interaksi serta saling-berbagi (sharing) online antar institusi pemerintah, dan lain-lain.
2Pemanfaaan TIK di instansi pemerintah
Birokrasi yang lamban, tambun, inefisien dan beberapa stigma negatif lainnya adalah paragdigma lama yang harus kita ubah. Reformasi birokrasi telah mendorong kita untuk meningkatkan kompetensi serta kinerja. Reformasi birokrasi hakekatnya bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang bersih, kompeten dan transparan. Peran TIK untuk menciptakan efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang diantaranya berupa :
a.  Menyelenggarakan administrasi publik dengan berbasis TIK; biaya kegiatan administrasi perkantoran saat ini masih didominasi oleh pembelian alat tulis kantor dan biaya perjalanan dinas.  Pemanfaatan email, e-disposisi, cloud computing dan lain-lain akan siginifikan mengurangi pemakaian kertas (paperless) sementara itu penggunaan  teleconference/videokonferensi akan berdampak pada berkurangnya biaya perjalanan dinas.
b.   Transformasi Pelayanan Publik
Manakala website telah dapat berperan sebagai media transaksi elektronik layanan publik maka saat itulah telah terjadi transformasi pelayanan publik. Pada tingkat itulah TIK telah berperan sebagai pemungkin (enabler). Pembuatan surat keterangan dari suatu instansi tidak harus lagi yang bersangkutan datang secara fisik datang ke instansi tersebut (ketika proses bisnis pembuatan surat keterangan tersebut memang tidak mensyaratkan kehadiran fisik), cukup melalui website OPD yang bersangkutan. Itu adalah cara baru dan itu adalah contoh sederhana dari inovasi.
c.   Rightsizing
Ketika telah terjadi transformasi pelayanan publik atau perubahan proses bisnis organisasi penyedia layanan publik maka secara alami akan terjadi rightsizing.  Keberadaan TIK di satu sisi akan memberikan peluang namun di sisi yang lain akan meminimalkan keterlibatan sumberdaya manusia. Rightsizing menurut Kamus Bisnis adalah pendekatan untuk mengurangi staf di mana jabatan-jabatan diurutkan menurut prioritas untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu sehingga akan menimbulkan efektifitas dan efisiensi pada pos pembiayaan.
Change is constant atau perubahan adalah suatu hal yang pasti.  Penetrasi teknologi informasi dan komunikasi di segala sektor kehidupan adalah suatu keniscayaan. Bagi para Pegawai Negeri Sipil hal itu bukan ancaman tapi dorongan untuk terus meningkatkan kapasitas diri.  Terlebih lagi sistem penggajian PNS di masa datang pun besarannya akan berbanding lurus dengan kinerja PNS itu sendiri.
TIK sebagai enabler meningkatkan pendapatan daerah dan meningkatkan daya saing daerah
       Peran TIK untuk  meningkatkan pendapatan daerah dan meningkatkan daya saing daerah adalah dengan otomasi dan pembuatan sistem informasi di setiap unit pelaksana teknis/gugus tugas penghasil PAD  dan Sistem Informasi Pelayanan Perijinan Terpadu. Adanya otomasi dan penerapan sistem informasi pada setiap unit pelaksana teknis/gugus tugas penghasil PAD menciptakan pelayanan prima,  transparansi  dan akuntabilitas pelayanan publik. Pengguna jasa (masyarakat) akan  mendapatkan kepastian dan transparansi pelayanan dan di sisi yang lain akuntabilitas pemerintah sebagai penyedia jasa akan meningkat.
          Daya saing daerah salah satu unsurnya ditentukan oleh bagaimana manajemen perijinan di suatu daerah. Perijinan merupakan merupakan hal penting bagi investor yang akan menanamkan modal. Konsep pelayanan perijinan terpadu bukan sekedar mengumpulkan unit kewenangan yang berbeda-beda, data yang banyak  dan proses birokrasi yang berlainan dalam satu intansi tapi lebih dari itu harus menuju kepada Sistem Pelayanan Perijinan Terpadu.  Teknologi Informasi dan Komunikasi akan menciptakan Sistem Pelayanan Perijinan Terpadu sehingga proses perijinan akan dapat dilakukan oleh mereka yang ingin menanamkan modal dimanapun dan kapanpun dengan prosedur dan syarat yang jelas serta biaya yang tegas.
Hal lain terkait daya saing daerah adalah ekonomi kreatif.  Pada Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015 (2008) ekonomi kreatif didefinisikan sebagai berikut: “Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.” Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015 (2008) juga mengklasifikasikan subsektor dari industri kreatif yaitu: periklanan (advertising),  arsitektur,  pasar barang seni, kerajinan (craft),  desain, fesyen (fashion), video (film dan fotografi, permainan interaktif (game), musik,  seni pertunjukkan (showbiz),  penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak (software),  televisi & radio (broadcasting), riset dan pengembangan (R&D).  
Dari pengertian dan klasifikasi  tersebut maka pengembangan ekonomi kreatif di suatu daerah terikat erat dengan keberadaan teknologi informasi dan komunikasi. Keterikatan tersebut adalah dikarenakan  kemampuan teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu alat untuk mendapatkan ide kreatif, merancang ide kreatif sekaligus untuk memasarkan ide dan produk industri kreatif. Perkembangan industri kreatif disuatu daerah selain akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya juga akan meningkatkan pendapatan asli daerah yang bersangkutan sebagai akibat multiplier effect berputarnya kegiatan ekonomi.
Penutup
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di pemerintahan (e-government) merupakan keniscayaan. Ketertinggalan suatu daerah dalam e-government akan menimbulkan kesenjangan digital (digital divide) yang berakibat pada keterputusan secara elektronik dengan para pemangku kepentingannya (pemerintah diatasnya, dunia usaha, masyarakat dan lain-lain).  Untuk itu dalam rangka pengembangan TIK maka pemerintah daerah diharapkan melakukan penguatan kelembagaan yang melaksanakan kewenangan daerah di bidang komunikasi dan informatika, penguatan anggaran dan investasi infrastruktur dan sumberdaya manusia di bidang teknologi informasi.  Inovasi daerah merupakan modal utama penciptaan daya saing daerah. Peran TIK dalam inovasi daerah adalah kemampuannya untuk menciptakan efektifitas dan efisiensi, sarana untuk melakukan transformasi pelayanan publik dan mendukung berkembangnya ekonomi kreatif.

