Jumat, 12 Juni 2015

Kerajaan Galuh (Sejarah Ciamis 3)

Pada masa pemerintahan Prabu Niskala Wastu Kencana, negara dan rakyatnya berada dalam keadaan aman tentram kertaraharja, para abdi dalem patuh dan taat terhadap peraturan ratu yang dilandasi oleh purbatiti dan purbajati. Wastu Kencana mempunyai dua orang isteri. Yaitu Larasati (Puteri Resi Susuk Lampung) dan Mayangsari. Putra sulung dari Larasati yang bernama Sang Halimun diangkat menjadi penguasa Kerajaan Sunda berkedudukan di Pakuan Pajajaran pada Tahun 1382. Dari Mayangsari, Wastu Kencana mempunyai empat orang putera yaitu Ningrat Kencana, Surawijaya, Gedeng Sindangkasih dan Gedeng Tapa. Ningrat Kencana diangkat menjadi Mangkubumi di Kawali dengan gelar Surawisesa.
Wastu Kencana wafat pada Tahun 1475 dan digantikan oleh Ningrat Kencana dengan gelar Prabu Dewa Niskala berkedudukan di Kawali, yang hanya menguasai Kerajaan Galuh, karena Kerajaan Sunda dikuasai oleh kakaknya yaitu Sang Halimun yang bergelar Prabu Susuk Tunggal. Dengan wafatnya Wastu Kencana maka berakhirlah periode Kawali yang berlangsung selama 142 Tahun ( 1333–1475). Dalam periode tersebut Kawali menjadi pusat pemerintahan dan Keraton Surawisesa menjadi persemayaman raja-rajanya, terlebih lagi Sribaduga Maharatu Haji sebagai pewaris terakhir tahta Kerajaan Galuh dari ayahnya Dewa Niskala yang pusat kerajaannya di Keraton Surawisesa pindah ke Pakuan Pajajaran (Bogor sekarang), untuk merangkap jabatan menjadi Raja Sunda yang dianugerahkan darimertuanya, maka sejak itu Galuh – Sunda bersatu kembali menjadi Pakuan Pajajaran di bawah kekuasaan SribadugaMaharaja Ratu Haji. Di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Jayadewata yang kini lajim disebut Prabu Siliwangi. Penanggalan pada zaman kerajaan galuh bihari nampaknya kurang tepat bila dijadikan penanggalan Hari Jadi Kabupaten Ciamis, karena luas teritorialnya sangat jauh berbeda dengan keadaan Kabupaten Ciamis sekarang.
Nama Kerajaan  Galuh, baru muncul Tahun 1595, yang sejak itu mulai masuk kekuasaan Mataram. Adapun batas batas kekuasaannya sebagai berikut :
- Di sebelah Timur, Sungai Citanduy;
- Di sebelah Barat, Galunggung Sukapura;
- Di sebelah Utara, Sumedang dan Cirebon;
- Di sebelah Selatan, Samudra Hindia
Daerah – daerah Majenang, Dayeuhluhur dan Pagadingan termasuk ke dalam wilayah kekuasaan galuh masa itu (menurut dr F. Dehaan) dan ternyata dari segi adat istiadat dan bahasa masih banyak kesamaan dengan tatar pasundan terutama sekali di daerah pegunungan. Kerjaan Galuh pada saat itu terbagi menjadi beberapa  pusat kekuasaan yang dipimpin oleh raja-raja kecil (Kandaga  Lante). Yang kemudian dianggap sederajat dengan Bupati yang antara satu dengan lainnya masih mempunyai hubungan darah melalui perkawinan. Pusat-pusat kekuasaan tersebut berada di wilayah Cibatu, Garatengah, Imbanagara, Panjalu, Kawali, Utama (Ciancang) Kertabumi (Bojonglopang) dan Kawasen (Desa Banjarsari). Pengaruh kekuasaan Mataram sedikit banyak mewarnai tata cara pemerintahan dan budaya Kerajaan Galuh dari tata cara buhun sebelumnya. Pada zaman itu mulai ada pergeseran antara Bupati yang satu dengan Bupati yang lainnya, seperti Adipati Panaekan putra prabu Galuh Cipta Permana diangkat menjadi Bupati Wedana (semacam Gubernur) di Galuh oleh Sultan Agung. Pengangkatan tersebut menyulut perselisihan faham antara Adipati Panaekan, dengan Adipati Kertabumi yang berakhir dengan tewasnya Adipati Panaekan jenazahnya dihanyutkan ke Sungai Citanduy dan dimakamkan di Pasarean Karangkamulyan. Sebagai penggantinya ditunjuk Adipati Imbanagara yang pada waktu itu berkedudukan di Garatengah (Cineam Tasikmalaya). Usaha Sultan Agung untuk melenyapkan kekuasaan VOC di Batavia pada penyerangan pertama mendapat dukungan penuh dari Adipati Ukur, walaupun pada penyerangan itu gagal. Pada penyerangan kedua ke Batavia Adipati Ukur mempergunakan kesempatan tersebut untuk membebaskan daerah ukur dan sekitarnya dari pengaruh kekuasaan Mataram. 