Kamis, 25 September 2014

Tegaknya Musholla Kami


Salah satu tempat yang menurutku cukup ngangenin di lingkungan Dishubkominfo Kabupaten Ciamis adalah bangunan kecil di sudut barat komplek kantor, musholla. Sebuah musholla tanpa nama bergaya joglo yang menurutku cukup representatif, bersih dengan tempat wudhunya yang memadai. Dengan tidak bermaksud sok suci apalagi sok alim, bagiku keberadaan tempat shalat merupakan salah satu hal penting.  (suatu saat nanti aku ingin sampai pada maqam bahwa aktifitas pekerjaanku hanyalah pengisi waktu untuk menunggu waktu shalat tiba….) Ya rabb letakkanlah dunia ditanganku, jangan dihatiku.

 Mushola Dishubkominfo Kabupaten Ciamis

Senin, 22 September 2014

Generasi Sumpah Serapah

Entah kenapa anak cikalku mendesak terus beli layangan. Kemarin, mulai dari bangun tidur terus ngoceh nanyain kapan dibeliin. Akhirnya sehabis ashar bermodal Rp. 10.000, 00 kami dapat tali layangan (kenur) beserta tempatnya (gogolong) dan 2 buah layangan ukuran kecil. Walaupun ragu akan kemampuan diri nerbangin layangan tapi demi anak tercintah ya gimana lagi.

Tiba di sawah yang mengering karena kemarau kami mulai beraksi. Di sekeliling kami juga banyak anak-anak yang lagi bermain layangan. Di daerah saya (Sukamaju Cihaurbeuti) bermain layangan istilahnya adalah meras. Istilah yang rumit untuk diartikan. Karena hari beranjak senja angin mulai tidak teratur. Layangan kami ga terbang-terbang (atau memang aku ga bisa maininnya ya). Sumpah serapah kudengar jelas dari anak di samping yang layangannya juga turun kembali. Dengan kata-kata kasar memaki angin dan menyalahkan layangannya.  Trenyuh dan mengurut dada! Pendidikan ternyata tak mampu merubah mereka. Generasi pemarah yang terbiasa hidup mudah dengan belaian siaran tv dan playstation.