Politik Adipati Ukur tersebut harus dibayar mahal, yaitu dengan terbunuhnya Adipati Imbanagara (yang dianggap tidak setia lagi ke Mataram) oleh utusan Mataram yang dipenggal kepalanya dan dibawa ke Mataram sebagai barang bukti, sedangkan badannya dimakamkan di Bolenglang (Kertasari). Tetapi kepala Adipati Imbanagara dapat direbut lagi oleh para pengikutnya walaupun terjatuh di Sungai Citanduy, yang kemudian tempat jatuhnya disebut Leuwi Paten. Kedudukan Adipati Imbanagara selanjutnya digantika oleh puteranya yang bernama Mas Bongsar atau Raden Yogaswara dan atas jasa-jasanya dianugrahi gelar Raden Adipati Panji Jayanegara. Pada masa pemerintahan Raden Adipati Panji Jayanegara, pusat kekuasaan pemerintahan dipindahkan dari Garatengah ke Calingcing yang kemudian dipindahkan lagi ke Barunay (Imbanagara sekarang). Pada tanggal 14 Maulud atau pada tanggal 12 Juni 1642 M. Perpindahan pusat Kabupaten Galuh dari Garatengah ke Imbanagara mempunyai arti penting dan makna yang sangat dalam bagi perkembangan Kabupaten Galuh berikutnya dan merupakan era baru pemerintahan galuh menuju terwujudnya Kabupaten Ciamis dikemudian hari karena :
1.    Peristiwa tersebut membawa akibat yang positif terhadap perkembangan pemerintahan maupun kehidupan masyarakat Kabupaten Galuh yang mempunyai batas teritorial yang pasti dan terbentuknya sentralisasi pemerintahan.
2. Perubahan tersebut mempunyai unsur perjuangan dari pemegang pimpinan kekuasaan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyatnya dan adanya usaha memerdekakan kebebasan rakyatnya dari kekuasaan penjajah.
3.   Kabupaten Galuh di bawah pemerintahan Bupati Rd. Adipati Arya Panji Jayanegara mampu menyatukan wilayah galuh yang merdeka dan berdaulat tanpa kekerasan.
4.   Adanya pengakuan terhadap kekuasaan mataram dari Kabupaten Galuh semata-mata dalam upaya memerangi penjajah (VOC) dan hidup berdampingan secara damai.
5.      Sejarah perkembangan Kabupaten Galuh tidak dapat dipisahkan dari sejarah terbentuknya Kabupaten Ciamis itu sendiri. Dirubahnya nama Kabupaten Galuh menjadiKabupaten Ciamis pada Tahun 1916 oleh Bupati Rd.Tumenggung Satrawinata (Bupati Ke−18) sampai sekarang belum terungkap alasannya, merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri dan dihindari.

Atas pertimbangan itulah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Ciamis dalam Sidang Paripurna Khusus tanggal 17 Mei 1972 dengan surat Keputusannya, sepakat untuk menetapkan tanggal 12 Juni 1642 sebagai Hari Jadi Kabupaten Ciamis. 
(sumber: Panitia Hari Jadi Kabupaten Ciamis ke 373 Tahun 2015)

Rabu, 10 Juni 2015

Galuh Mahayunan Ayuna Kadatuan (Sejarah Ciamis 2)

Kata galuh berasal, dari bahasa sansekerta, yang berarti batu permata, kerajaan galuh berarti kerajaan batu permata yang indah gemerlapan, subur makmur gemah ripah loh jinawi, aman tentram kertaraharja. Dari sejarah terungkap bahwa pendiri Kerajaan Galuh adalah Wretikkandayun, beliau adalah putra bungsu dari Kandiawan yang memerintah Kerajaan Kendan selama 15 Tahun (597–612) yang kemudian menjadi pertapa di Layungwatang (Daerah Kuningan) dan bergelar Rajawesi Dewaraja atau Sang Layungwatang. Wretikkandayun berkedudukan di Medangjati, tetapi beliau mendirikan pusat pemerintahan yang baru dan diberi nama Galuh (yang lokasinya kurang lebih Desa Karangkamulyan sekarang). Beliau, dinobatkan pada tanggal 14 Suklapaksa Bulan Catra Tahun 134 Caka (kira-kira 23 Maret 612 Masehi). Tanggal tersebut dipilihnya benar-benar menurut tradisi Tarumanagara, karena tidak saja dilakukan pada Hari Purnama melainkan juga pada tanggal itu matahari terbit tepat di titik timur. Tujuan Wretikkandayun membangun pusat pemerintahan di Daerah Karangkamulyan (sekarang) adalah untuk mebebaskan diri dari Tarumanagara, yang selama itu menjadi negara “adikuasa”. Oleh karena itu demi mewujudkan obsesinya ia menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah, bahkan putra bungsunya Mandi Minyak dijodohkan dengan Parwati putri sulung Maharanissima. Kesempatan untuk menjadi negara yang berdaulat penuh, terjadi pada Tahun 669 ketika Linggawarman (666– 669) raja tarumanagara yang ke―12 wafat. Ia digantikan oleh menantunya (suami Dwi Manasih) bernama Terusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sumbawa. Terusbawa inilah yang pada saat penobatannya tanggal 9 Suklapaksa Bulan Yosta Tahun 951 Caka (kira-kira 17 Mei 669 Masehi), ia mengubah Kerajaan Tarumanagara menjadi Negara Sunda. Tahun berikutnya Wretikkandayun mengutus duta, menghadap Raja Terus bawa dan menyampaikan niatnya untuk berdiri sendiri sebagai negara berdaulat dan sederajat dengan Negara Sunda. Dalam surat resmi yang disampaikan disebutkan bahwa atas niat tersebut telah mendapat dukungan dari kerajaan-kerajaan bawahan Tarumanagara (Kandagalante) bagian timur, ia juga meminta dukungan dari Kalingga. Dalam posisi yang sulit dan lemah, Raja Terusbawa menerima kenyataan ini, maka sejak Tahun 670 Masehi bekas wilayah Tarumanagara terpecah menjadi dua yaitu : Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan batas Sungai Citarum. Kedudukan Wretikkandayun sebagai raja cukup lama pada saat menjadi bawahan Tarumanagara. Ia memerintah selama 56 Tahun, sedangkan setelah memisahkan diri dari Negara Sunda, ia sempat memerintah selama 32 Tahun. Ia wafat Tahun 702 Masehi dalam usia 111 Tahun dan digantikan oleh putranya yang bungsu Mandi Minyak. Masa Kerajaan Galuh berakhir kira-kira Tahun 1333 Masehi ketika Raja Ajiguna Lingga Wisesa atau Sang Dumahing Kending (1333–1340) mulai bertahta di Kawali, sedangkan kakaknya Prabu Citragada atau Sang Dumahing Tanjung bertahta di Pakuan Pajajaran. Lingga Wisesa adalah kakek Maharaja Lingga Buana yang gugur pada Perang Bubat Tahun 1357, yang kemudian diberi gelar Prabu Wangi. Ia gugur bersama putri sulungnya Citra Resmi atau Diah Pitaloka. Diah Pitaloka mempunyai adik laki-laki bernama Wastu Kencana dan diberi umur panjang. Ketika perang bubat berlangsung Wastu Kencana baru berusia 9 Tahun. Di bawah bimbingan pamannya yaitu Mangkubumi Suradipati alias Sang Bumi Sora atau Batara Guru di Jampang, Wastu Kencana berkembang menjadi seorang calon raja yang seimbang keluhuran budinya lahir bathin, seperti tersebut pada wasiatnya yang tertulis pada
Prasasti Kawali, yaitu :
- Nagara akan jaya dan unggul perang bila rakyat berada dalam kesejahteraan (Kerta Bener)
- Raja harus selalu berbuat kebajikan (Pakena Gawe Rahayu) 

Itulah syarat yang menurut wasiatnya untuk dapat pakeun heubeul jaya
 dina buana, pakeuna nanjeur najuritan untuk 
menuju mahayunan ayuna kadatuan.
(sumber: Panitia Hari Jadi Ciamis ke 373 tahun 2015)