Pelajaran hari ini:mayoritas bangsa ini memang kurang shabar dan kalau gagal cenderung menyalahkan yang lain.

Sabtu, 20 September 2014

Pembelajaran dari Permainan Sepakbola (1)

Sebagai miniatur mini sebuah kehidupan, permainan ini selalu menghadirkan nilai. Dalam 10 menit Arsenal bisa unggul 3 gol padahal sebelumnya permainan dapat dikatakan seimbang. jual beli serangan dan peluang yang hampir berimbang.  

Gol pertama adalah awal petaka. Gol ini memecahkan konsentrasi Aston Villa dan kolaborasi Oziel dan Welbeck kembali menghasilkan gol, 2 menit dua gol. Agak tidak biasa terjadi di sebuah pertandingan liga Inggris. Lini pertahanan Villa makin panik yang berujung gol ketiga, sebuah gol diri.

Poin pembelajarannya:
Tiap hari dalam kehidupan adalah sebuah pertempuran, jangan kehilangan konsentrasi!fokus pada target dan tujuan. Kehilangan konsentrasi akan membuat kepanikan, dan kepanikan akan bermuara pada terciptanya kesalahan sendiri.

Kamis, 18 September 2014

Dejavu yang Tak Sempurna

Aku kembali ke Operation Room Setda Kabupaten Ciamis pada waktu yang berbeda, tema yang berbeda dan "unit tempur" yang berbeda. Beberapa tahun yang lalu kami biasa mengadakan rapat di ruangan ini untuk tema keamanan ketertiban dan kenyamanan. Hari ini kami berkumpul untuk tema teknologi informasi dan komunikasi, presentasi aplikasi telekonferensi dari sebuah provider.

Kekhawatiran terbesar ketika kita ikut terlibat dalam penyelenggaraan suatu acara/kegiatan adalah minimnya peserta atau orang yang kita undang tidak hadir. Alhamdulillah hampir 90% hadir dan acara berjalan on time dan on the track.  Setidaknya untuk menyosialisasikan TIK sehingga terbangun sebuah kesadaran/awareness.

Pelajaran hari ini :
"bahagia itu tidak selalu berarti punya peran besar dan jadi orang besar tapi lebih kepada bagaimana memahami, melakukan, menikmati dan mengikhlaskan peran yang sedang kita jalani"

Razia Oh Razia

Kemarin adalah hari yang penuh warna!Ketika sedang bertempur dan dikejar waktu untuk suatu tugas, eh terkena razia operasi gabungan Kepolisian dan Samsat. Padahal beberapa jam sebelumnya kami lewat malah di apresiasi sama pak petugas (mungkin karena pakai motor rakyat dan "pakaian tempur" kami tak terhalang jaket. Pasalnya ya belom bayar pajak Mio kami tercintah!maaf ya bapak-bapak samsat dan Indonesia tercinta, bukan ga ingin apalagi ga mau bayar, tapi situasi dan kondisi yang memang belum memungkinkan (aduh menyedihkan banget ya gw). 

Tapi setelah mendapat sedikit "ujian ketenangan batin" tersebut, sang mio mendapat sesuatu yang tidak biasa!Pimpinan kami berkenan menaikinya ke suatu tempat.  Wah grogi juga ternyata membonceng beliau!Tapi akhirnya selamat sampai tujuan.

Pelajaran hari kemarin
"Masa depan adalah suatu rahasia, bahkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hitungan jam dan bahkan beberapa menit ke depan"

Sabtu, 06 September 2014

My September, My Life, an Epic.....! Part 3

Musim Haji tahun ini bertepatan dengan bulan September, bulanku!Selain ketika momen mudik, pemberangkatan haji merupakan salah satu saat kita dapat menikmati kemacetan di Ciamis. Jujur saja bahwa menunaikan ibadah haji merupakan salah satu hal yang ingin dicapai dalam hidup kami.  Ada perasaan haru ketika melihat orang berhasil memenuhi panggilan Tuhan, pergi ke tanah suci. Lebih haru lagi ketika menafakuri orang yang bercita-cita dan berusaha keras untuk  pergi haji. Ada loper koran, tukang pijat, tukang gorengan......mereka bisa, mengapa kami tidak!
 