Sejarah Singkat Kabupaten Ciamis (1)

Picture from: www.zazzle.com.au
Proses lahirnya Hari Jadi Kabupaten Ciamis, diawali dengan keluarnya surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ciamis tanggal 6 Oktober 1970 Nomor 36/X/Kpts/DPRD/1970 dan Nomor 5/II/Kpts/DPRD/1971, tentang Pembentukan Panitia Penyusunan Sejarah Galuh, yang dalam pelaksanaannya panitia tersebut didampingi oleh Tim Ahli Sejarah IKIP Bandung, yang dipimpin oleh Drs. Rd. H. Sa’id Raksanegara. Dibentuknya panitia penyusunan sejarah galuh, dimaksudkan untuk menelusuri dan mengkaji sejarah galuh secara menyeluruh. Mengingat terdapat beberapa alternative didalam menetapkan hari jadi tersebut, apakah akan memakai titimangsa Rahyangta di Medangjati yaitu mulai berdirinya Kerajaan Galuh oleh Wretikkandayun tanggal 23 Maret 612 M atau zaman Rakean Jamri yang juga disebut Rahyang Sanjaya sebelum sang Manarah berkuasa, atau akan mengambil tanggal dan tahun dari peristiwa–peristiwa, sebagai berikut 
1. Digantinya nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis oleh Bupati Rd. Tumenggung Sastra Winata pada Tahun 1916; 
2. Pindahnya pusat pemerintahan dari Imbanagara ke Cibatu (Ciamis) oleh Bupati Rd. Aa Wiradikusamah pada tanggal 15 Januari 1815; 
3. Atau berpindahnya pusat Kabupaten Galuh dari Garatengah yang letaknya di sekitar Cineam (Tasikmalaya) ke Barunay (Imbanagara) pada tanggal 12 juni 1642. 

Hasil kerja keras panitia penyusun sejarah galuh dan tim ahli sejarah IKIP Bandung, akhirnya menyimpulkan bahwa Hari Jadi Kabupaten Ciamis jatuh pada tanggal 12 Juni 1642, yang kemudian dikukuhkan dengan surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ciamis tanggal 17 Mei 1972 Nomor : 22/V/Kpts/DPRD/1972. Dengan Keputusan DPRD tersebut diharapkan teki-teki mengenai Hari Jadi Kabupaten Ciamis tidak dipertentangkan lagi dan juga diharapkan seluruh masyarakat mengetahui, sehingga akan lebih bersemangat untuk membangun tatar galuh ini, sejalan dengan moto juang kabupaten ciamis, yaitu Pakena Gawe Rahayu Pakeun Heubeul Jaya Dina Buana,untuk mengejar/mewujudkan mahayunan ayuna kadatuan. 

(sumber: Panitia Hari Jadi Kabupaten Ciamis ke 373 Tahun 2015)

Kamis, 04 Juni 2015

DNA Kita DNA Bola?

  • Boleh setuju boleh juga tidak, otot kita bukan otot sepakbola dan otak kita bukan otak tim. Kita nikmati saja bola sampai tahap partisipasi! bola sebagai hobi! bola sebagai periuk nasi! prestasi?semampunya saja! Jangan dipaksakan!bukan pesimis apalagi inferior!tpi kita harus mampu mengukur diri!  dengan training dan treatment akan menjadi seberapa cepat lari kita, seberapa kuat stamina kita, sekeras apa tendangan kita!
  • Tdk usah dipaksakan!manusia itu diciptakan dgn keistimewaan msing2!jgn krna orang Meskiko posturnya ga beda jauh sama kita trus kita bilang kalau  Meksiko bisa kitapun pasti bisa! (Ingat “bisa” itu kosakata khas kampanye, di dunia nyata bisa ya bisa tidak)
  • Fisik boleh sama!tapi DNA nya pasti beda!spiritnya beda!hatinya beda!
  • Jangan terus bergelut dibidang yang tidak akan kita menangkan!cari alternatif lain kalau ingin berjaya!itu jg kalo kjayaan jd tujuan! Result minded!
  • Olahraga itu asalnya ya untuk mengolah raga!menyehatkan jasmani!dengan harapan jiwa juga menjadi sehat!
  • Masih rendah falsafah “sport” kita jika hanya tahu menang kalah!naik dan jatuh!tertawa dan menangis!senang mendapat tepuk tangan tapi anti caci maki dan hujatan!
  • Bermainlah semampu kita ikut aturan permainannya!yang penting kita telah berusaha bermain baik!
  • Begitu juga hidup!hiduplah semampu kita, ikuti saja aturan sang empunya kehidupan!yang  penting kita telah berusaha untuk menjadi hambanya yang baik!
  • Entah mulai kapan menang kalah jadi patokan!mungkin paham kebendaan yg membuat olahraga jadi memateri!lekonomi baru..pertumbuhan baru!
  • Kalau sudah dirasuki paham kebendaan dan kepentingan yang membenda ya jadi panas!
  • ribut antar pendukung ribut jd pngurus ribut antar pemain.ujung2nya ya kuasa dan uang!
  • Kita bangsa bulutangkis!badminton!jangan sekali2 merupakan sejarah!kita mampu jd juara dilevel manapun!
  • krn otak, otot dan DNA bangsa kita ya cocoknya buat badminton!kita hanya solid ketika berjamaah (bca berorganisi) dgn jml 2 orang
  • kalo lebih cenderung muncul pengkhianat dan kaum opportunis!makan tulang teman!senang teman sengsara dan sedih ktika teman brhasil!
  • sulit bersatu!selalu ada yg jdi pengkhiatan!makan darah bangsa sendiri!itu alasan  mengapa bangsa ini terlalu lama utk merdeka!
  • alasan mengapa bangsa ini terus menerus jadi bangsa berkembang!sebab yg membuat  kita sllu jadi bangsa termangsa!
  • Penasbihan jadi pendukung fanatik itu bukan prestasi besar!terlampau banyak yg bisa spt itu!jgn biarkan energimu hbis buat memuja mahluk!gunakan energimu yg besar anak  muda utk kau ukir prestasi dibidang lain
  • Tak elok jika kita mengaku insan olahraga tapi hidup kita tdk sportif!selalu mencari alasan utk tdk menerima kekalahan!
  • Bungkam seribu bahasa manakala menang dgn kecurangan!Kekuasaan bisa mmbeli kemenangan,meciptakn kekalahan!tp tidak akan bisa membeli makna.
  • Menuntut anak bola terbang tinggi sampai ke langit dunia!tidak realistis!bahkan cenderung  menjadi mimpi yg dipaksakan!
  • Kita nikmati saja bola seperti anak2 di atas!penuh suka cita!tawa ria!jatuh,bangkit…lari  lagi! tendang meleset tendang lagi!

Jumat, 29 Mei 2015

Kohkol, Nongtrongan, Jumaahan dan Sangu Ketan


Bedug dan Kohkol (sumber: badriahbadriah.wordpress.com)

Pada dekade tahun 1980an aura agung dan sakral hari Jumat masih bisa kita rasakan. Hari jumat sebagai rajanya hari (sayyidul ayyam) betul-betul dipahami dan dimaknai lebih dibanding hari-hari lainnya. Hal ini karena ada sebuah ibadah yang hanya dapat dilakukan pada hari itu, Shalat Jumat. Begitu istimewa sampai salah satu nama surat dalam Kitab Suci Al Quran ada yang bernama Al Jumuah!. Para orang tua kita, bapak, kakek dan para leluhur lainnya berislam dengan begitu sederhana. Totalitas dan loyalitas mereka pada agama ini mereka filosofiskan dan praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Filosofis leluhur yang dituturkan turun temurun adalah :
"ulah loba teuing ngadengekeun raramean/musik/lagu dunya, sok maehkeun hate jeung bisi teu kabagean raramean akherat", "Ulah loba teuing seuseurian di dunya bisi ceurik di akherat"
pitutur yang sangat sulit untuk dilaksanakan. Kita menganggap musik dan lagu untuk hiburan dari penatnya kehidupan dan tertawa untuk menghilangkan stres. (padahal sumber stress kita cari sendiri).

Hari jumat bagi mereka adalah hari istimewa. Malamnya diisi dengan membaca Al Quran. Surat Yaasiin, Al Kahfi, Al Waqiah seolah menjadi menu wajib. Paginya jam 09.00an sudah terdengan bunyi nongtrongan di Mesjid Jami dan di Surau Aki Lebe . Nongtrongan adalah bunyi dari kohkol yang dipukul dengan irama yang khas. Yang paling fantastis adalah sehabis nongtrongan Aki Lebe dan beberapa yang lainnya sudah datang di mesjid jami!pahala besar bagi mereka yang paling pertama datang ke mesjid mereka praktekan betul! Lha saya sekarang, datang sebelum adzan berkumandang itu sudah lumayan. Mungkin saya terlalu sibuk atau terlalu tidak taat!aku harus istighfar atas istighfarku!