Menjelang usia 40 aku harus mulai melihat ke bawah. Begin at fourty bagiku ya harus mulai mawas diri, sadar diri dan mengukur diri. Mengingat kembali filosofis hidup yang telah beberapa tahun berada di kamar lupa. Bercengkrama dengan kitab suci. Membaca kembali buku-buku yang menghidupkan ruhiah!


Kamis, 04 September 2014

My September, My Life, an Epic.....! Part 2

Sudah sewajarnya aku memandang September dengan penekanan lebih. Selain bulan dengan "aroma kiri" dengan efek traumatiknya seperti yang diulas sebelumnya,  di bulan ini 37 tahun yang lalu aku dilahirkan. Dua orang berpengaruh (versiku) yang lahir di bulan yang sama  adalah SBY dan Iwan Fals. SBY mulai mempesonaku kala menjadi Kaster TNI, retorikanya bagus!saat itu  aku pernah menulis bahwa orang ini cocok jadi RI1, cuma sayang baju ijo (maklum saat itu masih jadi aktifis tingkat kos-kosan heheheh). Pilpres 2004 malah lebih terpesonakan lagi, aku jadi tim sukses SBY-JK!, pernah berjabat tangan pula, cukup menjadi sebuah kebanggaan bagi seorang mantan politisi lokal!

Iwan Fals jelas "dulu" sosok idola. Dia adalah salah satu orang yang fotonya berkesempatan menghiasai dinding kamarku, selain Bung Karno, Timnas Belanda dan .....Luna Maya. Syair-syair Lagu-lagu Iwan Fals seolah pupuk yang menumbuhkembangkan kepekaan sosial, budaya, cinta dan politik. Dulu Bang Iwan adalah simbol perlawanan terhadap rejim yang berkuasa.  Tapi kenapa ya sekarang ko kurang greget gitu ya (ini menurutku lho ya).  Harapan saya mudah-mudahan Bang Iwan tidak lupa dengan lagu "Bongkar" sampai kapanpun dan dalam situasi bagaimanapun!

Bang Iwan juga yang pernah menginspirasiku kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik (Lenteng Agung)  jadi jurnalis, sesuatu yang masih menjadi mimpi hingga kini.(aku pernah berlomba sama teman kos dulu, dia nanti dapat nobel fisika dan aku dapat pulitzer!mimpi....paling-paling kini aku dapat karya satya kesetiaan 30 tahun!

Itulah dua orang "besar", orang virgo! (taraf klasifikasi saja sih, sebab aku tidak percaya zodiak). Akankah sejarah akan menulis namaku dengan huruf besar?Akankah orang mengenangku sebagai orang besar? sejujurnya,libido untuk jadi sesuatu yang "BESAR" sudah lama mati (jadi ketua OSIS adalah jabatan politik tertinggi yang pernah aku raih heheheheheh), aku hanya ingin menjadi hamba yang baik bagi Tuhanku, aku hanya ingin memberi makna lebih bagi sekelilingku, memberi manfaat lebih bagi keluarga dan umat manusia!

Rabu, 03 September 2014

My September, My Life, an Epic....! Part 1

Di rentang waktu tahun 1987 sampai dengan tahun 1993 bagiku Bulan September adalah Bulan Horor. Peristiwa G30SPKI adalah taglinenya! Pemutaran Film Pengkhianatan G30SPKI di TVRI seolah menjadi acara paling dihindari manakala memasuki Bulan September.  Penayangan Film G30SPKI setiap malam 1 Oktober di stasiun  televisi yang hanya satu-satunya saat itu, menjadi momok yang menakutkan. Dari sudut pandang kini aku baru sadar betapa dahsyatnya indoktrinasi rejim orde baru terkait peristiwa itu. Sebelum kami mempunyai televisi masih terbayang jelas bagaimana kami dimobilisasi untuk menyaksikan Film G30SPKI melalui layar tancap Departemen Penerangan di alun-alun desaku. Film yang berakhir shubuh itu merupakan salah satu film yang tidak pernah aku tonton sampai tamat. Selain panjang, ketakutan tak mampu menghapus rasa penasaranku. Mungkin karena saat itu aku masih anak-anak (dan ternyata ini gunanya ada batasan umur dalam setiap tontonan), aku merasa trauma (soak/Sunda).  Perasaan itu terus terjadi sampai menjelang masuk SMA. Saat dimana mulai bisa memahami bagaimana sebuah film dibuat. Satu hal selain visualitas dari Film Pengkhianatan G30SPKI adalah efek musikalitasnya yang legendaris. Menyayat hati sekaligus menakutkan!. Efek traumatik juga dipengaruhi oleh buku koleksi ayahku yang menurutku sangat berpengaruh "Dari Hati Ke Hati". Sebuah buku yang menceritakan peristiwa G30SPKI dari kacamata para istri Pahlawan Revolusi. Buku yang cukup respresentatif tentang kronologis peristiwa tersebut di tempat kejadian. Dapat dibayangkan bagaimana memory effect sebuah buku yang tergolong berat  dan "seram" dibaca oleh seolah anak kecil yang baru belajar membaca. 