Aki Lebe bagi saya adalah legenda ketaatan. Masih terbayang sehabis shalat jumat berkeliling silaturahmi ke kerabatnya. Pergi ke surau di pagi buta hanya bertemankan lampu cempor. sedangkan aku kini. Kondisi jaman yang telah terang benderang, air mengalir lancar tapi ketaatan itu seolah tersumbat!astaghfirullah!

Hal lain yang kukenang adalah sangu ketan, nasi ketan yang dimasak ibu khusus hari jumat. bertabur kelapa rasanya maknyosssss!

Rabu, 27 Mei 2015

Selamat Buat Chelsea dan Leicester City




Usai sudah BPL musim 2014-2015 yang menasbihkan Chelsea sebagai kampiun. Rentang waktu 1995-2000 pernah jadi mengagumi Chelsea. Saat itu Chelsea adalah klub medioker dan klubnya kaum snobis Kota London. Saat itu ada 2 hal yang menyebabkan saya suka Chelsea, namanya enak di dengar dan faktor Ruud Gullit. Sebagai fans AC Milan dan Belanda tentu mengamati kiprah legenda hidupnya. Ruud Gullit membawa perbedaan di Chelsea saat itu, mengusung sexy football gaya bermain Chelsea yang mengadopsi gaya bermain bola eropa daratan terlihat aktraktif di Liga Inggris yang saat itu masih lazim memakai pakem kick and rush!
Mendukung Chelsea saat itu tidak populer. Kekalahan 1-4 pada 21 Oktober  1995 dari Manchester United membuat saya dibully habis. Saat itu eranya MU dengan Eric Cantonanya.Perlahan tapi pasti Chelsea bertransformasi. Ruud Gullit merupakan jalan bagi 'invasi' pemain Italia ke Liga Inggris. Gianluca Vialli, Gianfranco Zola, Roberto Di Matteo merupakan figur yang meletakan bangunan kesuksesan sepakbola Chelsea, selain gelontoran dana besar dari taipan Russia Roman Abramovich!
Dengan melihat sumberdaya yang hampir tidak terbatas menjadi juara BPL bagi Chelsea sudah sewajarnya. Tanpa bermaksud mengurangi makna perjuangan bagi seluruh fans, dan komponen tim, perjalanan Chelsea nyaris tidak menyisakan drama. Kesuperioran Chelsea dari awal musim di puncak klasemen membuat kompetisi seolah kehilangan greget. Pakem kolaborasi pemain hebat, pelatih hebat, uang yang hebat semakin mentasbihkan formula kesuksesan sebuah klub sepakbola.
Aura lain kita bisa dapat di Leicester City. Klub yang nyaris tanpa pemain yang familiar dengan telinga kita kecuali mungkin Kasper Schmeichel dan Esteban Cambiasso dan anggaran yang pas-pasan menyuguhkan perjuangan yang luar biasa. 140 hari terbenam di dasar klasemen ternyata bisa lolos dari lubang degradasi. Untuk sekapasitas Leicester City ini adalah sukses besar. Tapi mungkin kebahagian lolos degradasi bagi fans, pemain dan manajemen Leicester City melebihi tim-tim yang lain. Kecuali mungkin bagi Newcastle United yang juga lolos degradasi secara dramatis.
Lesson Learning : Kesuksesan tiap klub level yang berbeda. Bagi sekaliber Chelsea standar kesuksesan adalah juara liga, FA atau UCL, tapi bagi klub semenjana lolos degradasi sudah merupakan prestasi. begitu juga dengan kita. Tiap kita berhak sukses. definisikan sukses dengan dengan resources yg kita punya.Formula dan definisi bahagia tidak sama bagi setiap orang, jangan memaksakan rumus bahagia kita sama dengan orang lain dan sabaliknya!nikmati perjuangan kita!

Kamis, 21 Mei 2015

The Exotism of Situ Lengkong, Panjalu, Ciamis, West Java


The sun and the Bagang

The Sirib Badag

The Parahu Atlet

Nusa Larang Island as habitat of  Kalong

silhouette of Tukang Ngala Lauk
Foto diambil dengan Kamera Asus Zenfone 4

Menyisakan Ketidakpercayaan

Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...