Peristiwa G30SPKI sayup-sayup ku dengar. Lubang Buaya, Gerwani, Pemuda Rakyat, Gestapu, Mahmilub adalah kosakata yang sering kudengar dari Ayah dan Ibuku kalau bercerita tentang tragedi 1965. Kata-kata yang baru aku pahami ketika menginjak Sekolah Menengah. Di Mushola kecil di samping rumah dalam perbincangan menjelang shalat isya adalah saat dimana para orang tua kami bercerita tentang dinamika politik masa lalu. DI/TII dan PKI menjadi topik yang membuat hilang kantuk dan waktu sela antara dzikir Maghrib dan adzan Isya terasa singkat sekali.  Bagaimana Ua bercerita  menembaki gerombolan DI/TII dengan senapan dorlok, dibakarnya kampung Cikujang Beet oleh Gorombolan (orang tua kami menyebut DT/TII dengan istilah Gorombolan mungkin karena datangnya selalu bergerombol), cerita mengungsi manakala hari beranjak malam, atau seseorang dengan golok panjangnya yang berjaga di alun-alun kecamatan pasca peristiwa penculikan para jenderal adalah sepenggal cerita singkat yang masih terngiang sampai sekarang. Ada beberapa peristiwa penting sebenarnya yang terjadi di kampung kami, pembakaran pos tentara oleh gerombolan DI/TII di Sampalan (salah satu bukit Gunung Sawal), Penyerbuan tentara Belanda/Agresi Militer Belanda II dimana salah satu kakak ayahku menjadi korban kebiadaban tentara Belanda (ironis mengapa aku kok mengidolakan Timnas Belanda), penambangan timah hitam yang merupakan satu-satunya di Indonesia (fakta ini membuatku terobsesi untuk membuat film dokumenter "Expedisi Lobang Timah") dan lain-lain.

Awal September memaksaku untuk mengingat akhir September 1965.  Masa yang bisa jadi merupakan awal dari keterpurukan sekarang (kalau menganggap kita tengah terpuruk) atau fondasi kegemilangan Indonesia sekarang (kalau memandang Indonesia sekarang sebagai sebuah wajah kegemilangan). Bukankah baik dan buruk itu tergantung siapa dan atas dasar kepentingan apa!. Tidak dalam posisi untuk memvonis siapa salah siapa benar!toh aku bukan saksi sejarah apalagi pelaku sejarah. Di alam mahsyarlah kita kelak akan menyaksikan kebenaran absolutnya. Bukan katanya, menurut, berdasarkan, dan bebeberapa kosakata lain yang menggambarakan kenisbian.  Aku hanya menyaksikan buku-buku tebal berjilid merah, menumpuk di salah satu ruangan kantorku dulu. Kini buku-buku itu telah berdebu dan nyaris tak terawat. Padahal buku itu dulu pernah menjadi buku sakti yang bisa membuat seseorang terpuruk, seperti seorang pria tua yang bolak-balik ke kantor kami dulu menuntut keterangan bahwa dia tak selayaknya ada di salah satu halaman buku tebal dan berdebu itu. Aku hanya termangu sambil tafakur kecil sambil mengingat sebuah kutipan yang aku juga sudah lupa siapa yang mengatakan  tapi kalimatnya masih jelas "bahwa sejarah masih tetap ditulis oleh mereka yang menang!".



Kemenangan

Euforia kemenangan itu singkat...tidak lama! Setelahnya tuntutan-tuntutan yang nyaris tiada akhir! Fiddunya wal akhirat!